Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Senin, 13 Juni 2016

WATAK KELAHIRAN

Adalah penting mengenali perwatakan diri yang telah tersurat pada hari kelahiran, yang diperingati setiap 210 hari sekali, dan lebih dikenal dengan sebutan pawetonan (otonan). Untuk diketahui, bahwa angka 210 tersebut didasarkan atas perhitungan bulan Bali yang dinamakan Sasih, yang mana dalam satu bulannya terdiri dari 35 hari, dan dalam periode satu masa ada 420 hari. Peringatan setiap enam bulan Bali sekali dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi hutang karma yang terbawa lahir. Saat ini, pada setiap kelahiran selalu disertai dengan Surat Keterangan Lahir yang berikutnya akan menjadi dasar pembuatan Akta Kelahiran. Sesungguhnya para tetua dulu telah mencatat hal tersebut, bahkan informasinya lebih lengkap karena berisi catatan perwatakan diri. Namun karena langkanya informasi dan narasumber yang menekuni Pewacakan Oton (pembacaan watak yang terbawa lahir), akhirnya pencatatan kelahiran tersebut terlewatkan begitu saja.
Sejatinya, catatan kelahiran yang diwariskan – diistilahkan dengan pertiti – merupakan pedoman penting bagi setiap orang dalam upaya menuntaskan hutang karma yang terbawa lahir. Namun, perkembangan pengetahuan manusia secara tidak langsung menjadi salah satu penyebab ditinggalkannya kearifan lokal tersebut. Selain itu, di dalam proses alih bahasa tanpa disadari seringkali mengabaikan hal-hal penting yang berakibat terbiasnya makna dari esensi sejatinya. Menyadari akan tingginya nilai-nilai warisan tradisi leluhur, tidak semestinya sebagai generasi pewaris hanya berdiam diri. Semuanya wajib menjadi tanggung jawab bersama untuk mensejajarkan dan memadukannya dengan kemajuan teknologi di abad modern ini. Sekilas, apa yang tertera pada kalender-kalender Bali merupakan kutipan padewasan yang secara umum dapat digunakan mengenali watak diri. Dan akan lebih mudah lagi dipahami bila dijabarkan ke dalam bahasa yang bisa dimengerti, terutama bagi generasi pewaris.
Bacaan bekal lahir yang telah digubah dari bahasa hakekat dan dituangkan ke dalam wariga antara lain berisi penjabaran perwatakan diri yang dipengaruh oleh sasih, wuku, wewaran, dina, ingkel, parerasan dan panca suda, lintang, pratiti samutpada, ekajalaresi, dan lainnya. Perwatakan diri (mikrokosmos) ini diadopsi oleh para Maha Rsi dari keberadaan ruang dan waktu Alam Bali (makrokosmos). Seperti istilah Panca Gati, sesungguhnya berasal dari Panca Dewata/wara yang ada di Embang (lima sinar dari Bhuwana, Alam Tengah) yang turun ke Bhawana (Alam Bhur). Panca Gati yang dimaksud terdiri dari :
  1. Sang Shrigati,
  2. Sang Asuajag,
  3. Sang Kala Gumarang,
  4. Sang Empas,
  5. Sang Kala Kutila.
Berikut ini akan dijabarkan pengaruh dari perpaduan ketiga wara, Triwara, Pancawara dan Sadwara terhadap watak kelahiran seseorang, disertai dengan beberapa contoh perwatakannya :
  1. Mereka yang terlahir pada dina Kajeng Umanis Wrukung, di mana kedudukan Sang Shrigati ring luhur, memiliki keunggulan di wilayah kepala. Artinya, akal pikirannya didominasi Sang Shrigati. Pengaruh positifnya antara lain : pintar, tabiatnya cepat merasa bosan. Kekurangannya, bila marah, masih terkendali sesuai dengan situasi dan kondisi.
  2. Kelahiran pada Kajeng Umanis Maulu, saat Sang Shrigati berada ring sor, keunggulannya ada pada Budhi (di hati), di antaranya memiliki intuisi yang tajam. Kekurangannya, ketika marah keras hatinya meledak-ledak, bahkan bisa tak terkendali.
  3. Ketika kelahiran terjadi pada dina Kajeng Paing Wrukung, di mana kedudukan Sang Asuajag ring luhur, tabiatnya antara lain, ketika bertengkar lebih suka blak-blakan, karena ingin menyelesaikan masalah secepat mungkin. Selain itu, suka bersuara lantang dan keras, namun hal itu tidak dianggapnya sebagai perilaku yang salah.
  4. Terlahir pada Kajeng Paing Maulu, dengan kedudukan Sang Asuajag ring sor. Pengaruhnya antara lain, ditakuti orang lain, mempunyai insting yang baik, dan dengan mudah dapat menundukkan orang lain. Negatifnya, pendendam, bila marah suka berperilaku kasar.
  5. Terlahir dina Kajeng Pwon Wrukung, saat Sang Kala Gumarang berada ring luhur. Pengaruhnya, suka berterus terang, malu menutupi kesalahan, dan tidak berdaya kalau ada kesalahan. Negatifnya, kurang kritis walaupun sudah berhati-hati, pola pikirnya lambat.
  6. Terlahir di Kajeng Pwon Maulu, saat Sang Kala Gumarang ring sor. Pengaruhnya, memiliki intuisi yang baik, penuh waspada, suka menyerang ketika lawannya sudah salah/lemah. Negatifnya, ketika marah tidak ada pedulinya.
  7. Terlahir pada Kajeng Wage Wrukung, ketika Sang Kala Empas berada ring luhur. Keunggulannya ada pada akal pikirannya yang didominasi oleh sifat-sifat Sang Empas. Kekurangannya, tidak senang direndahkan, egonya ada pada panca indrya, dan bila marah tidak akan ada dendam.
  8. Mereka yang lahir pada Kajeng Wage Maulu, ketika Sang Kala Empas ring sor. Pengaruhnya, egonya ada pada Buddhi (di hati), amarahnya dipendam dalam hati, perasaannya peka namun justru merusak hati kalau tidak berkenan dihati. Selain itu, cenderung menutupi kesalahan dengan alasan malu dan lain sebagainya.
  9. Kajeng Kliwon Wrukung, ketika Sang Kala Kutila ring luhur. Pengaruhnya bagi mereka yang lahir saat ini antara lain, keunggulannya sulit ditebak/kuat menyimpan rahasia. Negatifnya, dalam menyelesaikan tanggung jawab lebih senang “kucing-kucingan”.
  10. Terlahir pada dina Kajeng Kliwon Maulu, ketika Sang Kala Kutila ring sor. Keunggulannya, dengan mudah dapat mengatasi lawan-lawannya, mempunyai tatap mata yang tajam, ucapannya tajam, filingnya juga kuat. Kekurangannya, mempunyai harga diri yang tinggi (fanatiknya tinggi), jika marah sering meledak-ledak dengan bahasa yang menusuk hati.
Dari perpaduan dua wara, Tri wara dan Sad wara juga memberi pengaruh terhadap watak lahir. Misalnya, Pasah Tungleh. Mereka yang terlahir ketika Pasah Tungleh, tabiatnya laksana bulan di langit, kurang dinamis, dan dinamika kerjanya tidak konsisten. Kekurangannya, ketika mengalami kejatuhan benar-benar tidak bisa berkutik, tanpa ada yang bias menolong dirinya. Hakekat daripada Bulan itu bersinar terang oleh berkat sinar pantualan – kemajuan yang dicapai atas bantuan teman-temannya. Contoh lain, Pasah Paniron. Terlahir saat dina Pasah Paniron, tabiatnya laksana Matahari. Maksudnya, keunggulannya di dalam membina orang lain (bidang penerangan). Kekurangannya, suka meremehkan pendapat orang lain, ucapannya sering melambung tinggi disebabkan karena percaya dirinya tinggi.

Dwi wara: 
  • Menga kelahiran orang tabiatnya terbuka.
  • Pepet kelahiran orang tabiatnya tertutup dan ingin menyelesaikan masalah sendiri.
Tri Wara : 
  • Pasah = langit, kelahiran orang pasah  mempunyai pandangan jauh ke depan. Tabiatnya kadangkala merasa tersisih. Solusinya, jangan diperlakukan kurang adil, atau  kurang perhatian.
  • Beteng = Embang, kelahiran orang Beteng mudah kena pengaruh, tabiatnya tergantung pada lingkungannya atau pun pendidikannya. Solusinya, hindari bergaul pada lingkungan yang negatif, sebab sulit menolak ajakan orang lain / teman.
  • Kajeng = Bumi / di dalam. Kelahiran orang kajeng tabiatnya cenderung pada kenyataan. Daya hayalnya kurang, bila kajeng maulu marahnya meledak-ledak.  Kalau tidak ada kecocokan, solusinya tingkatkan kesabaran.
Catur Wara :
  • Shri = Amretha. Kelahiran orang Shri berwatak cerdik cendikia. Anehnya selalu menganggap mudah mencari rejeki. Akhirnya sering salah dalam mengarahkan keuangan. Solusinya, lebih banyak belajar mengarahkan keuangan.
  • Laba =    Keuntungan, kelahiran orang Laba, tabiatnya periang, segala masalah hikmahnya didapatkan. Anehnya, tidak  sayang pada miliknya ( ceroboh / banyak lupa dengan hak milik).
  • Jaya = Kemenangan. kelahiran orang Jaya, kuat melawan tantangan dan mempunyai semangat tinggi.anehnya: tidak disadari ingin menang sendiri dan sulit jadi orang rendah hati.solusinya: tingkatkan kesadaran dan belajar rendah hati.
  • Mandala = Lapangan / wilayah, berwatak senang dengan kebaikan dan kebenaran dan sukanya kesana-kesini ( kerja lapangan ). Anehnya tidak disadari bahwa tidak semua orang baik dan benar, menyebabkan dirinya tidak betah pada suatu tempat  solusinya harus meningkatkan kesadaran untuk bisa menerima kenyataan.
Panca Wara : 
  • Umanis = Angin. Kelahiran Umanis, tabiatnya pasang surut. Baiknya, laksana Iswara mudah menularkan ajaran dan punya gebrakan. Negatifnya, sering  agak labil, namun fleksibel.
  • Paing = Cipta. Kelahiran Paing karakternya banyak Ide. Negatifnya, keras kepala ( suka ngotot), sulit dicegah kehendaknya.
  • Pwon = Kekuatan. Kelahiran Pwon, karakternya prinsipil, tahan uji dan sanggup melakoni yang berat-berat. Negatifnya, tidak disadari sering bersikukuh dengan pendapatnya sendiri.
  • Wage = Bhuwana / apah. Kelahiran orang yang lahir tepat Wage, karakternya supel Pleksibel dan pendiam,  Walaupun keras namun bagaikan pendekar berdarah dingin / diam-diam mengahanyutkan.
  • Kliwon = ditengah-tengah, kelahiran kliwon wataknya baik budi, berperasaan, Negativnya kalau kurang pendidikan egonya agak tinggi / harga dirinya Tinggi . solusinya, tingkatkan keramah tamahan.
Sad Wara :
adalah waktu perubahan yang sangat relative: misalnya dipengaruhi oleh Sadrasa atau pengaruh Ajaran dengan kata lain memanusiakan binatang atau membinatangkan manusia.  Sebab kita selalu mengkonsumsi daging. 
  • Tungleh = lahir pertama tempatnya paling ackhir , kelahiran orang Tungleh Sering dipandang orang lain ada keanehan, sebab didepan tidak senang, dibelakang tidak cocok, tidak suka ikut-ikutan.  Kesenangannya kalau bisa menemukan sendiri, sesuatu yang dicarinya sendiri. Solusinya: belajar menyesuaikan diri dengan sanak keluarga. Dan dengan lingkungan.  
  • Aryang = Kurus, pantulan cahaya, kelahiran aryang wataknya keras hati, dan cekatan, Pengikutnya sulit melayani karena kelahiran Aryang wawasannya kurang luas, solusinya: mencari teladan pada orang yang berjiwa besar. (lebih baik kalau belajar meningkatkan wawasan)
  • Wrukung = Tajam,  kelahiran Wrukung, wataknya ambisi, dan mudah patah / patah Arang, solusinya lebih banyak belajar sabar. Dan belajar menerima  kenyataan Sebab kita boleh berencana namun Tuhan yang menentukan.
  • Paniron = gemuk kelahiran orang Paniron karakternya selalu berbesar hati . Mudah menghilangkan rasa kecewa, negativnya cuek-cuekan, tidak suka Campur urusan orang lain, jika tidak sama-sama ada kedekatan, tidak suka  sebagai pengagum. Sebab jiwanya sang besar,
  • Was = Kuat , kelahiran orang Was punya ketahanan untuk menerima kekurangan , Negativnya sulit menyesuaikan diri, dan sulit berkembang,
  • Maulu = Membiak , kelahiran Maulu berkembangnya dalam hati filingnya kuat. Negativnya meledak-ledak kalau marah,
Sapta Wara : 
  • Raddite = Matahari kelahiran Minggu wataknya cerdas, sebab Matahari causa Finalisnya penerangan / kepintaran. Negatifnya tanpa disadari ego Berkembang dengan pesat , namun tidak disadari. Solusinya lebih baik Mendidik diri agar cepat bisa rendah hati.
  • Soma = Candra, identik dengan api dalam sekam, tergantung pada pendukung Wewaran yang lain, jika pendukungnya Paing maka keras hati jadinya, Jika didukung wage sangat tepat, negatifnya sering tanggung keputusannya, menyebabkan agak labil.
  • Anggara = apinya Bhuana ( agung / alit). Kelahiran orang Anggara berwatak Kreatif, namun cepat panas / naik darah sebab Anggara identik dengan Ludra. Solusinya , mengarah pada bukti kenyataan yang otentik, Watak Anggara bisa menyerah ketika ada bukti yang nyata.
  • Buda = banci kelahiran orang Buda bisa menerima sifat wanita dan sifat-sifat Laki-laki. Jika pendukungnya paing, cendrung bersifat laki-laki, Jika didukung oleh umanis cendrung cengeng, jika didukung oleh Wage Dan pwon cendrung kuat / mempunyai ketahanan mental yang tinggi Jika didukung Kliwon cendrung labil sekali.
  • Wraspati = Guru kelahiran kemis tergantung pandangan pikirannya sendiri, jika Jika berguru pada kebajikan maka hasilnya kebajikan, bisa juga sebaliknya, apa yang dilihat / didengarnya dikonkritkan. Solusinya: pntar-pintar memilih guru Skala maupun Niskala. Intlektual maupun Spiritual.
  • Sukra = Amretha kalau Jumat yang uripnya 6, Sukra ketu kalau uripnya 1, Kelahiran sukra Shri urip 6 tabiatnya kemateri, jika Sukra Ketu tabiatnya Suka menciptakan ide yang baik dan benar, bahkan cendrung sosialnya Tinggi, asal berdasarkan kebaikan / kebenaran.
  • Saniscara = Akar berkembangnya dibawah tanah, kelahiran sabtu mempunyai Dualitas sifat yakni: Brsifat Durga (keras dan mudah tersinggung). Dipihak lain bersifat Wasu Rama. (Berkarisma) secara lahiriah. Dari maka itu kelahiran Sabtu sebaiknya belajar menekan Ego dan mengubah Diri, contoh; akar mempunyai fungsi yang baik dan benar bagi tumbuh-tumbuhan untuk menghasilkan bunga dan buah, karena tanah kotor tetapi subur, yang dapat dipastikan tumbuh-tumbuhan berbunga-dan berbuah lebat. Hakekatnya (laksana Durga menjadi Uma)
Asta Wara : di istilahkan Manggala ( pemimpin sifat-sifat kelahiran). 
  • Shri = Amretha identik dengan kemakmuran, kelahiran orang shri, berwatak Cendrung memiliki selera tinggi, kemewahan, dan memang rejekian, Negatifnya banyak obralan harta benda yang tidak ada manfaatnya. Berarti bukan social,
  • Indra = causa finalisnya pandangan, kelahiran Indra tabiatnya memang berbakat
  • Berpandangan yang luas, negatifnya kurang Fokus. Solusinya belajar konsentrasi (tidak baik kalau menghitung bintang) yang baik dan benar adalah konsentrasi pada satu Objek.
  • Guru = Pendidik titik puncak istimewanya asta Wara ada pada Guru, apalagi Apalagi kalau Guru ketemu Wraspati sangat baik menjadi Pembina, penuntun , negatifnya egonya tercipta pada kodratnya, artinya suka ngajarin  sembarang orang, sebab peningkatan ilmu pengetahuan seiring dengan terciptanya Ego.apalagi kalau unggul dalam pendidikan, berdikit dikit akan terbiasa melirik kebodohan orang lain.
  • Yama = keadilan dan ketegasan hukum, kelahiran orang Yama karakternya sahlek . Sebab ingin adil dan tegas, negatifnya: tidak semua orang bisa adil dan tegas akibatnya sering kecewa, menjadi marah karena orang lain.
  • Ludra = darah pada pokoknya darah itu panas namun ada juga orang bilang Dengan kata kias, missalnya : biasa orang bilang pendekar berdarah dingin, Artinya walaupun pendiam kerasnya tetap ada padanya di dalam hati  identik dengan diam-diam menghanyutkan. Baiknya menjadi pembela  Negara / bergerak sebagai prajurit Negara, negatifnya: tidak ada metoda pendidikan dengan kekerasan kecuali pendidikan militer ,solusinya; sebaiknya meningkatkan ajaran kesabaran dan kesadaran, dan tidak cocok  bertindak sebagai Pembina
  • Brahma = Pencipta ide, kelahiran Brahma baiknya tidak mencari ide kemana-mana, dan sanggup hidup berdasarkan kemampuan sendiri, negatifnya tidak senang ticela, disalahkan, apalagi tanpa alasan yang tepat, akibatnya menjadi marah. Yang tidak menghasilkan sesuatu. Solusinya wajib belajar menekan ego / memperhalus kodrat.
  • Kala = Power / waktu. Pada dasarnya waktu dan power itu adil dan tidak bertentangan dengan kodrat justru power mengikuti kodrat dan waktu dengan setia. Kelahiran orang Kala. Wataknya setia kepada yang diidolakan, dan yang Cocok padanya. Negatifnya ada indikasi tidak ada kepedulian, sebab ada Angkuhnya / bersikukuh dengan pendirian sendiri.
  • Uma = Seorang Ibu, kelahiran orang Uma mempunyai belas kasihan terhadap Sanak saudara, cukup perhatian terhadap hak miliknya, negatifnya Sering tidak pada tempatnya, contoh; ketika orang sudah kenyang dengan  bubur, tidak mungkin diberikan nasi lagi, dalam kontek psykhologi, tidak memperhatikan dengan cermat orang-orang yang tidak mau tau.(rasa ingin memperbaiki orang lain menjadi boomerang dirinya)
Sanga Wara : adalah powernya semua wewaran. (uriping wewaran kabeh). 
  • Dangu. Dewanya Sanghyang Iswara.( Diam / kekal ) adalah Bhuta Urung  Dangu = Biji artinya power yang ada pada lembaga, Causa finalisnya tumbuh Menjadi pohon, kelahiran Dangu tabiatnya diam, mutnya tidak bisa dirangsang, atau dikejar dengan ambisinya orang lain. (sulit dipicu). Negatifnya: sering cita-citanya gugur dalam kandungan, sebab wataknya Lambat / kurang dinamis, cendrung santai, solusinya; hanya bisa di motifasi  dengan laku / sikap untuk diteladani. Sebab sulit dipengaruhi,
  • Jangur. Dewanya Sanghyang Maheswara..( Kuat / Ketahanan ) adalah Bhuta Pataha                                                                                                                        Jangur = Powernya eka pramana, konotasinya power fisik.                     Kelahiran orang Jangur, tabiatnya yang lurus tidak bisa ditekuk, yang bengkok sulit diluruskan, baiknya sebagai pekerja yang tidak banyak pikir, negatifnya Cendrung agak kaku. (sulit ditekuk-tekuk).
  • Gigis. Dewanya Sanghyang Brahma. ( Sederhana ) adalah Bhuta Jirek       Gigis = power Rasa, kelahiran orang gigis mempunyai kepekaan tinggi, kalau dilatih dengan baik kepekaannya menjadi keistimewaannya (waskita), jika dipengaruhi oleh sifat-sifat yang radikal bebas, Maka rasanya tidak akan bisa puas. Gigis artinya sedikit ditusuk duri rasanya sangat sakit.(telinganya tipis), dengan kata kiasnya orang yang telinganya tipis
  • Nohan. Dewanya Sanghyang Rudra..( Gembira ) Bhuta Reregek                 Nohan = Power darah yang erat hubungannya dengan perut, sebab yang lapar sebenarnya darah. Bukan perut saja. kelahiran orang Nohan, tabiatnya semangat kerjanya yang tinggi kesadarannya perut tidak bisa dikosongi, negatifnya: sulit melakukan Brata apalagi puasa, sering menjadi kurus karena memikirkan sandang pangan.
  • Ogan. Dewanya Sanghyang  Mahadewa. ( Bingung ) Bhuta Jingkrak            Ogan = power tubuh, kelahiran orang ogan, fisiknya tahan dari serangan penyakit, angan-angannya banyak, sehingga sulit terpenuhi, menyebabkan  sering bingung, terburu menggunakan milik orang lain, solusinya belajar spiritual, hanya Dewaning oton dan Tuhan yang bisa menetralkan.
  • Erangan. Dewanya Sanghyang Sangkara.( Dendam ) adalah Bhuta Jabung  Erangan = Power kepala ( bintang sore), kelahiran orang ketika erangan, tabiatnya sering penasaran, menyebabkan ada kesemangatan. Negatifnya keras kepala sering diganjal oleh kekerasan orang lain sebab sama-sama keras maka dendam jadinya.
  • Urungan. Dewanya Sanghyang Wisnu. ( kehabisan / kekurangan ) adalah Bhuta Kenying                                                                                                                   Urungan = batal, kelahiran orang ketika Urungan tabiatnya suka menolong, tetapi membatalkan program sendiri, baiknya yang bersifat insiden sering sukses, program jangka panjangnya meleset, negatifnya: sulit mengulangi pekerjaan yang sudah macet. (pindah program).
  • Tulus Dewanya Sanghyang Sambhu. ( Lancar / Langsung tidak habis ) adalah Sanghyang Saraswati                                                                                            Tulus = lancar, kelahiran orang ketika Tulus, tabiatnya pandai merintis kegiatan dan mudah terujud apa yang dirintis. Negatifnya sangat tidak terima dengan kesalahan orang lain karena takut orang lain / sanak saudaranya gagal, egonya tercipta bersamaan dengan suksesnya tanpa disadari, di intip oleh ego.
  • Dadi. Dewanya Sanghyang Shiwa. Dadi  ( Jadi / sukses ) adalah Sanghyang Darma.                                                                                                                      Dadi = Sebuah biji yang sehat, kelahiran Dadi baiknya mempunyai kemampuan membangun suatu usaha yang jarang meleset, sebab Siwa ada dimana-mana. Semua kehidupan ada Siwa.(laksana Siwa menjadi inti kahidupan). Negatifnya tidak bisa terganggu, harus tumbuh pada tempat yang aman. Kegagalan terjadi kalau tidak aman.
Dasa Wara : Adalah sengker identik dengan modre (keputusan terakhir).
  • Pandita = bijaksana, kelahiran orang yang tepat pada Pandita, pada dasarnya bijaksana, negatifnya: sering berubah pikiran, / agak labil bisa jadi plin-plan. Tergantung wewaran yang lain pendukungnya. Jika kurang kuat mentalnya, cendrung sangat labil. Solusinya: harus memahami yasa (tapa pendawa).
  • Pati = kodrat perjalan energi, yang juga berackhir pada keputusan sendiri. Kelahiran orang ketika Pati, baiknya dinamis, tidak bisa malas-malasan, dinamisnya dalam kontek kerja / laku. Negatifnya kurang sabar emosian, solusinya wajib lebih banyak melatih kesabaran.
  • Suka = kesejahtraan, kelahiran orang nemu Suka, tabiatnya suka dengan yang mewah mewah / selera tinggi, kecuali dibatasi oleh keadaan yang serba kurang. Baiknya murah hati ketika sudah ada kemampuan. Negatifnya sangat ekonomis ketika belum mampu, solusinya belajar mengetahui mayanya alam / segala yang nyata tidak ada yang kekal. Dengan kata lain wajib mengetahui yang sejati dengan yang palsu.
  • Duka = Durga, oleh karena Durga identik dengan perubahan, dalam kontek aksi dan reaksi. Reaksi pada kodratnya menyebabkan adanya perubahan banyak hal. segala peraturan dan Perundang-undangan tercipta karena perkembangan yang negatif, dari biadab Memunculkan peradaban. Kelahiran orang ketika Duka, baiknya dalam bidang seni (aksi dan reaksi laksana Durga causa finalisnya keindahan) sisi negatifnya kelahiran Durga mudah tersinggung. Solusinya banyak belajar tentang kesadaran.
  • Shri = Amretha kelahiran orang yang tepat pada Shri tabiatnya murah hati suka memberi, dan orangnya memang murah rejeki, maka dari itu sosialnya tinggi. Negatifnya; kurang cermat menuangkan kemurah hatian, bisa-bisa mudah kena bujukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
  • Manuh = lugu kelahiran orang tepat pada Manuh, baiknya sedikit membuat kesalahan. Sebab cendrung suka mengalah, negatifnya kurang kreatif, dan tidak ada kesanggupan untuk memimpin. Padahal semua orang dituntut untuk menjadi kepala Rumah Tangga dan menjadi seorang Ibu Rumah Tangga.
  • Manusa = Suksma jati, kelahiran orang tepat pada Manusa tabiatnya banyak kehendak yang baik dan benar, sosialnya tinggi sehingga . Banyak pergaulannya, cendrung lebih banyak pandangan kedalamnya sebab Manusa identik dengan suksma (banyak bersyukurnya). Negatifnya seringlalai dengan yang bersifat prinsip. Solusinya wajib belajar meningkatkan disiplin.
  • Eraja = Raja, kelahiran orang yang tepat Eraja. Baiknya punya karisma lahiriah. Dari maka itu banyak orang yang mengidolakan. Negatifnya kalau tidak terdidik tentang kepemimpinan, maka banyak membuat kesalahan yang disadari, misalnya: berani bohong, laksana seorang raja mensiasati Rakyatnya. walaupun bukan rakyatnya sendiri. Yaitu lingkungannya atau sanak saudaranya. Bisa saja diperlakukan seperti rakyatnya. (mempolitiki sanak saudara sendiri)
  • Dewa = inti kehidupan (Deiv / Cahaya). Kelahiran orang yang tepat pada Dewa, baiknya sebagai penunjuk jalan kebenaran, kelakuannya dapat dijadikan teladan sekaligus bimbingannya mengarah pada kebaikan dan kebenaran Negatifnya lebih banyak berpandangan keluar. Dari pada kedalam. Solusinya lebih baik belajar menyeimbangkan keluar dan kedalam.maka akan sukses  secara Skala dan Niskala.
  • Raksasa = batasnya pada Raksasa Yoni, kelahiran orang yang tepat pada Raksasa, baiknya mengarah pada kesemangatan mengumpulkan kekayaan perjuangan nasibnya seratus persen, negatifnya sulit kalau mempelajari Agama / Spiritual. Sebab dominan dalam pikirannya materi.http://www.cakrawayu.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar