Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Senin, 29 Desember 2014

SUNAH MEMAKAI CINCIN AKIK


1.APAKAH RASULULLAH MEMAKAI CINCIN?

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: ''كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فِضَّةٍ حَبَشِيًّا ''
Didalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata bahwa cincin Rasulullah saw terbuat dari perak dan batu (cincin) nya adalah batu Habasyi.” (HR. Muslim dan (HR. At Tirmidzi No.1739, katanya: hasan shahih gharib. Ibnu Majah No. 3646. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 1739)


اتَّخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتِمًا مِنْ وَرِقٍ فَكَانَ فِى يَدِهِ ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ أَبِي بَكْرٍ ، ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ عُمَرَ ، ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ عُثْمَانَ حَتىَّ وَقَعَ مِنْهُ فِى بِئْرِ أَرِيْسٍ . وَنَقْشُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ
Maksudnya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakai cincin perak yang awalnya berada di tangannya, kemudian cincin itu berada di tangan Abu Bakar, kemudian cincin itu berada di tangan ‘Umar, kemudian cincin itu berada di tangan ‘Utsman hingga terjatuh ke dalam sebuah sumur yang bernama sumur Urais. Berukir pada cincin itu (nama): “Muhammad Rasulullah.”
(Hadits riwayat Muslim)
Dan diriwayatkan pula dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya: Bahwa cincin Nabi Muhamamd saw dari perak dan tulisannya “Muhammad Rasulallah” adapun tulisan pada cincin Ali “al mulku lillah”

2.LAKI-LAKI MUSLIM DISUNAHKAN MEMAKAI CINCIN
Imam Ali berkata: Diantara sunnah adalah memakai cincin. Diriwayatkan pula dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya tentang wasiat Rasulallah kepada Ali: Hai Ali gunakanlah cincin di jari sebelah kanan.

3.DI JARI MANAKAH MEMAKAI CINCIN?

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَخَتَّمَ فِي إِصْبَعِي هَذِهِ أَوْ هَذِهِ قَالَ فَأَوْمَأَ إِلَى الْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا
Terjemahannya: “Yahya bin Yahya telah meriwayatkan kepada kami bahwa Abu al-Ahwas meriwayatkan dari ‘Aasim bin Kulaib dari Abu Burdah yang berkata: Ali telah berkata: Rasulullah (SAW) telah melarang aku  memakai cincin pada jariku ini atau ini. Dia mengisyaratkan kepada jari tengah dan jari telunjuk (HR Muslim)
Pada riwayat lain bahwa Rasul saw memakai cincin terbuat dari perak di jari kelingking beliau saw (Shahih Muslim hadits no.2095).
Rasul saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536).
Rasul saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078).
Sunnah bagi lelaki untuk memakai cincin pada jari kelingking, demikian pula ia dibolehkan memakai cincin pada jari manis, karena tidak ada dalil yang melarangnya. Adapun memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah maka ada larangan yang datang. Ali bin Abi Tholib radiallahu ‘anhu berkata :
نَهَانِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ أَتَخَتَّمَ فِي أُصْبُعَيَّ هَذِهِ أَوْ هَذِهِ قَال : فأومأ إلى الوسطى والتي تليها
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk memakai cincin di kedua jariku ini atau ini” (Ali mengisyaratkan kepada jari tengah dan jari telunjuk).” (HR Muslim no 2078)

4. DI TANGAN YANG MANA?
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq berkata,”Aku menyaksikan ash Shalt bin Abdullah bin Naufal bin Abdul Mutthallib mengenakan cincin di jari kelingking kanan.” Maka aku mengatakan,”Apa ini?’ dia menjawab,’Aku pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincinnya seperti ini dan menjadikan batu cincinnya di bagian luarnya.’ Dia mengatakan,’Tidaklah Ibnu Abas meyakini hal itu kecuali dia menyebutkan bahwa Rasulullah saw mengenakan cincinnya seperti itu.’ (HR. Abu Daud)
Diriwayatkan dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya tentang wasiat Rasulallah kepada Ali: Hai Ali gunakanlah cincin di jari sebelah kanan, karena itu merupakan keutamaan dari Allah Azza wa jalla bagi orang-orang yang dekat kepada-Nya [al muqarrabin].
Dalam redaksi lain dari Salman al Farisi berkata: Rasulallah bersabda kepada Ali ibn Abi Thalib: Hai Ali gunakanlah cincin di tangan kanan, niscaya engkau akan menjadi al Muqarabin. Ali bertanya: ya Rasulallah siapa al Muqarrabin itu ? Rasulallah menjawab: Jibril dan Mikail. Dan diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw memerintahkan agar Ali, Amirul Mukminin, dan para Imam menggunakan cincin ditangan kanan. Dari al Jahidz: Bahwa Adam, Idris, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ilyas, Ya’kub, Sulaiman, Yusuf, Danial, Yusya’, DzulQarnain, Yunus, Luth, Hud, Syaib, Zakaria, Yahya, Shalih, Uzair, Ayub, Lukman, Isa, Muhammad Saw menggunakan cincin ditangan kanannya. Hal senada dikemukakan pula oleh Bukhori dan Turmudzi.
5.DISUNAHKAN MEMAKAI AKIK
Rasulallah bersabda: Gunakanlah cincin aqiq. Ali bertanya: ya Rasulallah, dengan apa saya gunakan cincin ? Dengan aqiq merah

6. APA BATU DI CINCIN RASULULLAH?
Menurut Anas bin Malik, cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habasyi). Selanjutnya, ukiran yang tertera di cincin Rasulullah SAW adalah “Muhammad” satu baris ,”Rasul” satu baris, dan “Allah” satu baris”.
Arti “ habasyi “ di dalam hadist di atas ialah sejenis batu berwarna hitam juga dikenali sebagai Batu Habasyi Afrika atau ‘AQIQ YAMAN

7.HUKUM MEMAKAI GELANG
Gelang dan rantai bukanlah untuk dipakai lelaki islam. Hiasan lelaki cuma dua yaitu cincin dan isteri. Lelaki haram pakai rantai dan gelang tangan walau apapun jenisnya
dalam mazhab Syafi'iy(Fiqh alManhaji) menegaskan haram hukumnya berdasarkan hadis Bukhari (no 5546) yang bermaksud:

Dari Ibn Abbas RA, bahawa Rasulullah saw melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki."

Fiqh as Syafi'iy berpendapat haram hukumnya lelaki menyerupai wanita dalam berpakaian dan perhiasan seperti mengenakan anting-anting, kalung, rantai leher dan gelang tangan. Juga diharamkan peniruan dalam bentuk percakapan dan lenggak-lenggok kecuali itu adalah asal kejadiannya (khunsa sahaja).
أن النبي -صلى الله عليه وسلم- رأى رجلا في يده حلقة من صفر فقال: ما هذه? قال: من الواهنة، قال: انزعها فإنها لا تزيدك إلا وهنًا، فإنك لو مت وهي عليك ما أفلحت أبدًا
"Bahawasanya Nabi saw telah melihat seorang lelaki di tangannya ada gelang dari tembaga, Nabi saw bertanya: "Apakah ini?" Orang itu menjawab: "ini al-Wahinah ." Sabda Nabi saw: "Tanggalkan segera, sesungguhnya dia tidak menambahkan kepadamu melainkan kelemahan, sesungguhnya jika kamu mati dan gelang itu ada padamu, kamu tidak akan selamat selama-lamanya." (Sahih Imam Ahmad)

8.TENTANG EMAS, PERAK DAN BESI
Haram bagi lelaki memakai emas (dan juga campuran emas seperti suasa). Ali bin Abu Talib r.a. berkata:”Rasulullah s.a.w. mengambil sutera, ia letakkan di sebelah kanannya, dan ia mengambil emas kemudian diletakkan di sebelah kirinya, lantas ia berkata: Kedua ini haram buat orang laki-laki dari umatku.”(Riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)

:
ثم أتاه وعليه خاتم من ذهب فقال مالي أرى عليك حلية أهل الجنة
Datang kepada Rasulullah seseorang yang memakai cincin dari emas. Lalu Beliau bersabda: “Kenapa saya melihat padamu perhiasan penduduk surga?” (HR. At Tirmidzi No. 1785, katanya: gharib)
 (namun telah sepakat para ulama dan Muhadditsin bahwa yg diharamkan bagi pria adalah emas, dan emas dalam bahasa Arab adalah Dzahab, dan Dzahab adalah emas yg berwarna kuning. mengenai emas putih maka pria boleh memakainya, sebab bukan Dzahab dalam pengertian syariah yaitu emas kuning.)

Tentang cincin besi, Imam An Nawawi mengatakan:
وَلِأَصْحَابِنَا فِي كَرَاهَته وَجْهَانِ : أَصَحّهمَا لَا يُكْرَه لِأَنَّ الْحَدِيث فِي النَّهْي عَنْهُ ضَعِيف
“Dan bagi sahabat-sahabat kami, tentang kemakruhan memakai cincin besi ada dua pendapat, yang paling benar adalah tidak makruh. Karena hadits tentang larangannya adalah dhaif. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/134. Mauqi’ Ruh Al Islam)

Adapun keharaman emas bagi laki-laki telah ditegaskan oleh banyak riwayat shahih, bahkan mutawatir. Ada pun selain emas, maka pihak yang mengharamkan tidak memiliki pijakan yang kuat. Oleh karena itu berkata Imam Abu Thayyib Syamsul Haq Al Azhim Abadi tentang perak:

قُلْت : وَالْحَدِيث مَعَ ضَعْفه يُعَارِض حَدِيث أَبِي هُرَيْرَة مَرْفُوعًا بِلَفْظِ " وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِالْفِضَّةِ فَالْعَبُوا بِهَا " أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَسَيَأْتِي وَإِسْنَاده صَحِيح ، فَإِنَّ هَذَا الْحَدِيث يَدُلّ عَلَى الرُّخْصَة فِي اِسْتِعْمَال الْفِضَّة لِلرِّجَالِ ، وَأَنَّ فِي تَحْرِيم الْفِضَّة عَلَى الرِّجَال لَمْ يَثْبُت فِيهِ شَيْء عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّمَا جَاءَتْ الْأَخْبَار الْمُتَوَاتِرَة فِي تَحْرِيم الذَّهَب وَالْحَرِير عَلَى الرِّجَال فَلَا يَحْرُم عَلَيْهِمْ اِسْتِعْمَال الْفِضَّة إِلَّا بِدَلِيلٍ وَلَمْ يَثْبُت فِيهِ دَلِيل . وَاَللَّه أَعْلَم
“Saya berkata: hadits ini bersamaan kedhaifannya telah bertentangan dengan hadits Abu Hurairah secara marfu’ dengan lafaz: “Tetapi hendaknya kalian memakai perak maka bermainlah dengannya..” Dikeluarkan oleh Abu Daud dalam hadits selanjutnya, dengan sanad yang shahih. Hadits ini menunjukkan keringanan dalam menggunakan perak bagi laki-laki, ada pun pengharaman perak bagi laki-laki tidak ada satu pun yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang ada hanyalah riwayat mutawatir tentang pengharaman emas dan sutera bagi laki-laki. Maka, tidaklah mereka diharamkan memakai perak kecuali dengan dalil, dan ternyata tidak ada dalil yang kuat dalam masalah ini. Wallahu A’lam.” (Ibid, 11/190)

Imam Asy Syaukani juga menyatakan kebolehannya, menurutnya tidak satu pun hadits shahih tentang pengharaman cincin perak, dan beliau juga menyebutkan hadits “Tetapi hendaknya kalian memakai perak maka bermainlah dengannya sesuai selera,” sebagai penguat kebolehannya. (Nailul Authar, 1/67. Maktabah Ad Da’wah Al Islamiyah)

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr mengatakan:
وأن خاتم النبي صلى الله عليه وسلم كان من فضة، وأنه توفي وهو في يده، ثم صار في يد أبي بكر ثم في يد عمر ثم في يد عثمان ، وفي أثناء خلافته سقط من يده في بئر أريس. فاتخاذ الخاتم من الفضة ثبتت فيه الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
"Sesungguhnya cincin Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terbuat dari perak, ketika beliau wafat cincin itu masih ditangannya, lalu berpindah tangan ke Abu Bakar, kemudian ke tangan Umar, kemudian Utsman. Ketika masa kekhilafahan Utsman jatuh dari tangannya ke sumur urais. Menggunakan cincin perak telah dikuatkan oleh berbagai hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. (Syaikh Abdul Muhsin Al 'Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud, No. 473. Maktabah Misykah)
Ulama dari Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah membolehkan memakai cincin walaupun sedang ihram. (Ibid, 2/170)

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah mengatakan:
لا حرج في لبس الساعة في اليد اليمنى أو اليسرى كالخاتم وقد ثبت عن النبي ، - صلى الله عليه وسلم - ، أنه لبس الخاتم في اليمنى وفي اليسرى ، ولا حرج في لبس الحديد من الساعة والخاتم لما ثبت عن النبي ، - صلى الله عليه وسلم - ، في الصحيحين أنه قال للخاطب { التمس ولو خاتماً من حديد } أما ما يروى عنه، - صلى الله عليه وسلم - ، في التنفير من ذلك فشاذ مخالف لهذا الحديث الصحيح.
Tidak mengapa memakai jam di tangan kanan atau kiri sebagaimana cincin. Telah tsabit (shahih) dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau memakai cincin di kanan dan di kiri, dan tidak mengapa memakai jam dan cincin dari besi, sebab telah tsabit dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Shahihain, bahwa Beliau bersabda kepada orang yang melamar: “Carilah mahar walau dengan cincin dari besi.” Ada pun riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menunjukkan agar hal itu dijauhi adalah riwayat yang syadz (janggal) bertentangan dengan hadits shahih ini.” (Fatawa Islamiyah, 4/324. Dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad bin Abdul Aziz Al Musnid)

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin juga menjadikan hadits: “Carilah mahar walau dengan cincin dari besi,” sebagai dalil bolehnya memakai cincin besi. (Syaikh Utsaimin, Fatawa Nur ‘Alad Darb, No. 193)


9.LARANGAN MEMAKAI EMAS, KUNINGAN DAN LOGAM LAIN BERWARNA KUNING BAGI LAKI-LAKI
Imam Ibnu Muflih mengatakan:
لاَ أَعْرِفُ عَلَى تَحْرِيمِ لُبْسِ الْفِضَّةِ نَصًّا عَنْ أَحْمَدَ وَكَلاَمُ شَيْخِنَا ( يَعْنِي ابْنَ تَيْمِيَّةَ ) يَدُل عَلَى إِبَاحَةِ لُبْسِهَا لِلرِّجَال إِلاَّ مَا دَل الشَّرْعُ عَلَى تَحْرِيمِهِ ، أَيْ مِمَّا فِيهِ تَشَبُّهٌ أَوْ إِسْرَافٌ أَوْ مَا كَانَ عَلَى شَكْل صَلِيبٍ وَنَحْوِهِ
“Aku tidak mengetahui adanya perkataan dari Imam Ahmad tentang pengharaman memakai perak. Dan ucapan syaikh kami (yakni Ibnu Tamiyah) menunjukkan kebolehan memakai perak bagi laki-laki, kecuali jika ada dalil syara’ yang menunjukkan keharamannya, yaitu apa-apa yang di dalamnya terdapat kemiripan dengan emas dan berlebihan, atau yang bentuknya menyerupai salib, dan lainnya. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 18/111)

10.SUMBER LAIN
”An akik ring also has religious importance in Islam as it is considered sunnah to wear one due to the fact that the Prophet Muhammad wore an akik ring set with silver on his right hand, and that in imitation many Muslims including clergy from both shia and sunni sects today do the same” (wikipedia).
http://komunitasbatualam.blogspot.com/

Sabtu, 27 Desember 2014

110 Nama Ratu Kidul


1. Kanjeng Ibu Ratu Kidul Sekaring Jagad.
2. Kanjeng Ibu Ratu Samodra Kidul.
3. Kanjeng Ibu Ratu Segoro Joyo.
4. Bathari Ardho Nariswari.
5. Bathari Artati.
6. Bathari Mawiryawan.
7. Bathari Promotatyo.
8. Bathari Limpadpatari.
9. Bathari Prokosito.
10. Bathari Cokrowarti.
11. Bathari Hentoyoso.
12. Bathari Maharso.
13. Bathari Satyo.
14. Bathari Drawelo.
15. Bathari Panulu.
16. BAthari Sasmoyo.
17. Bathari Socito.
18. Bathari Gurilap.
19. Bathari Pramudiko.
20. Bathari Pramudito.
21. Bathari Bisomo.
22. Bathari Maribowo.
23. Bathari Ratnowadu.
24. Bathari Kusumowicitro.
25. Bathari Condromoyo.
26. Bathari Subosito.
27. Bathari Poromarto.
28. Bathari Pronomiyo.
29. Bathari Pranwo.
30. Bathari Pramusito.
31. Bathari Tirto Marto.
32. Bathari Moho Bisono.
33. Bathari Wigoto.
34. Bathari Sudarpo.
35. Bathari Basworo.
36. Bathari Mahayu.
37. Bathari Sundoriyo.
38. Bathari Probonorowoto.
39. Bathari Prabasworo.
40. Bathari Dumilah.
41. Bathari Sahono.
42. Bathari Ngupaksomo.

43. Bathari Lumobo.
44. Bathari Pahayu.
45. Bathari Hanowo.
46. Bathari Saroyo.
47. Bathari Yumono.
48. Bathari Pujobroto.
49. Bathari Pudyosatoto.
50. Bathari Kapono.
51. Bathari Widiyuto.
52. Bathari Mapito.
53. Bathari Sanodya.
54. Bathari Binowo.
55. Bathari Prabu Dumilah.
56. Bathari Nguposondo.
57. Bathari Pratanjono.
58. Bathari Gurnito.
59. Bathari Kamuro.
60. Bathari Payuwoho.

61. Bathari Niyoso.
62. Bathari Kulandoro.
63. Bathari Satiti.
64. Bathari Sadoko.
65. Bathari Ludono.
66. Bathari Padhopa.
67. Bathari Benggolo.
68. Bathari Tumitah.
69. Bathari Rasiko.
70. Bathari Nirmolo.
71. Bathari Pragiwaksono.
72. Bathari Suboso.
73. Bathari Madrenyo.
74. Bathari Pangusodo.
75. Bathari Parigrobo.
76. Bathari Nugroho.
77. Bathari Mahajeng.
78. Bathari Srediyo.
79. Bathari Hupodrowo. 
80. Bathari Maderdyo Nyamuho.
81. Bathari Papayu Sarupo.
82. Bathari Hasmoroloyo.
83. Bathari Kasampatan.
84. Bathari Avalokitesvara.
85. Bathari Sakirno.
86. Bathari Halyuno.
87. Bathari Pawitro.
88. Bathari Kanoyo.
89. Dewi Welas Asih.
90. Dewi Pamuryan.
91. Dewi Kencono Sari. 
92. Dewi Sanggromowijoyo.
93. Dewi Songgobuwono.
94. Dewi Songgolangit.
95. Dewi Cinde Wine.
96. Dewi Kandito.
97. Dewi Ajar Cemoro Tunggal.
98. Dewi Pradnyo Poromito.
99. Dewi Tanurogo.
100. Dewi Sekar Madhapi.
101. Dewi Ratu Mas.
102. Dewi Mawar Sari.
103. Dewi Putri Sri Wulan.
104. Dewi Retno Suwidi.
105. Dewi Angin-Angin.
106. Dewi Ratu Ayu Pagedhongan.
107. Dewi Nawangsih.
108. Dewi Nyai Modo.
109. Dewi Ayu Sawiji Sekaring Jagad.
110. Kanjeng Gusti Kusumaning Ayu Ratu Kidul.

Minggu, 14 Desember 2014

Mustika Batu Merah Delima, Bentuk Ciri-Ciri Dan Asal Usulnya

Mustika Batu Merah Delima - wartainfo.com

Asal-Usul, Bentuk, Ciri-Ciri Dan Cara Menguji Keaslian Mustika Batu Merah Delima - Bukan Rahasia lagi jika Masyarakat di Indonesia Banyak yang ingin sekali mendapatkan batu merah delima dimana batu merah delima tersebut  diyakini mempunyai salah satu kesaktian sehingga siapa yang mempunyai batu tersebut, maka tubuh mereka akan kebal terhadap senjata, bisa mengobati orang yang sakit dan masih banyak lagi lainnya.

Dengan Mitos Kedahsyatan Batu Merah Delima Tersebut,  Banyak sekali yang terbuai bahkan tidak sedikit malah jadi korbannya. Batu yang banyak terdapat di Bali tersebut konon memiliki kekuatan ghaib yang dahsyat. Berikut Ulasannya:

Bentuk Mustika Merah Delima

Pengamat militer dan Tosan Aji MT Arifin, terdapat beberapa bentuk MD (Merah Delima). Kelereng konon memiliki kekuatan ghaib untuk keamanan dan kesehatan pemiliknya atau orang lain yang menggunakannya.

Bundar agak oval, model ini cocok buat urusan perdagangan atau manajemen.
Oval, cocok buat berbisnis.
Namun tidak semua orang dapat merawat batu yang bisa dijadikan khodam ini. Disamping itu harganya bisa mencapai milyaran. Itupun belum tentu asli. 

Menurut Soelung Loedhaya, spritualis asal Bali. 

Warna merah, ster putih 6, tanpa gelembung, mengkristal. Memiliki kekerasan 9. dan warnanya bisa bias sampai 21 gelas.

Ada dua bentuk, yaitu mirah delima batu aji dan mirah delima mustika. Kebanyakan yang diburu kolektor adalah yang mustika. Biasanya yang namanya mustika, itu berasal dari alam halus. Karena susah dicari, maka benda itu dipalsukan dengan diberi fosfor. Agar menyala didalam air.

Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro, MD itu di bagi 2.

Merah Delima yang terbuat dari Batu Kali. Di pasaran orang menyebut dengan Batu Merah Rubbi.
Merah Delima Asli. Artinya benar-benar memiliki kekuatan Ghaib.

Menurut Gus Simon, Spiritualis asal Surabaya.
  • Merah Delima bentuknya kecil, tidak besar-besar seukuran biji merah delima.
  • Merah Delima bisa memendarkan cahaya merah dengan radius sangat luas. Bisa memendarkan sampai empatpuluh gelas.
  • Kegunaannya pun multifungsi. Tetapi yg utama adalah untuk kharisma, kewibawaan, dan penarik rejeki. Sedang untuk efek kekebalan, hampir semua batu mustika bisa memberikan efek kekebalan, bila sebelumnya di asma’ dahulu. Jadi kalau ada orang yang menawarkan Batu Merah Delima dengan hanya menawarkan kekebalan saja itu berarti palsu.

Ciri-Ciri Batu Mustika Merah Delima ASLI
 Mustika Batu Merah Delima - wartainfo.com
  • Bentuknya kecil seukuran biji delima. Tidak besar. Kalau besar, dapat dipastikan palsu.
  • Warna merah tanpa gelembung dan mengkristal.
  • Taruh Merah Delima dalam segelas air. Rendam dalam segelas air. Jika bias menembus 7 gelas sampai 21 gelas dan tidak hilang dalam waktu satu bulan. Berarti asli. Sebab bisa saja penjual menggunakan fosfor. Jika direndam lama pasti kandunganya akan lemah.
  • Tembak rendaman gelas dg peluru. Jika gelas itu tdk pecah. Berarti asli. Bila menggunakan silet, perhatikan dua sisinya, sebab bisa saja satu bagian tumpul, satu bagian tajam.
  • Keaslian sebuah Batu Merah Delima juga terletak pada kekuatannya. Instansi yang berwenang untuk mengujinya biasanya memiliki alat untuk mengetahui kekuatan Batu Merah Delima. Kalau batu itu tidak pecah bila dipukul dengan kekuatan tertentu, bisa dijamin keasliannya.
  • Harga Batu Merah Delima yang asli sangat mahal, dari ratusan juta hingga milyaran rupiah. Karena itu bila ada pedagang yang menjual batu permata jenis ini dengan harga hanya beberapa juta, maka patut dipertanyakan keasliannya.

Asal-Usul Mustika Merah Delima

Merah Delima adalah penjelmaan jin. Karena selain penangganan yg khusus, wadahnya pun harus khusus yg wujudnya mirip kepompong. Karena tanpa wadah itu, Merah Delima akan menghilang dg sendirinya. Kata MT Arifin.

Menurut Soelung Loedhaya, spritualis asal Bali. 

Mustika Merah Delima bukan batu dari alam ghaib, tetapi batu yang mempunyai kekutan ghaib.

Menurut RM Wisnu Agung Putra Diponegoro 

Mustika Merah Delima ini berasal dari buah delima berwarna merah. Tetapi buah ini sangat sulit didapati. Tidak semua biji delima merah bisa dijadikan Batu Merah Delima, yg bisa memiliki kekuatan ghaib. Karenanya untuk bisa mendapatkanya harus memilh.

Mustika Merah Delima asli ini hanya dimiliki oleh raja-raja jaman dahulu. Seperti Prabu air Langga, Gajahmada, dan Joko Tingkir. “Jadi kalau sekarang masih ada yang mengaku punya Mustika Merah Delima, berarti itu adalah batu mirah rubbi yg dikatakan Mustika Merah Delima”, Jelasnya.

Menurut Gus Simon, spiritualis asal Surabaya. 

Mustika Merah Delima Berasal dari legenda Nabi Sulaiman, As. Yg mendapatkan batu langsung dari Allah SWT. Dan beliau berikan kepada seorang istri yang sangat di cintainya, Ratu Balqis. Namun karena tidak cocok, kemudian batu itu menghilang ketika beliau berlayar. Dari situlah banyak orang mencarinya. Sebab dipercaya dapat meningkatkan kewibawaan. Cara mendapatkanya pun tidak dengan jual beli. Tetapi Hibah.

Berasal dari pertambangan Mogok - Myanmar.

Tak jelas kapan tambang mogok ini ditemukan. Demikian tentang juga dengan Merah delima atau Batu Ruby. Tak banyak yang tahu. Namun berdasar legenda masyarakat setempat, penemuan batu mulia ini telah ada sejak jaman Budha berjalan di atas bumi.

Dikisahkan: dahulu Kawasan Mogok adalah kawasan hutan belantara dan dihuni oleh burung-burung liar. Ketika itu, seekor burung elang terbesar yang pernah hidup di bumi, tengah berburu makan. Setelah mendapatkan buruanya, daging langsung di cabik-cabik oleh kuku-kuku tajam elang. Bersamaan itu tercabik pula sebuah batu keramat besar yang berada di puncak bukit. Tak sadar, batu itu bercampur dengan darah dan bercampur daging dan ikut termakan. Karena tdk bisa menelan, batu itu dibuang bersama darah segar yang masih menyelimutinya. Itulah batu merah delima atau batu rubi pertama kali muncul di dunia.

Sejak itu, masyarakat Myanmar percaya, bahwa batu merah delima itu bisa ditemukan di sarang-sarang elang. Hal ini didasari oleh fakta bahwa, burung elang memang punya kebiasaan makan daging yang masih berdarah. Konon juga, sebenarnya batu itu adalah bukan batu, tapi benar-benar darah yang telah membatu. Itu sebabnya banyak orang percaya, bila batu ini dimasukan kedalam air, air itu akan berwarna merah.

Tapi seiring dengan berjalanya waktu, manusia tdk mungkin mengintip satu persatu sarang elang. Mereka sadar, bahwa batu itu adalah bongkahan yang terselimuti tanah dan lumpur. Eksplorasi besar besaran baru dilakukan pada abad ke-6 Masehi. Saat itu berhasil menemukan bongkahan batu merah delima atau batu ruby yang diyakini terbesar di dunia. Beratnya mencapai 32Kg.

Abad ke-15 dengan rakusnya bangsa barat menguasai desa Mogok, dengan (memanfaatkan kelemahan raja Burma. Meski telah mati-matian mencari, hingga sekarang belum pernah menemukan batu yang demikian besar untuk dibanggakan. Tak mengherankan bila batu ini mempunyai nilai jual yang selangit, karena tdk tersedia dlm jumlah besar dan sangat sulit mencarinya. Atau bahkan tidak ada sama sekali.

Jadi sobat wartainfo.com,  Jika ada yang mengaku mempunyai Batu Mustika Merah Delima asli dan menawarkan harga yang “Wah”, harap hati-hati karena walaupun anda sanggup untuk membelinya, tapi belum tentu Mustika Merah Delima itu cocok dengan anda.
Referensi: google - wikipedia



Jumat, 12 Desember 2014

7 Cakra Utama Dalam Tubuh Manusia

Cakra
Cakra berarti perputaran energi atau pusat aliran energi dalam bentuk roda/cakram. Berputarnya roda energi menimbulkan pusaran energi, pusaran energi yang terbentuk akan di alirkan ke alat-alat organ dalam pada tubuh fisik kita melalui nadi yang  sangat halus (meridian). Aliran energi ini bertanggung jawab atas kerja dan fungsi organ dalam di dalam tubuh fisik. Diamati secara kewaskitaan pada tubuh etheris kita, terdapat cekungan seperti sebuah terompet dimana didalam intinya terdapat bulatan sinar menyerupai matahari/bulan kecil yang  memancarkan sinar dengan jumlah berkas sinar yang  berbeda-beda. Bulatan sinar inilah yang  dikenal dengan Cakra.
Dalam inti cakra terdapat jalinan simpul yang  menyerupai anyaman. Anyaman/inti cakra ini berhubungan erat dengan cakra-cakra lainnya, melalui nadi-nadi atau jalur meridian (tempat mengalirnya prana). Dari beberapa cakra ada cakra-cakra yang  akar simpulnya berhubungan langsung dengan nadi utama (Sushumna nadi) yang  terletak di rongga tulang punggung tubuh fisik yang diapit oleh dua nadi lain yaitu Ida (terletak sebelah kiri, dingin, sifat chandra/bulan) dan Pinggala (terletak di sebelah kanan, panas, sifat surya/matahari). Ketiga pokok nadi ini adalah sangat berperan dalam olah spiritual. Pencapaian-pencapain kebangkitan spiritual adalah mengandalkan tiga nadi tersebut. Demikian pula kebangkitan Kundalini adalah memanfaatkan tiga nadi ini untuk mengolah prana dengan berbagai teknik meditasi.
Sebelum meningkatnya seseoarng dalam pencapaian tertentu dalam spiritualnya maka para Siswa Rohani hendaklah paham cara-cara mengembangkan cakra-cakra terutama cakra inti dan cakra pendukung yang terhubung kepada setiap cakra inti. Di dalam lapisan tubuh terdapat 365 cakra yang terhubung ke cakra-cakra inti. Manusia mempunyai 7 cakra inti dan 7 cakra di luar tubuh.
Tujuh cakra inti tersebut adalah :
1.    Cakra Muladhara (dasar)
2.    Cakra Svadhistana (sex)
3.    Cakra Manipura (pusar)
4.    Cakra Anahata (jantung)
5.    Cakra Wisudha (tenggorakan)
6.    Cakra Ajna (mata ketiga)
7.    Cakra Sahasrara (mahkota)

1. Cakra Muladhara (cakra dasar)
Cakra ini letaknya di ujung bawah tulang punggung/ekor dengan warna kemerah-merahan dengan 4 berkas sinar/daun. Bagian tengahnya terdapat warna sinar oranye. Semakin ke dalam terdapat sedikit bulatan sinar kuning. Disinilah bersetananya dewa Brahma dengan saktinya Dewi Saraswati serta bersemayamnya kekuatan suci Ibu Dewi Kundalini yang  berwujud ular emas bermahkota raja melilit lingga Swayambu Siwa dengan tiga setengah lilitan utama. Pengetahuan tentang cakra ini sangatlah penting mengingat cakra Muladhara merupakan pondasi yang  perlu dikokohkan sebelum menuju ketingkatan spiritual yang  lebih tinggi. Bila pondasi rapuh menyebabkan Anda terhalang di tengah jalan.
Cakra muladhara dipengaruhi dari unsur-unsur zat padat (pertiwi), dimana unsur ini berhubungan erat dengan: kebugaran tubuh fisik, hal-hal yang berhubungan dengan materi, perkembangbiakan, kreatifitas dan pertahanan diri.
Seseorang yang ingin tetap sehat, ingin punya anak dan menginginkan kekayaan materi yang berlandaskan spiritual hendaklah sering melakukan latihan meditasi untuk mengembangkan cakra dasar ini. Kekayaan bukanlah hal yang dilarang dalam spiritual. Orang yang kaya harta dan berlandaskan pada ajaran dharma adalah orang-orang yang memanfaatkan hartanya untuk diri sendiri dan peningkatan umat lain. Untuk menjaga agar tetap kaya maka tetaplah sebagai pelaku spiritual dan menjaga dengan baik dan meningkatkan diri mengembangkan cakra-cakra lainnya sehingga berbagai kemuliaan akan dapat dinikmati di alam skala dan niskala nantinya.

2. Cakra Svadhistana (cakra sex)
Cakra swadhistana letaknya bersesuaian dengan daerah kemaluan yang memancarkan 6 berkas sinar/helai daun berwarna oranye (jingga). Mandalanya berbentuk bulan sabit sebagai lambang air. Di cakra ini berstanannya dewa Wisnu dengan saktinya Dewi Laksmi/Sri.
Sifat air adalah yang mempengaruhi cakra svadhistana yang mengontrol segala macam nafsu dan emosi. Cakra ini adalah tingkatan yang  lebih rendah dari cakra wisudha (cakra tenggorokan) yang menyebabkan tingkah laku yang kasar, hilangnya akal sehat, rasa kurang peduli, kurang percaya pada diri sendiri, kecemburuan dan keserakahan serta kemandulan.
Bilamana bermeditasi pada cakra svadhistana serta memahami kesadarannya niscaya akan mempunyai sikap pengontralan diri yang  tinggi terhadap sifat-sifat negatif tersebut di atas, daya ingat semakin baik dan daya kecappun semakin baik. Daya kecap tinggi adalah termasuk intuisi yang tajam. Seorang intelektual yang berwawasan tinggi serta dipenuhi kebajikan akan tercipta dari orang-orang yang sudah berkembang cakra sexnya. Berbagai macam kemuliaan yang berhubungan dengan kemakmuran akan dapat dicapainya.

3. Cakra Manipura (cakra pusar)
Cakra manipura disebut pula cakra pusat pemrosesan prana. Akar-akar cakra ini menyebar hampir keselurah cakra utama/inti. Cakra manipura letaknya bersesuaian dengan cekungan pusar pada tubuh fisik. Bila kita makan, makanan ini diproses di daerah perut. Hasil pemrosesan yang  bersifat energi halus disebarluaskan melalui nadi-nadi yang  berpusat di cakra manipura. Proses pembakaran di perut yang  bersifat lebih kasar digunakan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh fisik.
Cakra manipura terdiri dari 10 berkas sinar/helai daun berwarna kehijauan pada bagian tepinya dan semakin ke tengah warna kekuningan serta pada inti cakra adalah warna kemerahan. Dewa yang  berstana adalah dewa Wisnu dengan saktinya.
Cakra manipura bersifat api di mana hawa panasnya selalu menuju ke atas. Cakra manipura lebih banyak mempengaruhi sistem pencernaan tubuh fisik dengan mengendalikan usus-usus di dalam perut. Lebih kurang tiga jari di bawah cakra manipura ada yang disebut dengan Tantien yang berkaitan erat dengan cakra manipura dalam proses meningkatkan tenaga dalam dan membangkitkan unsur api serta listrik dalam tubuh manusia. Tantien adalah pusat dari pengolahan gas/ether menjadi unsur api.
Bermeditasi pada cakra ini maka manusia akan mengerti tentang berbagai pengaruh atau pengetahuan astral, menguasai tenaga dalam dan menguasai sifat dari unsur: api, panas, cahaya/sinar dan listrik. Dengan unsur api/cahaya (teja) segala emosional bersifat: ketidakpuasan, kesedihan, kejengkelan, kemarahan, putus asa, stres, merasa menderita dan berbagai penyakit berkaitan dengan pikiran dapat dihancurkan yang  pada akhirnya membawa kita pada kebahagiaan yang  sempurna disamping dapat mengerti jalan menuju kematian.
Ilmu-ilmu yang tergolong kanuragan atau kewisesaan juga berupaya untuk mengembangkan cakra manipura. Telah banyak ditunjukkan oleh praktisi dari banyak aliran yang mampu membuat bola lampu menyala. Di Bali, dari pengamatan Pinisepuh, Cokorda dari Puri Kesiman telah menunjukkan kemampuannya menguasai unsur listrik dengan memanfaatkan petir untuk melakukan hubungan telepon kepada salah satu reporter tv swasta. Hp berdering namun tidak ada nomer hp muncul di layar dan mereka berkomunikasi. Juga dengan penguasaan unsur api yang baik manusia bisa mengendalikan hujan seperti membuat hujan dan menghentikan hujan.
Pada tingkatan yang sudah tinggi, latihan dari membangkitkan cakra manipura akan menimbulkan sensasi angin, bahkan mengundang hujan atau terkadang petir di siang bolong. Sesama manusia waskita atau wikan akan saling memahami kejadian alam seperti ini. Bagi pemula, perlu bimbingan seorang guru yang paham untuk meditasi cakra manipura sebab pada pembangkitan unsur api, manusia berhubungan dengan energi planet-planet dan apabila berlatih pada saat mendung sangatlah berbahaya. Mendung sering membawa listrik yang besar dan seandainya kebangkitan sedang terjadi pada siswa tanpa disadari, listrik statis pada tubuh pada saat latihan akan memancing listrik dari mendung. Jadi bahayanya adalah disambar petir.

4. Cakra Anahata (cakra jantung)

Cakra anahata memiliki 12 berkas sinar/helai daun dengan warna tidak selalu sama pada setiap orang. Warna cakra ini lebih dominan dipengaruhi oleh sifat-sifat dasar seseorang, dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan spiritualnya.

Cakra anahata berhubungan erat dengan cakra sahasrara (cakra mahkota), karena cakra ini merupakan tempat terakhirnya jalur antahkarana. Jika diamati secara waskita sifat-sifat seseorang bersesuaian dengan tingkat frekwensi dari warna-warna tersebut yang menyimbolkan arti seperti:

1.    Merah muda/pink simbol dari: cinta kasih
2.    Hijau simbol dari: pelindung, penyejuk
3.    Biru simbol dari:  tertutup
4.    Kuning/putih simbol dari: kesucian
5.    Keemasan simbol dari: luhur atau keagungan
6.    Ungu simbol dari: spiritual tinggi
7.    Merah menyala simbol dari: semangat, emosional atau marah.

Cakra ini merupakan cakra yang  amat penting seperti halnya jantung pada tubuh fisik. Dimana cakra anahata merupakan pusat pemerosesan prana dari cakra-cakra di bawahnya untuk dibawa ke cakra yang  lebih tinggi dan sebaliknya.

Cakra sahasrara memberi ide, selanjutnya cakra soma/cakra-cakra yang ada di telapak tangan memikirkan dan diputuskan oleh cakra ajna/cakra mata ketiga. Setelah memperoleh hasil dari keputusan apakah itu baik/bener/jelek/salah, diteruskan ke cakra anahata. Cakra anahata menimbang dengan tingkatan emosi yang  lebih halus kemudian diteruskan atau tidak. Bila hasil keputusan cakra ajna diteruskan ke tingkat cakra bawah oleh cakra anahata maka terjadilah gerak tubuh fisik sesuai keputusan cakra ajna.

Cakra anahata ada dua buah, terletak di daerah depan (daerah dada) dan belakang dada berdekatan dengan organ jantung pada tubuh fisik manusia. Cakra anahata depan lebih banyak bertugas menjaga keseimbangan kerja dari jantung tubuh fisik dan kelenjar tyumus. Cakra anahata belakang mengontrol dan memberi energi pada paru-paru, juga jantung fisik dan kelenjar tyumus.

Pada cakra anahata berstana dewa Rudra/Iswara dengan saktinya yang  bersifat seperti udara. Manfaat bermeditasi pada cakra anahata dan menguasai rahasianya akan memiliki kemampuan: mendengar gema/suara batin yang tepat, mendengar suara hati, niscaya orang ini juga mampu mengontrol sifat-sifat dari udara, menyadari atau merasakan dengan batin keadaan orang lain apakah dia sedih/senang, baik/buruk serta merasakan kehadiran mahluk yang  bersifat halus (gaib), melihat sosok gaib dengan mata batin, berkemampuan meneropong/melihat jarak jauh dengan kemampuan batin.

Kemampuan lain dari berkembangnya cakra anahata adalah: mampu berkomunikasi dengan mahluk gaib, bisa menangkap/mendengarkan dengan batin petunjuk/pawisik dari sosok gaib yang bersifat lebih tinggi/dewata, dengan jnana/pemusatan pikiran yang baik maka setiap pikiran menjadi terwujud sebagai suara batin yang mana memungkinkan komunikasi menjadi dua arah atau disamping bisa mendengar suara batin juga bisa mengeluarkan suara batin.  Kemampuan mewujudkan suara batin diperlukan saat melakukan pemujaan dan permohonan kepada Tuhan. Tuhan bersifat maha mengetahui akan tetapi kesadaran manusia yang memupuk dan meningkatkan cakra anahata adalah manusia-manusia yang dimuliakan dan diangkat derajatnya baik di skala maupun niskala.

Perasaan kasih sayang semakin tumbuh, kepercayaan terhadap Tuhan semakin mantap dan dapat mengatasi masalah dengan tenang. Sidharta Gautama dikenal mempunyai kasih sayang yang tinggi sehingga menjadi Budha. Kasih sayang yang tinggi adalah kesaktian yang paling tinggi dari seluruh kesaktian yang ada.

5. Cakra Wisudha (tenggorakan)
Cakra wisudha letaknya di daerah tenggorokan depan pada tubuh fisik. Cakra ini mempunyai 16 berkas sinar/helai daun dengan warna dominan biru muda pada luarnya dan pada inti cakra  terdapat warna putih bening. Unsur-unsur yang  terdapat atau mempengaruhi adalah akasa (ether). Pada cakra ini berstanalah hyang Sadasiwa.
Cakra wisudha/tenggorokan merupakan pengontrolan tingkat emosi yang  lebih tinggi. Cakra ini berhubungan erat dengan cakra svadhistana/sex. Sifat-sifat yang dimiliki sama dengan yang berpengaruh dari cakra svadhistana tetapi dalam tingkatan yang lebih halus. Misalnya sifat kasar yang ditunjukkan tidak lagi dalam bentuk fisik yang vulgar. Tetapi dengan cara-cara taktik/politik yang licik dan dengan kesan intelektual. Dengan adanya hubungan ini gangguan cakra wisudha bisa mempengaruhi prilaku seperti yang disebutkan pada cakra svadhistana termasuk juga bisa menyebabkan kemandulan.
Apabila cakra ini aktif dan berkembang dan simpul-simpulnya terbuka maka kita menjadi waskita pendengaran yaitu mendengar suara/swara yang  bersifat halus (gaib). Mendengar jarak jauh. Mendengar di sini bukan lagi mendengar dalam batin tetapi mendengar dengan organ fisik layaknya mendengar suara dari kehidupan skala.

6. Cakra Ajna (mata ketiga)
Bagi mereka yang  sudah lama menekuni hal-hal spiritual tentu mengenal kegunaan cakra ajna/mata ketiga. Karena keaktifan cakra ajna sangat dibutuhkan yaitu untuk pewaskitaan/penglihatan/tembus pandang.
Berkembangnya cakra ajna maka manusia akan bisa melihat tembus pandang/meneropong ke masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Manusia yang demikian disebut sebagai waskita bahkan wikan.
Dengan kewaskitaan manusia dapat melihat mahluk-mahluk halus, energi halus, cakra-cakra beserta warna-warnanya, melihat aura dan bahkan para dewata sekalipun. Keaktifan atau berkembangnya cakra ajna memungkinkan kita memvisualisasikan sesuatu lebih jelas termasuk dapat menghipnotis dengan cara-cara yang halus.
Letak cakra ajna adalah di antara kedua alis dengan 2 berkas sinar/lembar helai daun dengan warna yang  berbeda. Sebelah daun berwarna keunguan dan sebelah kuning keputihan di inti cakra terdapat lingkaran dengan warna putih cemerlang (bagai sinar matahari).
Dewa yang  berstana adalah hyang Paramasiwa. Cakra ajna dikenal juga sebagai mata ketiga/mata lahir. Mata lahir dimaksud adalah mata non fisik yang berkemampuan layaknya mata fisik tetapi hanya melihat mahluk gaib/halus bahkan para dewata. Adalah kemampuan melihat yang lebih tinggi dari kemampuan melihat dengan mata batin sebab akan melihat detail dari suatu sosok gaib. Tetapi mata lahir ini tidak bisa meneropong jarak jauh.
Fungsi dari cakra ajna adalah mengontrol seluruh cakra-cakra di bawahnya. Berkembangnya cakra ajna adalah terjadi sesuai dengan perkembangan dari cakra-cakra di bawahnya.

7. Cakra Sahasrara (mahkota)
Cakra ini berada di luar tubuh yaitu kira-kira sejengkal tangan di atas kepala dengan akarnya pada ubun-ubun. Dengan seribu berkas sinar/helai daun berwarna-warni kemilauan, semua warna yang  terlihat sangat mengagumkan. Tidak ada kelihatan warna dominan kecuali beberapa lembar helai daun di tengahnya, yang mana keadaannya tergantung dari tingkat spiritual seseorang. Semakin tinggi spiritual seseorang warna ini menjadi kuning keemasan. Biasanya warna daun ini sesuai dengan warna cakra anahata.
Pada inti cakra terdapat tangkai seperti bunga teratai. Tangkai tersebut berhubungan dengan puncak kepala yang  sering disebut dengan antahkarana atau tali spiritual. Antahkarana adalah ukuran yang sangat penting guna mengetahui tingkat kerohanian seseorang. Jalur antahkarana merupakan jalur turunnya energi yang  maha suci.
Diamati secara waskita energi yang  bisa memasuki antahkarana hanya energi yang  maha suci (roh-roh yang  amat suci). Bila cakra sahasrara sudah berkembang akan menuntun manusia lebih mendalami hal-hal yang  bersifat kerohanian dan selalu ingin mengetahui ajaran-ajaran kesucian yang  berhubungan dengan ke-Tuhanan, ingin memahami sifat-sifat dengan kesadaran somia/buddhies yang  lebih tinggi, segala tindak tanduknya didasarkan atas ajaran suci (weda/pengetahuan suci).
Kebangkitan kundalini yang  mencapai cakra sahasrara akan menuntun seseorang dapat menilai dirinya sendiri dan menilai orang lain dengan bijaksana, tahu kebenaran yang  sesungguhnya. Bertemunya Kundalini sakti dengan Siwa pada cakra sahsrara memungkinkan seseorang mencapai moksa/hidup abadi/bebas penderitaan (bebas keduniawian dalam arti luas).