Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Selasa, 22 November 2016

Letjen KKO R Hartono, Pecah Gesang Melu Bung Karno



Letjen KKO (purn) R Hartono adalah sosok legendaris dalam kalangan TNI AL khususnya bagi Korps Marinir TNI AL (dulu disebut KKO - Korps Komando). Letjen Hartono adalah salah satu tokoh militer di era tahun 60an yang mendukung Presien RI yang pertama Soekarno.  Letjen KKO Purn R Hartono (lahir di Solo, tanggal 1 Oktober 1927 dan  meninggal di  Jakarta tanggal  7 Januari 1971 yang pernah menjabat sebagai  Komandan KKO (sekarang Korps Marinir) merangkap sebagai Menteri/Wakil Panglima Angkatan Laut.

Puncak Ketegangan Letjen hartono dengan Soeharto adalah saat  Bung Karno yang ketika tahun 1965 -1967 menjadi bulan-bulanan media bahkan dunia internasional karena dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas Gerakan 1 Oktober 1965 (Gestok). Di saat Soekarno terdesak maka Letjen KKO Purn R Hartono tampil sebagai benteng pelindung Soekarno dengan  pidatonya:yang terkenal  "Hitam kata Bung Karno, Hitam Kata KKO, Putih kata Bung Karno, Putih Kata KKO", " KKO" selalu kompak dibelakang Bung Karno". Letjen Hartono bersiap siap bersama pasukannya dengan memobilisasi pasukan mengepung Jakarta dan menggilas pasukan Soeharto di waktu itu. Namun, karena kebesaran jiwa Bung karno sebagai negarawan tidak menghendaki adanya perpecahan di bangsanya. maka akhirnya langkah Soekarno tersebut berhasil meredam aksi Hartono dan pasukannya.


Tindakan yang dilakukan oleh Hartono sebenarnya bukan dikeranakan perseteruan antar angkatan laut dengan angkatan darat melainkan karena ikatan  sumpah prajurit dan sapta marga, serta sikap hormat dan setia antara seorang bawahan dan atasan. Selain itu juga Hartono begitu menghargai Jasa-jasa Bung karno dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan cukup disegani di era itu, terlebih saat   operasi pembebasan Irian Barat tahun 1961-1962, presdien Soekarno membeli peralatan tempur yang modern seperti beberapa Kapal Perang canggih di masanya yaitu KRI Irian dan beberapa kapal selam yang cukup membat pihak Belanda gentar.

Sesaat setelah Soekarno lengser dari presiden maka demikian juga yang terjadi engan Letjen Hartono terlebih setelah Soekarno wafat, maka Letjen Hartono "dibuang" dengan menjabat sebagai Dubes di Korea Utara tahun 1971. Kematian Letjen Hartono pada tanggal 7 Januari 1971 akibat luka tembak di kepala membuat spekulasi banyak orang bahwa ia meninggal dibunuh oleh pemerintah pada masa itu yang dilakukan oleh oleh kaki tangan Soeharto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar