Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Rabu, 02 November 2016

TRI TANGTU PANYCA PASAGI

TRI TANGTU PANYCA PASAGI
PURBATISTI PURBAJATI I SUNDA SEMBAWA SUNDA MANDALA
Tri Tangtu (Rama Resi Ratu) merupakan tiga kekuataan Purbatisti Purbajati i Bhumi Pertiwi yang menghasilkan Uga (perilaku) Ungkara (nasehat) Tangara (tanda alam), sebagai sistem polaperilaku dalam berbangsa dan bernegara yang telah dipergunakan oleh para Pangagung mwah Pangluhung i Sunda Sembawa Sunda Mandala.
Panyca Pasagi (Sir Budi Cipta Rasa Adeg) adalah lima kekuatan dalam diri manusia (Raga Sukma Lelembutan) yang merupakan dasar kekuatan untuk menimbulkan serta menentukan Tekad Ucap Lampah Paripolah Diri manusia yang akan dan harus berinteraksi dengan Sang Pencipta, Bangsa dan Negara, Ibu Bapak Leluhur, Sesama makluk hidup, dan alam kehidupan jagar raya (Buana Pancer Sabuder Awun).
Tri Tangtu sebagai karaktek tugas (mandala pancen) diterapkan guna kepentingan interaksi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kekuatan yang telah diberikan kepada setiap manusia dan bangsa oleh Tuhan Yang Maha Kuasa (Gusti Hyang Widi Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Buana). Rama; berkarakter tugas menentukan dan membentuk suatu ketentuan berdasarkan sifat dasar kebenaran, Resi; berkarakter tugas mempertahankan ketentuan berdasarkan sifat dasar kebaikan, Ratu; berkarakter melaksanakan tugas Kepemimpinan berdasarkan sifat dasar guna manfaat. Sehingga Tri Tangtu merupakan gambaran kebaikan dan kebenaran yang berguna manfaat.
Tri Tangtu merupakan kekuatan sistem dalam polaperilaku yang saling keterkaitan antar sifat baik benar dan guna, sehingga tatkala Tri Tangtu dapat dilaksanakan maka kekuatan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta dalam diri, bangsa dan Negara serta Alam Kehidupan Buana Pancer Tengah, benar-benar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk ketentraman dan kenyamanan dalam berinteraksi.
Tri Tangtu dapat dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk termulya yang memiliki kekuatan pengendali utama dalam berinteraksi tentunya harus didukung dengan kekuatan diri manusia itu sendiri (Raga Sukma Lelembutan). Manusia memiliki awal dan asal kekuatan yang telah diberikan oleh Gusty Hyang Tunggal melalui kuasa dan kekuasaannya yaitu Ibu Bapak Leluhur manusia itu sendiri. Kekuatan Awal dan Asal yang bersumber dari Ibu Bapak Leluhur tersebut adalah Sir Budi Cipta Rasa Adeg disebut sebagai Panyca Pasagi (Catur Driya Panyca Pasagi).
Polaperilaku yang didasari kesadaran akan Purbatisti Purbajati (Tri Tangtu Panyca Pasagi), tidak akan bertentangan dengan nilai-nilai Dasar Negara dan Bangsa Indonesia sekarang yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, norma social kemasyarakatan, dan suatu agama, karena menyangkut polaperilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk kebaikan, kebenaran serta guna manfaat.
Polaperilaku manusia yang didasari kekuatan diri Panca Pasagy yang bersandarkan pada Tri Tangtu, akan menimbulkan kesadaran diri, sehingga dalam melaksanakan interaksi kehidupannya sehari-hari sebagai bagian dari rumah tangga, keluarga, masyarakat, rakyat, bangsa dan Negara selalu mengutamakan kebaikan, kebenaran dan kegunaan, sehingga ketentraman dan kenyamanan dalam kehidupan sebagai makluk termulya dapat tercapai dengan keyakinan akan kekuasaan Gusty Hyang Widi.
Purbatisti Purbajati i Sunda Sembawa Sunda Mandala telah dilaksanakan oleh para Pangagung mwah Pangluhung Bangsa i Bhumi Pretiwi dalam memimpin bangsa dan Negara, sehingga tercapai taraf kehidupan yang sejahtera jaya sentosa, berwibawa disegani oleh semua bangsa di dunia, seluruh rakyat tunduk karena suka cita. Sehingga dituturkan kembali sebagai “kidung luhung ti karuhun, sasaka pusaka buhun, pikeun maruka wiwitan pakeun heubeul jaya di buana nanjer na juritan”, untuk diikuti dan dipahami oleh rakyat bangsa i Bhumi Pertiwi kiwari ka bihari. “mahayu na kadatuan surawisesa nu marigi sakuliling dayeuh nu najur sagala desa aya ma nu pandeuri pakena gawe rahhayu pakeun heubeul jaya dina buana,… hetunya nagaramu wus agheng jaya santosa wruh ngwang kottaman ri puyut katisayan mwang jayashatrumu,… ya siya nu nyiyan sakakala gugunungan ngabalau nyiyan samidam nyiyan sanghyang talaga rena mahawijaya, ya siya pun i saka, panca pandawa mban bumi,… Purbatisti purbajati, mana mo kadatangan ku musuh ganal musuh alit, suka kretatang lor kidul kulon wetan kena kretaras, sing para dewata kabeh pada bakti ka Batara Seda Niskala…Pahi manggihkeun si tuhu lawan pretyaksa…
Ahuunngg…RaHayu
Cag….
https://sasananuswantara.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar