Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Senin, 26 Maret 2018

SPIRITUALITAS KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan Dari Dalam Hati-Spiritual Leadership


Kepemimpinan efektif yang selama ini telah dilakukan banyak CEO dan Manager seluruh dunia, adalah yang berkaitan dengan motivasi, pengembangan potensi individu, dan pembentukan team yang solid. Namun itu saja tidak cukup; kemampuan mengelola krisis, perubahan dan melakukan pertumbuhan-pertumbuhan, menjadi tuntutan dominan dalam kepemimpinan. Keahlian kepemimpinan membutuhkan tidak saja ketrampilan namun juga membutuhkan inspirasi, kearifan dan komitmen.


Semua orang saat ini mengidamkan kepemimpinan, membutuhkan figure kepemimpinan yang dapat diandalkan, dipercaya dan dapat mengaktualisasikan perubahan-perubahan konstruktif. Kita membutuhkan kepemimpinan yang mampu mentransformasikan karakter organisasi, memberikan perubahan-perubahan strategis, sekaligus yang dapat meningkatkan potensi individu-individu yang dipimpinnya, efektif mengelola resources dan memiliki keinginan untuk aktif terlibat dalam proses inovasi dan pertumbuhan. Serta yang terpenting, memiliki semangat meraih pencapaian dan mengejar kesuksesan tanpa terdominasi oleh materialism belaka.

Teori Kepemimpinan kini telah berkembang dengan mengapresiasikan nilai-nilai kehidupan (values) dan kemanusiaan. Kepemimpinan tanpa menyertakan values adalah sebuah kepemimpinan yang digerakkan oleh ototarianisme belaka. Nilai-nilai inti kehidupan yang telah teruji berlangsung sepanjang jaman adalah Spiritualitas. Spiritualitas, adalah tentang interaksi jiwa kita pada dunia disekitar, respon yang mempengaruhi perilaku kita dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Spiritualitas bukanlah segalanya tentang agama, spiritualitas adalah tentang mengabsorbsi intisari dari hubungan kita secara roh dan jiwa dengan Yang Suci, Yang Ilahi, Sumber Kebenaran, atau Yang Maha Kuasa yang kita percayai dan bagaimana kita mengaplikasikannya secara universal kepada semua orang di sekitar kita.
Spiritualitas, membantu membangun karakter dalam diri kita. Termasuk dalam pola kepemimpinan yang kita jalankan. Kepemimpinan yang berbasis spiritualitas, bukan tentang kecerdasan dan ketrampilan dalam memimpin belaka, namun juga menjunjung nilai-nilai kebenaran, kejujuran, integritas, kredibilitas, kebijaksanaan, belas kasih, yang membentuk akhlak dan moral diri sendiri dan orang lain. Spiritual Leadership adalah kepemimpinan yang mengedepankan moralitas, kepekaan (sensitivitas), keseimbangan jiwa, kekayaan bathin dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain.


Spiritualitas adalah tentang bagaimana melakukan segala sesuatu dengan usaha terbaik dalam kesempurnaan bathin sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang kita yakini.

Mengaplikasikan spiritualitas, adalah cara kita mencapai otoritas moral bahkan dalam situasi tersulit sekalipun. Spiritualitas membawa kita kepada pencarian jati diri lebih mendalam; mencari kebaikan dan potensi terbaik dari dalam diri, menghargai dan memahami orang lain, menumbuhkan kedewasaan berpikir, waspada, bijaksana, membangun rasa belas kasih terhadap orang lain, dan membuat kita bersemangat dalam meningkatkan hubungan rohani dengan TUHAN melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang lebih khusuk dan bermakna.
Spiritualitas mengekspresikan cinta sesungguhnya dari  TUHAN, yang tak bersyarat, tidak takut, dan tidak mementingkan diri sendiri.


Nilai-nilai kehidupan berorientasi pada kejujuran, perilaku bertanggungjawab, kedamaian bathin, menghindari konflik, dan berakhlak mulia ini berpengaruh dalam pembentukan karakter individu dalam berinteraksi dengan orang lain, bahkan dalam melakukan pekerjaan apapun. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya terbaik bahkan ketika tidak ada seorangpun yang memperhatikannya. Seorang profesional dapat dengan jujur mengakui kesalahan/keterlambatannya menyelesaikan tugas dengan tidak menyalahkan orang lain. Seorang eksekutif, dapat menemukan cara lebih baik dalam mengirimkan barang/jasa yang diproduksinya, tanpa menambahkan biaya kepada pelanggannya. Seorang Sales, tidak memberikan janji berlebih atau harga lebih tinggi. Seorang manager, melihat bahwa tugasnya bukan sekedar menjadi bos, tetapi melayani orang lain.

Pada suatu ketika, seorang petani yang sedang bekerja di ladangnya ditanya oleh seorang pria yang kebetulan lewat dan berhenti persis di pinggir ladang tersebut. Ia mengagumi tanah subur yang dipenuhi dengan tanaman sayur hijau yang menakjubkan. Ia berkata, ”Wah, ladang ini luar biasa! Bapak pasti telah sangat bekerja keras mengupayakan semua ini. Seumur hidup belum pernah saya melihat tanaman sesubur ini pasti bapak sangat bangga memilikinya” Petani ini tersenyum dan menjawab, “Ah, tidak, saya hanya menanamkan benih kedalam tanah ini saja”. Keheranan dengan jawaban petani ini, pria itu berkata, “Ya, tetapi Bapak pasti melakukan usaha dan kerja keras yang luar biasa untuk mencapai hasil seperti ini.” Petani ini tersenyum dan menjawab,” Tentu saja, saya tidak sendirian, beberapa orang membantu saya mengerjakan tanahnya.” Masih belum puas, pria ini kembali bertanya, “Lalu siapa yang membuat tanaman sayur ini tumbuh dan berkembang dengan indah seperti ini?” Dengan tenang Petani ini menjawab, “Oh, itu bukan bagian kami! Semua keindahan ini adalah bagianNya” Petani ini, dengan tenang menunjuk ke atas. Lanjutnya,” Ini adalah hasil kerjasama kami!”
Sebenarnya, petani ini memiliki kesempatan menerima pujian atas ladangnya. Namun, ia meyakini bahwa bagian yang ia kerjakan tidak sepenuhnya layak mendapatkan keseluruhan apresiasi. Ada orang-orang yang membantunya mengolah tanah dan menyadari bahwa bagian terbesar tetap ada di tangan TUHAN yang memungkinkan semua jerih payahnya menghasilkan sesuatu yang luar biasa menakjubkan. Memelihara hubungan dengan TUHAN memungkinkannya melampaui semua yang tidak sanggup ia kerjakan sendirian; ia tetap menjaga kerendahan hati, meski pujian atas kesempurnaan ditujukan kepadanya secara pribadi! Ia tidak sekedar melakukan apa yang ia sanggup kerjakan dengan tangannya sendiri, namun menambahkan nilai-nilai kehidupan (spiritualitas) dalam usaha yang dilakukannya.
Keberhasilan, apapun bentuknya tidak bisa diraih sendirian dan dengan usaha kita sendiri. Menjalin hubungan dengan orang lain dan yang terutama kesediaan kita bekerja sama dengan TUHAN adalah dasar utama dalam mengelola anugerah yang dipercayakanNya kepada kita. Mengandalkan kemampuan, pengalaman dan kekuatan kita saja tidak cukup, kita perlu segera menyadari bahwa nilai-nilai spiritual yang kita miliki dapat mengarahkan kita mencapai kualitas hidup yang jauh lebih indah dari yang pernah kita pikirkan! Atas apapun tujuan yang hendak kita capai.

Bagian 2
Sebesar apa harga yang Anda mau bayarkan untuk menjadi pemimpin yang berhasil baik secara profesional maupun spiritual? Setiap orang pasti akan melakukan segala hal, tak peduli berapapun harga yang dibayarkan dan banyaknya waktu yang dikorbankan asalkan mencapai keberhasilan sebagai pemimpin yang tidak saja trampil dalam ilmu kepemimpinan namun juga cerdas emosi dan spiritual. Sebuah keseimbangan keberhasilan dalam hidup yang diinginkan banyak orang, juga Anda.


Percaya atau tidak, tidak peduli berapa banyaknya resources yang Anda miliki, keberhasilan sebuah kepemimpinan tidak datang dari luar, ini hanya dapat dimulai dari diri Anda sendiri, dan dimulai dari dalam hati.

Anda, adalah tentang siapa Anda sebenarnya. Kepintaran, titel, senioritas, pengalaman dan supremasi sosial ekonomi mungkin dapat menjadikan Anda seorang pemimpin. Tetapi keberhasilan Anda menjadi seorang pemimpin, adalah saat Anda berlaku seperti seorang pemimpin, yakni ketika hati Anda membawa Anda pada perilaku-perilaku seorang pemimpin yang sejati.
Memimpin Diri Sendiri
Orang pertama yang anda pimpin adalah diri sendiri. Anda tidak dapat memimpin dengan efektif sebelum Anda berhasil memimpin diri sendiri. “Kemenangan pertama dan terbaik adalah menaklukan diri sendiri” (Plato) Fokuskan, untuk mulai dari diri sendiri sehingga Anda dapat melakukan apa yang patut di lakukan untuk mempengaruhi dan menolong orang lain mencapai keadaan yang lebih baik.

Bukalah hati anda untuk bersedia melakukan perubahan-perubahan terlebih dahulu sebelum menghasilkan perubahan-perubahan atas diri orang lain.


Spiritualitas menumbuhkan karakter-karakter positif seorang pemimpin.

  1. Positive-Thinking
    Seberapapun besarnya usaha Anda untuk menjadi Pemimpin yang berhasil tidak akan cukup, sebelum Anda merombak cara berpikir Anda terlebih dahulu menjadi lebih positif. Berpikir positif melahirkan optimisme, konsistensi, daya tahan, integritas, ide-ide cemerlang, kejujuran, kerjasama, hati yang lemah lembut, ketegasan, kewibawaan, percaya diri, belas-kasih, motivasi, efektif, pengendalian diri, menghargai orang lain, toleransi dan kesediaan membantu orang lain.
Bersihkan pikiran Anda dari segala yang mengarah pada hal-hal negatif/merusak. Dan bersihkan sekarang juga! Pikiran Anda menentukan karakter Anda.
Kendalikan pikiran Anda atau ia akan mengendalikan Anda (Horace)
Beberapa tahun silam, sebuah peristiwa luar biasa terjadi di Eropa. Para ilmuwan diberi ijin untuk mengadakan suatu percobaan yang mereka lakukan pada seorang narapidana yang telah divonis hukuman mati. Narapidana itu diikat, ditutup matanya dan didudukan diatas meja. Lengan narapidana itu ditoreh sedikit yang sebenarnya tidak sampai mengeluarkan darah. Tapi kepada narapidana itu diberitahukan bahwa darahnya akan mengalir terus sampai dia mati dan darah itu akan mengalir ke baskom seperti yang narapidana rasa dan dengar. Ilmuwan itu terus berbicara tentang perkembangan darah yang mengalir dari lengan narapidana itu. Dan narapidana tersebut semakin lemah. Dengan semua sugesti buruk yang merasuki pikirannya ini, perlahan-lahan narapidana itu mati dengan sendirinya.
Pikiran Anda adalah kekuatan besar yang mampu memberikan apa yang Anda inginkan. Ia dipengaruhi oleh semua yang kita masukkan kedalam pikiran kita. Apa yang dipikirkan, itulah yang terjadi. Pikiran kita bisa tertipu sebagaimana cerita diatas. Narapidana itu diyakinkan bahwa dia akan mati dan pikirannya meyakinkan itu, lalu matilah dia! Yakinkan bahwa Anda telah melindungi daerah rawan Anda dari pikiran-pikiran negatif. Pikirkan hal-hal yang ingin Anda capai sekalipun saat itu Anda belum benar-benar meraihnya.
Jika Anda mengembangkan Karakter Berpikir Positif, maka orang lain juga akan mengikuti Anda.
  1. Tentukan Tujuan yang Jelas
    Kepemimpinan Spiritual memiliki visi. Pemimpin spiritual memimpin dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Ia adalah seorang pemimpin yang memiliki pertimbangan atas apa yang dapat ia lakukan karena ia dapat berpikir dengan hasil akhir yang tampak jelas. Ingatlah, siapapun dapat mengemudikan kapal, tetapi diperlukan pemimpin untuk memetakan jalurnya terlebih dahulu!



“Rahasia kesuksesan terletak pada konsistensi kita terhadap tujuan yang telah kita tetapkan”

(Distraeli)
  1. Disiplin Diri
    Disiplin, meski dapat diajarkan dan dipaksakan, tidak akan dapat berlangsung lama jika ia tidak ditularkan dan dibiasakan. Disiplin diri tidak dapat dilakukan sesaat ia harus menjadi gaya hidup. Disiplin adalah tentang komitmen. Lakukanlah segala sesuatu yang dapat membawa Anda lebih dekat kepada tujuan Anda setiap hari. Ingatlah, bahwa Anda tidak saja tengah membuat perubahan atas hidup sendiri, namun juga sedang melatih diri Anda untuk menularkannya pada orang lain.
  2. Selalu Bertumbuh
    TUHAN YANG MAHA BESAR menganugerahkan kehidupan, apa yang akan kita lakukan dengan pemberianNya tersebut menjadi tanggung jawab kita sepenuhnya; kita hanya perlu menggali, menemukan semuanya dan melakukan pertumbuhan bersamaNya. Spiritualitas merupakan partisipasi aktif dan kerjasama yang indah antara kita dan ALLAH dalam mengembangkan kehidupan. Sebuah korelasi yang menakjubkan!
“Kita tidak berada dalam posisi dimana kita tidak memiliki apapun yang dapat digunakan untuk bekerja. Kita sudah mempunyai kemampuan, bakat, arah, misi dan panggilan”. (Abraham Maslow)
Pemimpin Spiritual, harus dapat menginisiatifkan pertumbuhan! Tak peduli apakah ia adalah pemimpin di perusahaan besar, di cabang kecil di daerah, atas keluarga, atau bahkan ketika ia memimpin dirinya sendiri.
“Arti kehidupan yang penuh kesadaran terletak, bukan pada apa yang biasa kita pikirkan, atau kemakmuran, melainkan pada perkembangan jiwa” (Alexander Solzhenitsyn)
Terkadang kesuksesan, dan kemapanan mengaburkan kepekaan kita akan pentingnya melakukan pertumbuhan. Padahal, pemimpin yang tidak bertumbuh adalah pemimpin yang sudah dapat dipastikan tidak memiliki masa depan! Mereka yang tidak melakukan pertumbuhan, tidak bekerjasama mengembangkan anugerah yang diberikan TUHAN kepadanya.
“ Mereka yang senantiasa bersama Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Mereka seperti burung rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lemah, mereka berjalan dan tidak menjadi lesu.”
Maka, bertumbuhlah agar potensi yang telah diberikanNya berkembang, kembangkan potensi hingga berlipat jumlahnya, tebarkan potensi itu, agar bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain, dan hingga kemudian, semuanya akan memuliakan nama TUHAN yang memberimu anugerah kehidupan tersebut.
Anda tidak perlu berusaha keras meyakinkan oranglain, bagaimana hebatnya Anda memimpin, atau betapa besarnya keinginan Anda agar mereka mencapai keberhasilan, Anda hanya perlu menunjukkannya kepada mereka. Saat Anda telah berhasil memimpin diri sendiri dengan spiritualitas dalam hati Anda, Anda telah siap memimpin orang lain.
Bagian 3
Kepemimpinan adalah pengaruh, kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin hanya dapat memimpin orang lain ketika ia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain mengikuti jejaknya.
Seorang pemimpin spiritual menyadari bahwa fokusnya bukan lagi terletak pada diri sendiri, tetapi pada orang-orang yang dipimpinnya. Ia adalah seorang pemimpin yang memperhatikan bagaimana orang lain dapat tumbuh, berkembang dan mencapai visi yang hendak dicapai bersama dengan nilai-nilai kehidupan yang ia sebarkan pada mereka.
“Kita semua dilahirkan untuk suatu alasan, tetapi tidak semua kita menemukan sebabnya. Keberhasilan dalam kehidupan tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda dapatkan atau capai sendiri. Keberhasilan adalah apa yang Anda lakukan bagi orang lain”.
(Danny Thomas)
Sebagai pemimpin, Anda berkewajiban mendorong orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan dan mendorong perubahan-perubahan yang lebih baik. Jangan pernah bekerja sendirian. Tidak ada pemimpin tipe Lone Ranger. Jika Anda sendirian, Anda tidak sedang memimpin siapapun!
Memimpin Orang Lain


Salah satu kesalahan yang biasa dilakukan pemimpin adalah berusaha memimpin orang lain sebelum mengembangkan hubungan dengan mereka. Sementara Anda bersiap untuk mengembangkan orang lain, luangkanlah waktu untuk saling mengenal. Mintalah mereka berbagi cerita dengan Anda, temukanlah apa yang menggugah mereka, kekuatan dan kelemahan mereka, sifat-sifat mereka, impian-impian mereka, ekspektasi mereka dalam pekerjaan dan sebagainya. Ini akan mengembangkan hubungan Anda dengan cara yang tidak pernah ada sebelumnya, dan akan membuat Anda juga bertumbuh.

William Wolcott berkunjung ke New York pada tahun 1924 dan membuat catatan tentang perjalanannya tersebut. Saat ia tengah berada di kantor seorang sahabatnya, tiba-tiba ia mendapatkan ilham untuk membuat sketsa. Agar tidak kehilangan ilham tersebut, ia meminta secarik kertas yang ada di meja sahabatnya itu.
“Bisakah saya memintanya?” sahabatnya menjawab,”Itu bukan kertas sketsa, itu hanya kertas pembungkus biasa”. Karena tidak ingin kehilangan ilham yang muncul itu, Wolcott mengambil kertas pembungkus tersebut dan berkata,”Tidak ada yang biasa-biasa saja jika kita tahu bagaimana menggunakannya”. Pada kertas pembungkus itu, ia membuat dua sketsa. Kemudian hari, salah satu sketsa itu dijual dengan harga $500 dan yang lainnya dengan harga $1000, sebuah jumlah yang sangat besar pada tahun 1924.
Setiap orang, jika dalam pengaruh positif orang lain, sama seperti kertas pembungkus biasa di tangan seorang artis besar. Tidak peduli dari apa kertas tersebut dibuat, kertas itu dapat menjadi harta yang sangat berharga.
Tidak setiap orang yang Anda pengaruhi akan berpikir sama dengan Anda. Anda harus menolong mereka bukan saja percaya mereka dapat berhasil, tetapi juga memperlihatkan kepada mereka, bahwa Anda menginginkan mereka berhasil.
Pemimpin Spiritual memelihara hubungan dengan orang lain adalah dengan menumbuhkan kepeduliaan yang tulus. Mereka memimpin dengan empathy, kasih sayang, dan rasa hormat.
  1. Peliharakanlah Hubungan Baik
  2. Memahami Orang Lain
    Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, dan setiap individu tidak mungkin dihadapi dengan cara yang sama. Karenanya, memahami mereka, dan mempelajari bagaimana membina mereka sesuai dengan kepribadian mereka, dapat membantu Anda menolong mereka mencapai tujuan-tujuan.
  3. Mengasihi Orang Lain
    Anda tidak dapat benar-benar menjadi pemimpin efektif kecuali Anda mengasihi mereka.
    Henry Gruland berkata,”Menjadi seorang pemimpin artinya lebih dari sekedar ingin memimpin. Para pemimpin mempunyai rasa pengertian terhadap orang lain dan kemampuan yang tajam untuk menemukan yang terbaik dari dalam diri orang lain.. bukan yang terburuk.. dengan benar-benar mempedulikan orang lain”
  4. Menolong Orang Lain
    Pusatkan diri Anda pada apa yang Anda dapat tanamkan dalam diri orang lain, bukan apa yang Anda bisa terima dari mereka.
  5. Berikan Hati Anda
Harapan adalah karunia terbesar yang dapat kita berikan kepada orang lain; karena bahkan jika orang lain gagal melihat arti diri mereka sendiri, mereka masih mempunyai alasan untuk tetap berusaha dan bekerja keras untuk mencapai potensi mereka di masa depan. Pemimpin Spiritualitas adalah pemimpin yang memberikan harapan dan pengertian.
“Kita membutukan pemimpin-pemimpin yang tahu bagaimana ‘membaca’ hati dan yang dapat memberikan kepada mereka rasa tenang, rasa percaya, pengertian akan mereka dan kejujuran yang sesungguhnya dibutuhkan mereka…” Samual Brengle
Apa yang Anda percayai terlihat dengan bagaimana cara Anda bertindak.
“Perlakukanlah orang lain seperti penampilannya dan Anda akan membuatnya semakin buruk. Tetapi perlakukanlah seseorang seolah-olah ia telah mencapai potensinya dan Anda akan menjadikan dia menjadi sebagaimana seharusnya” (Wolfgang von Goethe).
  1. Kembangkan Potensi Mereka
Berikan perhatian Anda pada kekuatan orang lain. Pusatkanlah perhatian pada mempertajam keahlian yang sudah ada. Pujilah kualitas-kualitas positif. Munculkanlah bakat-bakat terpendam pada mereka. Doronglah mereka mengembangkan potensi-potensi mereka. Pusatkan perhatian pada peningkatan kekuatan mereka, Anda sedang mengembangkan hubungan yang kuat dengan mereka, dan mereka mulai bertumbuh serta mendapatkan rasa percaya diri. Setelah percaya diri muncul, baru Anda dapat membicarakan tentang kelemahan-kelemahan mereka dan menanganinya dengan bijaksana satu per satu.


Ingatlah bahwa semua orang mempunyai potensi untuk berhasil. Sebagai pemimpin, tugas Anda melihat potensi-potensi dimaksud, menemukan apa yang belum ada dan memperlengkapinya dengan apa yang diperlukannya.

“Membina hubungan dengan orang lain tidak rumit, hanya membutuhkan usaha”
Jadilah penuntun, panutan, pelopor, penolong, pemerhati, pemerkasa tindakan, pekerja keras, pencetus ide, penyelaras hubungan, pembuat keputusan bijak, penggali potensi, pemberi bantuan, pelatih, pecinta pengetahuan, pemberi bimbingan spiritual (imam), pemberani, pengabdi kejujuran, pembuat perubahan, pemegang janji, pemaaf, pelaku rendah hati, pembuat kebahagiaan, pelaku disiplin, pendobrak pembaharuan, pendengar yang baik, pemberi rasa aman, pendorong kerja sama, pembuat pengaruh positif, pembuat momentum, pemberi kepercayaan, perencana, pendorong semangat, pemenang, pendorong perbaikan karakter, pencetus kualitas, dan penyelesai perselisihan.


JADILAH PEMIMPIN!

“Dengan kepemimpinan yang baik, segala sesuatu dapat diperbaiki.”
Selamat Memimpin, Sukses Milik Anda Sekarang!
Untuk Diingat:
Pemimpin Spiritual mengapresiasikan nilai-nilai kehidupan ke dalam kepemimpinannya, memberikan teladan dalam perilakunya dan mendorong perubahan positif kepada orang lain. Latihlah diri Anda melakukan hal berikut: 


Aku Melakukannya. 

Aku Melakukannya dan kamu memperhatikan.
Kamu Melakukannya dan aku memperhatikannya.
Kamu Melakukan.



https://leadershipsecret2016.wordpress.com/2015/01/22/spiritualitas-kepemimpinan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar