Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Selasa, 30 Agustus 2016

Latihan Untuk Meningkatkan Kekuatan Pikiran

Ada banyak teknik untuk meningkatkan kekuatan pikiran. Bahkan kebiasaan sederhana seperti mengajukan beberapa pertanyaan penting kapan saja sebenarnya mampu mengasah otak anda. Sebuah pertanyaan atau hanya sekedar mengisi teka-teki membuat anda berpikir lebih produktif. Tapi ada satu pendekatan yang mungkin dapat anda coba lebih baik dari semua teknik lain untuk meningkatkan kekuatan pikiran anda. 

Teknik ini adalah dasar dari teknik Hipnotis dan Telepati, tapi lebih tepatnya teknik ini sering digunakan oleh mereka yang mempelajari ilmu Mind Power, yaitu suatu ilmu tentang daya ingat dan membaca pikiran. Untuk melatih kekuatan pikiran anda, bisa dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini: 

1. Jalan-jalanlah ke luar rumah, cari tempat yang ramai, semakin ramai semakin baik.
2. Setelah puas berjalan-jalan dan sampai di rumah, masuklah ke kamar. Usahakan kondisi kamar anda sepi dan tidak banyak suara-suara.
3. Duduk dengan tenang, tarik nafas dalam dan coba tenangkan pikiran.
4. Setelah nafas anda mulai teratur, rileks, dan pikiran juga tenang. Coba mulai bayangkan keadaan selama anda jalan-jalan tadi, bayangkan apa yang anda lihat dengan jelas, bayangkan sejelas-jelasnya.
5. Mungkin akan ada kesukaran, tapi usahakan bayangkan terus sampai bayangan tadi semakin jelas. Kalau anda merasa pusing, boleh berhenti sejenak, tenangkan pikiran anda dan kemudian mengulangi lagi latihan ini.
6. Setelah anda mampu membayangkan dengan jelas gambaran keadaan selama jalan-jalan tadi, sekarang fokuskan pada satu objek, terserah anda objek apa, apakah manusianya, bangunannya, intinya adalah objek yang menarik perhatian anda.
7. Bayangkan sedetil-detilnya, perhatikan warnanya, bentuk dan segala hal detilnya.
8. Jika sudah cukup jelas, anda bisa mengakhiri latihan. 

Lain waktu ketika anda berada dilokasi yang sama, coba lihat kembali apakah detilnya sama seperti yang anda bayangkan. Akan lebih baik jika anda membayangkan detil bangunan sehingga anda tidak perlu repot mencari objek. 

Jika kondisi atau detilnya sama seperti yang anda bayangkan, berarti anda sudah mulai cukup menguasai teknik penjaman pikiran. Jika belum, berlatihlah terus secara rutin. Hasilnya akan sangat berguna bagi anda, terutama jika anda seorang pelajar, anda akan memiliki pikiran yang tajam dan daya ingat yang lebih baik. Selain hal itu, latihan ini juga merupakan latihan dasar dari cabang ilmu Mind Power dimana anda dapat melihat masa lalu, masa depan, dan membaca pikiran orang lain. 

Senin, 29 Agustus 2016

Hari Jumat Kliwon Sakral ?

Ada berkembang di kepercayaan jawa, hari Jumat khususnya dengan pasaran kliwon dianggap hari yang sakral alias keramat , banyak ritual – ritual khusus yang dilakukan pada hari jumat kliwon,
kenapa bisa begitu? kenapa hari jumat itu dianggap sakral….
ada beberapa pendapat tentang hal itu,
namun secara kejawen ini alasannya…
kunci dari ajaran kejawen adalah kepercayaa terhadap sedulur papat limo pancer (S45P)
Sejak dahulu orang Jawa telah mempunyai “perhitungan“( petung Jawa ) tentang pasaran, hari, bulan dan lain sebagainya. Perhitungan itu meliputi baik buruknya pasaran, hari, bulan dan lain sebagainya. Khusus tentang hari dan pasaran terdapat di dalam mitologi sebagai berikut :
1.Batara Surya ( Dewa Matahari ) turun ke bumi menjelma menjadi Brahmana Raddhi di gunung tasik. Ia menggubah hitungan yang disebut Pancawara ( lima bilangan ) yang sekarang disebut Pasaran yakni : Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon nama kunonya : Manis, Pethak ( an ) Abrit ( an ) Jene ( an ) Cemeng ( an ), kasih. ( Ranggowarsito R.NG.I : 228 )
2.Kemudian Brahmana Raddhi diboyong dijadikan penasehat Prabu Selacala di Gilingwesi sang Brahmana membuat sesaji, yakni sajian untuk dewa-dewa selama 7 hari berturut-turut dan tiap kali habis sesaji, hari itu diberinya nama sebagai berikut
a. Sesaji Emas, yang dipuja Matahari. Hari itu diberinya nama Radite, nama sekarang : Ahad.
b. Sesaji Perak, yang dipuja bulan. Hari itu diberinya nama : Soma, nama sekarang : Senen.
c. Sesaji Gangsa ( bahan membuat gamelan, perunggu ) yang dipuja api, hari itu diberinya nama : Anggara, nama sekarang Selasa.
d. Sesaji Besi, yang dipuja bumi, hari itu diberinya nama : buda, nama sekarang : Rebo.
e. Sesaji Perunggu, yang dipuja petir. Hari itu diberinya nama : Respati, nama sekarang : Kemis.
f. Sesaji Tembaga, yang dipuja Air. Hari itu diberinya nama : Sukra, nama sekarang : Jumat
g. Sesaji Timah, yang dipuja Angin. Hari itu diberinya nama : Saniscara disebut pula : Tumpak, nama sekarang : Sabtu.
Nama sekarang hari-hari tersebut adalah nama hari-hari dalam Kalender Sultan Agung, yang berasal dari kata-kata Arab ( Akhad, Isnain, Tslasa, Arba’a, Khamis, Jum’at, Sabt ) nama-nama sekarang itu dipakai sejak pergantian Kalender Jawa – Asli yang disebut Saka menjadi kalender Jawa / Sultan Agung yang nama ilmiahnya Anno Javanico ( AJ ). Pergantian kalender itu mulai 1 sura tahun Alip 1555 yang jatuh pada 1 Muharam 1042 = Kalender masehi 8 Juli 1633. Itu hasil perpaduan agama Islam dan kebudayaan Jawa.
Angka tahun AJ itu meneruskan angka tahun saka yang waktu itu sampai tahun 1554, sejak itu tahun saka tidak dipakai lagi di Jawa, tetapi hingga kini masih digunakan di Bali. Rangkaian kalender saka seperti : Nawawara ( hitungan 9 atau pedewaan ) Paringkelan ( kelemahan makhluk ) Wuku ( 30 macam a’7 hati, satu siklus 210 hari ) dll.
Dipadukan dengan kalender Sultan Agung tersebut, keseluruhan merupakan petungan ( perhitungan ) Jawa yang dicatat dalam Primbon. Dikalangan suku Jawa, sekalipun di lingkungan kaum terpelajar, tidak sedikit yang hingga kini masih menggunakannya primbon.
Sadulur Papat Kalima Pancer
Hitungan Pasaran yang berjumlah lima itu menurut kepercayaan Jawa adalah sejalan dengan ajaran “ Sedulur papat, kalima pancer “ empat saudara sekelahiran, kelimanya pusat.
Ajaran ini mengandung pengertian bahwa badan manusia yang berupa raga, wadag, atau jasad lahir bersama empat unsur atau roh yang berasal dari, tanah, air, api dan udara. Empat unsur itu masing-masing mempunyai tempat di kiblat empat. Faktor yang kelima bertempat di pusat, yakni di tengah.
Lima tempat itu adalah juga tempat lima pasaran, maka persamaan tempat pasaran dan empat unsur dan kelimanya pusat itu adalah sebagai berikut :
1. Pasaran Legi bertempat di timur, satu tempat dengan unsur udara, memancarkan sinar ( aura ) putih.
2. Pasaran Paing bertempat di selatan, salah satu tempat dengan unsur Api, memancarkan sinar merah.
3. Pasaran Pon bertempat di barat, satu temapt dengan unsur air, memancarakan sinar kuning.
4. Pasaran Wage bertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, memancarkan sinar hitam
5. Kelima Kliwon tempatnya di pusat atau di tengah, adalah tempat Sukma atau Jiwa, memancarkan sinar manca warna ( bermacam-macam )
Dari ajaran sadulur papat, kalima pancer dapat diketahui betapa pentingnya Pasaran Kliwon yang tempatnya ditengah atau pusat / tengah atau pusat itu tempat jiwa atau sukma yang memancarkan daya – perbawa atau pengaruh kepada “ Sadulur Papat atau Empat Saudara ( unsur ) sekelahiran.https://parapsikolog.wordpress.com/2010/08/20/hari-jumat-kliwon-sakral-ini-alasannya/

Tips Melihat Aura

I. Apa itu Aura?
Aura adalah merupakan medan energi yang memancarkan gelombang elektomaknetik. Tubuh kita ini dikelilingi oleh aura yang berupa cahaya/warna. Medan energi yang ada di tubuh kita tampak berwarna-warni dan memiliki warna tertentu yang merupakan warna dominan/warna utama.
Aura dapat dianalogikan seperti sidik jari, warna aura itu unik pada setiap orang.
Ukuran dan kecemerlangan pancaran aura itu berkaitan dengan:
– menunjukkan kesehatan jasmaniah,mental,emosional dan spiritual dari orang yang bersangkutan pada saat tertentu
– Aura manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kedewasaan kepribadian seseorang.
– Aura manusia berwarna-warni sesuai dengan kepribadian dan kehidupan seseorang.
Masing-masing warna aura menunjukkan kepribadian yang berbeda.
– Panjang pendeknya aura dapat dideteksi dengan indra peraba kulit atau dengan dowser
– Aura seseorang dapat mempengaruhi maupun dapat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga bisa cerah atau buram karena faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar pancaran aura tetap cemerlang, diantaranya :
– Makan makanan yang halal, baik dan tidak berlebihan.
– Olahraga yang cukup dan teratur.
– Memenuhi kebutuhan tubuh akan udara segar.
– Istirahat dengan cukup, mengurangi rokok, alkohol dan obat terlarang.
– Mengurangi gerak hati, gerak pikir dan kegiatan-kegiatan yang buruk.
– Mengurangi sikap hati yang kasar, mudah emosi dan memperbanyak rasa kasih sayang.
II. Melihat Aura (tanpa mantra)
1. Melihat aura dengan jari tangan
Carilah tembok berwarna putih, duduklah dengan tenang pada jarak 1/2 meter dari tembok.Ambil napas sebanyak mungkin dan tahan selama mungkin. Lakukanlah sebanyak 5 kali. Gosokkan kedua telapak tangan hingga terasa hangat. Tempelkan masing2 jari tangan kanan dan kiri saling berpasangan. Letakanlah kedua tangan yang masih berpasangan tadi 30Cm didepan mata dengan latar belakang tembok berwarna putih. Renggangkanlah perlahan2 kedua telapak tangan saling menjauh. Perhatikanlah antara kedua ujung jari tadi akan mengeluarkan garis cahaya putih. Itulah aura yg memancar dari ujung jari kita.
2. Melihat aura dengan telapak tangan
Tarik nafas dan gosok kedua telapak tangan seperti cara No. 1. Tempelkan salah satu telapak tangan pada tembok berwarna putih. Tarik napas, tahan & hembuskan. Lepaskan telapak tangan dari tembok. Amatilah bekas telapak tangan yang tertinggal ditembok. Itulah aura yang memancar dari telapak tangan dan lama kelamaan akan larut dalam aura alam.
3. Melihat Aura diri sendiri
Letakkan cermin besar dihadapan kita, duduk dengan tenang. Usahakanlah latar belakang tembok berwarna putih dan penerangan berupa lampu neon. Tariklah nafas sebanyak mungkin dan tahanlah selama mungkin. Ulangilah sebanyak 5 kali. Tataplah bayangan diri kita yg ada dicermin. Pandangan mata diusahakan tidak melihat tubuh maupun bayangan tubuh, namun lihatlah batas tepian kepala dengan latar belakang tembok. Setelah pandangan mata kita terfokus, maka perlahan2 dari kepala dan bahu akan keluar cahaya aura kita. Sinar yg pertama kali terlihat biasanya berwarna putih yg merupakan warna aura kita yg sesungguhnya. Tataplah terus sampai melihat warna lain yg tidak berubah. Setelah berhasil mulailah mencoba melihat aura orang lain.
4. Melihat Aura Orang Lain
Mintalah bantuan seseorang yang akan menjadi objek untuk berdiri didepan tembok yang berwarna putih. Usahakanlah penerangan didalam ruangan dibuat remang-remang atau redup. Berdirilah lebih kurang 3 meter didepan objek. Fokuskanlah pandangan mata pada bagian tepi kepala dan bahu objek. Perlahan-lahan akan keluar sinar aura dari tepi kepala objek. Fokuskanlah pandangan pada seluruh tepian tubuh objek, maka seluruh tubuh objek akan memancarkan warna aura.
III. Arti warna Aura
Ungu, tingkat pencapaian kerohanian, hubungan Illahi, mistik. Terletak pada kelenjar pituitari atau ubun-ubun.
Nila, kebijaksanaan mendalam, bersifat seni, penguasaan diri dan selaras dengan alam. Terletak di kelenjar pineal atau jidat.
Biru, bermental kuat, kecerdasan dan pemikir nalar.
Biru gelap, merupakan sifat curiga. Terletak di otak.
Hijau, keseimbangan, harmoni, penyembuhan dan mudah menyesuaikan diri.
Hijau gelap, penuh tipuan, licik. Terletak di leher.
Kuning, kasih sayang, baik hati, belas kasihan dan optimis
Kuning gelap, curiga dan tamak. Terletak di jantung.
Oranye, energi dan kesehatan tubuh, berhubungan dengan penyakit dan vitalitas fisik yang rendah.
Oranye gelap, memperlihatkan kecerdasan yang rendah. Terletak di lambung dan limpa.
Merah, kehidupan jasmaniah, ambisi dan penuh birahi.
Merah gelap, ganas dan penuh nafsu.
Merah muda(pink), kasih tanpa pamrih, kelembutan hati, sopan santun. Terletak di bawah pusar.
* Coklat, pelit, mementingkan diri sendiri dan egois.
Abu-abu, kemurungan, energi rendah dan rasa takut.
Hitam, jahat, culas dan bermaksud buruk.
* Putih, menunjukan tingkat kerohanian yang tinggi.
Perak, energi tinggi dan sangat berguna.
Emas, diri yang luhur dan pencapaian kerohanian yang tinggi.
IV. Tambahan
Aura Pada manusia yang kita lihat itu, terdiri dari tiga bagian yaitu,
1. Bagian pertama atau bagian yang paling dekat dengan permukaan tubuh yang seakan menyelimuti dan mengikuti lekuk tubuh secara tepat adalah Aura Kembaran kita.(atau disebut juga Aura kembaran Etheris).Warna Aura ini kebanyakan berwarna gelap atau kadang agak kelabu.
2. Lapisan Kedua terletak diatasnya atau diluarnya adalah Aura bagian dalam yang sedikit banyak mencermin kankeadaan kesehatan si pemilik tubuh tsb.
3. Lapisan ketiga adalah lapisan diatasnya lagi atau dibagian luarnya lagi yang kita sebut Aura bagian luar ,yang sangat banyak terpengaruh oleh keadaan mental atau kebatinan orang ybs.
https://parapsikolog.wordpress.com/2010/08/30/tips-melihat-aura-tanpa-mantra/

Ayat 7 dan keutamaannya

1. Qs At Taubah 51
 Qul lay yusibana illa ma kataballahu lana huwa maulana wa 'alallahi fal yatawakkalil mu'minun.
Artinya:
Katakanlah : Sekali kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang orang  yanberiman harus bertawakkal.

2. Qs Yunus 107
Wa iy yamsaskallahu bidurrin fa la kasyifa lahu illa hu, wa iy yuridka bikhairin fa la radda lifadlih, yusibu bihi may yasya'u min ibadih, wa huwal gafurur rahim
Artinya:
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepdmu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kami, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba2Nya. Dialah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3. Qs Hud 6
Wa ma min dabbatin fil ardhi illa 'alallahi rizquha wa ya'lamu mustaqarraha wa mustauda 'aha, kullun fi kitabim mubin
Artinya:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allahlah yang memberi rejekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata

4. Qs Hud 56
Inni tawakkaltu 'alallahi rabbi wa rabbikum, ma min dabbatin illa huwa akhizum bi natiha, inna rabbi 'ala siratim mustaqim
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Tuhanku dan Tuhanmu. Tiada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun2nya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus

5. Qs Al 'Ankabut 60
Wa ka'ayyim min dabbatil la tahmilu rizqaha, Allahu yarzuquha wa iyyakum wa huwas sami'ul 'alim
Artinya:
Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa/mengurusi rejekinya sendiri. Allahlah yang memberi rejeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

6. Qs. Fatir 2
Ma yaftahillahu lin nasi mir rahmatin fa la mumsika laha, wa ma yumsik fa la mursila lahu mim ba'dih, wa huwal 'azizul hakim
Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tiada seorangpun yang dapat menahannya dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

7. Qs Az Zumur 38
Wa la'in sa'altahum man khalaqas samawati wal ardha layaqulunnallah, qul afara'aitum ma tad'una min dunillahi au aradani bi rahmatin hal hunna mumsikatu rahmatih, qul hasbiyallahu 'alaihi yatawakkalul mutawakkilun.
Dan sungguh jika kamu bertanya kepd mereka : "Niscaya yg menciptakan langit dan bumi?? Niscaya mereka menjawab "Allah". Katakanlah : "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selian Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala2mu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya ? Katakanlah : Cukuplah Allah bagiku". KepadaNyalah bertawakkal orang yang berserah diri.

Beberapa keutamaannya antara lain:


1.Barangsiapa mengamalkan/membaca ayat 7 pagi dan petang, maka ia akan merasa aman sentosa dari segala kebinasaan dan terpeliharalah daripada tipu daya musuh dan bala dengan izin Allah.

2.Apabila ayat 7 ini diamalkan sekali siang dan sekali malam (sesudah solat Maghrib dan Subuh), insyaallah akan memudahkan rezekinya, dipanjangkan umur, terpelihara dai gangguan jin, syaitan dan fitnah, dikasihi para hamba Allah serta dimudahkan serta dikabulkan segala apa yang dicita-citakannya.

3.Apabila diamalkan 40 hari berturut-turut dan pada setiap solat fardhu dibaca tujuh kali, niscaya akan memperoleh  faedah yang besar.

4.Barangsiapa yang mewiridkan pada tiap-tiap selesai sembahyang fardhu, insyaallah, Allah akan memudahkan sakaratulmaut kelak dan memperolehi pahala yang besar pula. Juga kalau dibacakan ayat ini pada orang sakit, maka insyaallah akan menenangkan dan menyembuhkan dengan segera.

5.Barangsiapa yang membaca ayat tujuh dengan tujuh hari berturut-turut dengan ketentuan tujuh kali disiang hari dan tujuh kali di malam hari, mudah-mudahan Allah akan melepaskan atau memudahkan dari kesulitan dan kesusahan.

 Keutamaannya jika diamalkan secara istiqomah :-

1) Dicatat pahala yang banyak
2) Wajah berseri
3) Dijauhkan dari hasad dengki dan fitnah
4) Dijauhkan dari gangguan iblis
5) Ditunaikan segala hajat
6) Terpelihara dari tipudaya musuh


Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

AYAT LIMA BELAS


Ayat lima belas terdiri atas :
1. Ali Imran :1-2 dan 18
2. Al-An`am : 95
3. Ar-Ra`d : 31
4. Yasin : 82
5. Al-Fatihah : 2
6. Qaf : 15
7. Al-Hadid : 4 dan 25
8. At-Taghabun : 13
9. Ath-Thalaq : 3
10. Al-Jinn : 28
11. Al-Muzzammil : 9
12. An-Naba : 38
13. Abasa : 18-19
14. At-Takwir : 20
15. Al-Buruj : 20-22
Membaca ayat lima belas dengan seizin Allah SWT dapat berfaedah memenuhi kebutuhan hidup, menyembuhkan orang sakit atau keracunan, serta memberikan keselamatan dan keamanan.
Dalam kitab catatan peninggalan para leluhur ada diterangkan tentang keampuhan gaib yang tinggi pada ayat lima belas secara lengkap.
Antara lain:
Ayat ke 1: Mendapat ampunan dosa.
ayat1-15 ok
“Alif laamim, allahu laa ilaaha illallah huwal hayyul qoyyum
Apabila ayat tsb dibacakan kepada orang yang sakit secara terus menerus maka mempunyai keutamaan bahwa orang yang sakit itu akan mendapat ampunan dosa dari Allah SWT.
ayat2-15 ok
Ayat ke 2:  Segera Hasil Hajat
“Qaaiman bilqisthi dzaalikumullaahu fa-annaa tukfakuuna
Apabila ayat tsb dibaca terus menerus pada malam hari, maka mempunyai keajaiban, bahwa orang yang mempunyai hajat dan belum berhasil maka Allah akan cepat menghasilkan hajatnya orang yang membacanya.
ayat3-15 ok
Ayat ke 3: Pengasih semua orang
“Walau anna Qur’aanan suyyirot bihil jibaalu auquththi-at bihil ardhu au kullima bihil mauta balillaahil amru jamii-an”
Apabila ingin dicintai oleh semua orang baik laki laki maupun perempuan atau lawan berganti menjadi kawan, maka ayat ke 3 mempunyai daya keampuhan yang tinggi untuk itu bila dibaca 7x (tujuh kali) lalu sebutlah nama orang yang dimaksud, insya allah akan berhasil.
ayat4-15 ok
Ayat ke 4: memberi pelajaran pada orang zalim
“Innamaa amruhuu idzaa araada syai an an yaquula lahuu kun fayakuun”
Apabila ayat tersebut ditulis dikertas kemudian ditulis juga nama orang yang zalim, maka mempunyai keanehan setelah tulisan tersebut ditulis lalu ditindih dengan batu maka orang zalim yang dimaksud akan mengalami sakit. Tapi perlu di ingat bahwa perbuatan yang demikian adalah dosa besar sehingga allah akan melaknat ummatnya yang berbuat aniaya dan menyenangi umatnya yang pemaaf.Tangan mencincang bahu memikul, barang siapa berbuat keburukan akan mendapat buah keburukan. Nauzubillah!!!
ayat5-15 ok
Ayat ke 5: Untuk menunaikan segala hajat

“Alhamdulillaahi rabbil aalamiin”
mempergunakannya dengan cara dibaca sebanyak 7x sambil menahan nafas, lalu sampaikan hajatnya.
ayat6-15 ok
Ayat ke 6: Menawarkan Racun
“Balhum fii labsiin min khalqin jadiidin”
Bacalah ayat ke 6 sebanyak 7x pada 7 butir beras atau gandum dalam bejana mangkuk putih porselin yang sudah dituangi air. Lalu airnya minumkan dan beras atau gandumnya dimakan oleh orang yang terkena racun, dengan izin Allah racun akan akan tawar dengan cepat.
ayat7-15
Ayat ke 7: Juga menawarkan racun
“Wahuwa ma-akum ainamaa kuntum wallaahu bimaa ta’maluuna bashiir”
Bacakan pada air kelapa hijau sebanyak 3x lalu diminumkan airnya pada orang yang terkena racun, insya aalh seketika racunnya akan tawar dengan qudrat irodat allah.
ayat 8-15 ok
Ayat ke 8: Untuk terhindar dari marabahaya dan ampunan dosa
“Innallaaha qawiyyun aziizun. Allaahu laa ilaaha illaa huwa wa alallaahi fal yatawakkalil mu’minun”
Dibaca dengan penuh keikhlasan dalam keadaan berwudlu (tidak berhadas) maka akan diampuni oleh allah dosanya. Dan jika dibaca ketika akan tidur maka selama tidur akan dilindungi allah dari segala marabahaya kebakaran, maling, pembunuhan, bencana alam dsb, insya allah.
ayat 9-15 ok
Ayat ke 9: Untuk Keselamatan dari Penyakit Menular
“Wamayyatawakkal alallaahi fahuwa hasbuhuu innallaaha balighu amrihi qad ja-alallaahu likulli syai-in qadraan”
Apabila dibaca akan menjadi tangkal yang ampuh dan jika ayatnya ditulis pada kulit kijang atau harimau kemudian dimasukkan dalam potongan bambu atau tabung lalu ditutup dan ditanam pada tengah kampung, desa atau kotamaka seluruh penduduk akan selamat dari penyakit menular. Metode ritual ini mungkin saja jawaban atau dapat juga dijadikan alternatif ditengah hingar bingarnya wabah penyakit menular yang disebabkan virus virus berbahaya yang belum diketahui identitasnya bahkan virus virus berbahaya yang sudah diketahui identitasnya seperti Flu burung,flu babi flu flu lainnya.makanya peninggalan leluhur itu sangat banyak sekali yang harus kita gali dan lestarikan sepanjang sejarah.
ayat 10-15 0k
Ayat ke 10: untuk hajat duniawi dan ukhrowi cepat terkabul
“Wa ahaatho bimaa ladaihim wa ahshaa kulla syai-in ‘adadan”
Bila dibaca ayat ke 10 ini secara kontiniu maka hajat duniawi dan ukhrowi insya allah segera terlaksana…amiin.
ayat 11-15 0k
Ayat ke 11: Untuk meredakan orang yang mengamuk/emosi
“Robbul masyriqi wal maghribi laa ilaaha illaa huwa fatta khidzhu wakiila”
Dibaca pada 7 butir padi kemudian dibawa menghadapi orng yang sedang marah atau mengamuk  maka kemarahan dan kebencianya akan reda dengan sendirinya berkat izin Allah SWT.
ayat12-15
Ayat ke 12: Untuk hajat agar cepat tercapai
“Laa yatakallaamuuna illa man adzina lahu rrahmaanu waqaala shawaaban”
bagi siapa yang mengamalkan ayat ini maka segala hajatnya akan cepat ditunaikan oleh Alah SWT, amiin
ayat 13-15 ok
Ayat ke 13: Untuk melumpuhkan perampok dan pembegal
“Min ayyi syai in khalaqahuu min nuthfatin khalaqahuu faqaddarahuu”
Dari zaman dahulu hingga sekarang perampokan dan pembunuhan terus saja terjadi dimana mana, bukan saja ditempat tempat yang sepi namun juga ditempat keramaian. nah! ayat yang ke 13 dari 15 ayat ini jawabannya. Apabila suatu waktu anda dihadang oleh perampok tidak bersenjata maupun bersenjata maka janganlah bingung atau berputus asa. caranya serahkan diri pada allah sehingga kita akan timbul keberanian sebab sebelum ajal berpantang mati. kemudian ambilllah debu secepatnya kemudian ayat ke 13 sebanyak 7 x ulang lau tebarkan ke sekeliling. Insya allah dengan kekuasaan allah seketika para pembegal akan kebingungan saling bentrok antara teman sehingga tidak berdaya.
ayat 14-15 ok
Ayat ke 14: Melemahkan penguasa jahat dan kejam
“Inda dzil arsyil makiini”
Seorang raja, presiden atau para pejabat pemerintah juga penguasa hukum dan penegak hukum selalu kita temukan arogan dan menyombongkan diri atas kekuasaan yang diembannya atau wewenang yang dimilikinya, penyalahgunaan wewenang selalu saja kita temui ketika berhadapan dengan mereka.  tanpa mereka sadar atau dalam keadaan sadar menganggap bahwa kekuasaan atau jabatan yang diembannya itu kekal tiada berujung..nau’uzubillah!!! jika anda mengalami seperti ini sebagai antisipasi ayat 14 ini jawabannya.                                                                                                  caranya: Bacalah 7x sambil menahan nafas ketika berhadapan dengan penguasa lalim kemudian hembuskan pada penguasa tersebut sambil mohon dalam hati agar dilindungi allah dari kejahatannya dan dimudahkan segala urusan dengannya.
ayat 15-15 ok
Ayat ke 15: untuk membuka gembok atau tali ikatan
“Wallaahu min waraa ihim muhithun bal huwa qur aanun majidun fii lauu hin mah fudhin”
Meski tidak diterima nalar namun semua kekuasaan allah nyata di alam ini. semua yang mustahil dijawab oleh allah denagn adanya ciptaannya di alam ini. sesunguhnya manusia tidak memiliki kekuatan selain kekuatan yang diamanahkan allah pada kita sebagai sifat NYA. jadi, janganlah menyombongkan diri dan menganiaya pada sesama. kemudian taatlah pada hukum allah. ayat yang ke 15 ini sungguh luar biasa dan nyata, barang siapa kehilangan kunci sehingga gemboknya tidak bisa dibuka maka dengan sarana membaca ayat ke 15 sebanyak 21x kemudian hembuskan pada gembok tersebut maka seketika gembok itu akan terbuka dengan izin allah. dengan cara yang sama dapat juga membuka ikatan tali atau rantai. Namun jangan coba coba disalahgunakan sebagai sarana membuka gembok untuk mencuri/mengambil milki orang lain tanpa izin, sebab tuah keampuhannya tidak akan berfungsi.
Untuk mengamalkannya agar datang tuahnya ada berbagai cara menurut mursid masing-masing, diantaranya sebagai beriku. Terlebih dahulu kita diharuskan mandi junub untuk membuang hadas besar dari tubuh sehingga dalam melaksanakan pengamalannya bersih lahir. Apapun yang kita kerjakan dalam melakukan kebaikan harusnyalah bersuci dahulu.Mandi ini dilakukan selama seminggu setiap siang hari dan yang baik itu pada waktu sore/petang.
Setelah sholat maghrib maka sholatlah 2 rakaat dengan sholat taubat dilanjutkan sholat 2 rekaat dengan sholat hajat.
Khusus sholat hajat ini setelah membaca fatihah pada rekaat 1 maka membaca surat Al-Ikhlas 60x, seterusnya setelah baca fatihah pada rekaat ke 2 maka baca surat Al-Ikhlas sebanyak 40x.
Setelah salam kedua maka duduk bersila menghadap kiblat sambil mengamalkan berikut ini:
-“Astaghfiroulloohal azhim” 41x,
-“Ashadu allaa ilaha ilallah Wa ashadu anna muhammaddarrosululloh”, 17x
-“Allaahumma sholli ala muhammad 100x,
– “Bismillaahirrohmaanirrohim” 21x
-Laa haulaa walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim 1x.
Baca Tawasul:
1. Illa hadrotin nabiyyil musthofa Muhammad rosulillahi SAW, wa ala alihi washohbihi ajmain arba’ati a-immatil mujtahidin al khulafa urrosyidiin saadatinah abi bakrin,wa umaaro,wa utsman,wa ali rodliyallohu anhum ‘ajma’in, wali kaaffati ambiya iwal mursalin walil malaa ikati mukorrobin jibril mikail isrofil izrail,kiromil faatihah……(baca fatihah 1x),
2. Alfaatihah allannabi khidir balya’ ibnu mulkan as wa ilyas alaihi salam wannabi sulaiman ibnu daud as, bismillaahirrohmanirrohim alhamd…dst.
3. Khushushon illa hadroti Kutubul aulia syekhuna abdul Qodir zailani baghdad fatihah…
5. Sengaja hamba berfatihah kepada wali-wali allah wali sembilan dan kepada ruhulloh tentranya sirulloh Bismillaahirrohmaanirrim alhamdulillah…dst.
6. Tsumma li arwahi aba ina wa ummina wali ustajuna wali mu allimina Al-faatihah
9. Tsumma husushon ala hajihinniyah alfaatihah
Setelah selesai kemudian baca:
Ayat 15 sebanyak 150x sekali duduk setiap malam selama 7 hari.
Lebih baik ketika mengamalkan ayat ini di barengi puasa setiap hari seperti bulan ramadhan dengan berbuka tidak boleh makan yang bernyawa dan garam selama 7 hari. Hri terakhir malamnya tidak boleh tidur dan bukanya kenduri dengan selametan ayam putih di ingkung dan nasi gurih/nasi lemak.
Selesai puasa setiap bakda solat 5 waktu ayat 15 dibaca 7x. dan setiap bait kalimat dipergunakan sesuai dengan keperluannya. wallahu a’lam.
https://kibayu.wordpress.com/2009/03/14/ayat-lima-belas/

Minggu, 28 Agustus 2016

Konsekuensi La Ilaha illa Allah

Mengamalkan ajaran Islam, mengamalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai makna dan konsekwensi syahadat La ilaha illa Allah dan syahadat Muhammad Rasulullah wajib merujuk kepada generasi pendahulu yang shalih

Tamhīd
Inti dari keyakinan (aqidah) Islam adalah aqidah tauhid, keimanan dan keyakinan kepada satu-satunya Ilah yang haq, yakni Allah ta’ala. Tauhid meliputi tawÍīd al-rubūbiyah, yakni keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang menciptakan, menjaga dan mengatur alam semesta ini, yang berkonsekwensi pada tawÍīd al-asmā wa al-Îifāt, yakni keyakinan bahwa Allah adalah Zat yang nama-nama yang maha baik dan sifat-sifat yang maha sempurna, yang berbeda dengan selain-Nya, dan tidak satu pun yang menyamaiNya.
Begitu pentingnya aqidah tauhid ini, Allah menetapkan satu surat khusus yang dikenal dengan nama “al-Ikhlas”, yang artinya bersih, suci, tulus. Yakni bersih dari sekutu dan penuhanan selain Allah. Surat ini secara redaksional sangat singkat tetapi padat. Begitu padatnya surat al-Ikhlas ini, Rasulullah saw. dalam hadits shahih Bukhari-Muslim menyatakan bahwa al-Ikhlas setara dengan sepertiga al-Quran.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لأَصْحَابِهِ أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ الْقُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ وَقَالُوا أَيُّنَا يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللهِ فَقَالَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الصَّمَدُ ثُلُثُ الْقُرْآنِ. (رواه البخارى ومسلم ولفظ للبخارى
Dari Abu Said al-Khudry radhiyallah anhu, berkata: Rasulullah bersabda kepada para sahabat, “apakah ada di antara kalian yang dapat membaca sepertiga alquran dalam satu malam? Makah al itu berat bagi mereka, dan mereka pun berkata,”Bagaimana kami mampu melakukannya, ya Rasulullah? Nabi menjawab, “membaca qul huwallahu ahad, Allahu Shamat adalah sepertiga Quran. (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam rangka penguatan tauhidullah, Rasulullah menegaskan membaca surat al-Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan Allah. Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, menjelaskan bahwa Rasulullah saw. mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan “QUL HUWALLAHU AHAD.” Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda:
سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ
Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?” Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab,
لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
Karena didalamnya terdapat sifat ArRahman, dan aku senang untuk selalu membacanya.” Mendengar itu Rasulullah saw. bersabda:
أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ
Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta’ala juga mencintainya.” (HR. Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813)
Ibnu Daqiq al-‘Ied menjelaskan perkataan Nabi saw. ”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya”. Beliau mengatakan, ”Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya i’tiqadnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari, 20/443)
Qaidah Memahami La ilaha illa Allah (لاإله إلا الله)
‘La’  yang terdapat dalam kalimat “La Ilaha Illa Allah” adalah huruf  “la” naafiyata li al-jinsi (huruf yang menafikan segala macam jenis).   Dalam kalimat di atas, yang dinafikan adalah kata “ilah” (sesembahan).  Kata “ilah’ berbentuk isim nakirah danisim al-jins. Kata “illa” adalah huruf istisna’ (pengecualian) yang mengecualikan Allah dari segala macam jenis “Ilah”.  Bentuk kalimat semacam ini adalah kalimat nafyun (negatif) lawan dari kalimat itsbat (positif).  Kata “Illa” berfungsi mengitsbatkan kalimat manfiy (negatif).
Dalam kaedah bahasa Arab, itsbat sesudah manfiy bermakna al-hasr (membatasi) dan al-ta’kid (menguatkan).  Oleh karena itu, makna kalimat “La ilaha illa al-Allah” adalah tiada ilah (sesembahan) yang benar-benar berhak disebut ilah (sesembahan) kecuali Allah swt. Jadi kalimat la ilaha illa Allah maknanya la ma’buda bihaqq illa Allah, tiada sesembahan yang haq kecuali Allah. Kalaupun ada sesembahan di luar Allah adalah tuhan palsu dan tuhan batil.
Konsekuensi La Ilaha Illa Allah
Beberapa ayat al-Quran telah mendukung pengertian la ma’buda bihaqq illa Allah di atas.  Allah swt berfirman,  “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan manusia, yang menguasai manusia, sesembahan manusia….(Qs.114:1-3).  “Ataukah mereka mempunyai ilah (sesembahan) selain Allah? (Qs. at-Thur:43) “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan  (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”[Qs. al-Maidah:73]Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas, bahwa sesembahan yang hakiki hanyalah Allah swt.
Kita diperintahkan untuk mengingkari semua sesembahan (ilah) selain Allah.  Ini ditunjukkan dengan sangat jelas pada ayat lain, yakni tatkala Nabi Ibrahim as. mengingkari semua sesembahan yang telah disembah oleh kaumnya.  Allah swt. berfirman,  “Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya, “Sesungguhnya aku melepaskan diri dari segala apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkiku (kepada jalan kebenaran).” [Q.s. al-Zukhruf: 26-27]
Di ayat lain, Allah swt juga menjelaskan dengan sangat jelas, tentang sesembahan-sesembahan selain Allah swt.  Setelah itu, manusia diperintahkan untuk mengingkari sesembahan tersebut.  Allah swt berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.[Q.s. at-Taubah:31] “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).’[Q.s. al-Baqarah:165]
Surat at-Taubah : 31 ini menunjukkan dengan gamblang, bahwa  ahli Kitab telah menjadikan rahib-rahib dan pendeta (orang alim) mereka sebagai sesembahan.  Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada Ilah Yang Satu (Allah swt).  Maksud dari ‘menyembah rahib-rahib dan pendeta-pendeta di sini’ adalah, mematuhi orang-orang alim dan rahib-rahib dalam tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah swt. Meskipun, secara dzahir kaum ahlu al-kitab tidaklah menyembah alim-ulama mereka.
Berdasarkan ayat tersebut, pengertian La ilaha illa al-Allah dan tauhid adalah pemurnian ketaatan kepada Allah dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan Allah.  Yakni, hanya mengakui bahwa Allah swt. semata yang berhak menetapkan hukum, bukan manusia.  Allah swt. berfirman, “Katakanlah: “Sesungguhnya aku (berada) di atas hujjah yang nyata (Al Qur’an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. [Q.s. al-An’am:57]
Rasulullah s.a.w. bersabda, artinya, “Barangsiapa mengucapkan La Ilaha Illa al-Allah dan mengingkari sesembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedangkan hisab (perhitungannya) adalah terserah kepada Allah”.   Hadits ini juga menjelaskan dengan sangat tegas bahwa yang menjadi pelindung atas harta dan darah seseorang, bukan sekedar ia mengucapkanLa ilaha Illa al-Allah, bukan pula mengerti makna dan lafadznya, juga bukan sekedar tidak meminta kepada selain Allah, akan tetapi ia harus menambahkan “pengingkaran kepada sesembahan-sesembahan (ilah)” selain Allah swt dengan tiada keraguan.  Jika masih ada keraguan, harta dan darahnya belum terpelihara.
Tauhid yang murni sebagaimana ditegaskan oleh kalimat tauhid La Ilaha Illa Allah adalah merupakan misi utama perjuangan Muhammadiyah, serta prinsip utama dan pertama bagi warga Muhammadiyah sebagaimana ditegaskan dalam MKCH dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
Syarat Kalimat La Ilaha Illa Allah
Syaikh Shalih Fauzan dalam kitab Tauhid menegaskan bahwa seseorang yang berikrar dengan kalimat La Ilaha Illa Allah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Al-Ilmu (Mengetahui) lawannya al-Jahlu (Tidak Mengetahui)
Yakni memahami makna dan maksud yang dikandung oleh kalimah La Ilaha Illa Allah. Mengetahui apa yang dinafikan (al-nafy, yakni La Ilaha) dan mengetahui apa yang ditetapkan (al-itsbat, yaitu Illa Allah). Artinya tidak selayaknya orang yang mengucapkan lafazh La Ila Illa Allah tidak memahami makna yang terkandung. Ucapan yang disertai kebodohan adalah ucapan yang sia-sia.
وَلا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (الزخرف:٨٦)
Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahui dan meyakini(nya) (Q.s. al-Zukhruf: 86)
Ayat di atas memiliki maksud bahwa orang yang bersaksi atas nama La Ilaha Illa Allah harus memahami makna dan konsekwensi yang dikandungnya, dan apabila ia tidak memahami kandungannya maka persaksiannya tidak sah.
2. Al-Yakin (Keyakinan) lawannya al-Syakk (Keraguan)
Orang yang telah mengikrarkan kalimat tauhid La Ilaha Illa Allah harus meyakini apapun yang terkandung dalam kalimat tersebut. Apabila seseorang meragukan apa yang diucapkannya tersebut maka ucapannya itu akan sia-sia dan tidak bermakna. Walaupun ia telah bersaksi dan berikrar dengan kalimat tersebut tetap tidak diperhitungkan sebagai orang yang beriman atau bertauhid. Justru yang demikian dikelompokkan sebagai kaum munafiqun.
Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (الحجرات: ١٥)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.
عَنْ أَبِى مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ »
Dari Abi Malik dari Ayahnya berkata: “aku mendengar Rasulullah bersabda barangsiapa mengatakan La Ilaha Illa Allah, dan mengingkari sesembahan selain Allah maka diharamkan harta dan darahnya, dan hisab-Nya oleh Allah sendiri. (HR. Muslim).
3. Al-Qabul (Menerima) lawannya Al-Radd (Menolak)
Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat ini dengan hati dan lisannya, membenarkan dan mempercayai segala berita yang datang dari Rasulillah saw serta menerimanya tanpa penolakan sedikit pun.
Allah berfirman :
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (البقرة: ٢٨٥)
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):”Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:”Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa):”Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali“. (Q.s. al-Baqarah 2:285).
Termasuk ke dalam kategori menolak dan tidak menerima, jika seseorang menentang atau menolak sebagian hukum syar’i atau hudud, seperti orang-orang yang menentang hukum pencuri, zina, bolehnya berpolygami, hukum waris dan lainnya.
Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ۬ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُ ۥۤ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاً۬ مُّبِينً۬ا
“Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka”. (Q.s. 33:36).
4. Al-Inqiyad (Tunduk) al-Nabdzu (Mengingkari)
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam kalimat ikhlas ini. Perbedaan antara inqiyad (tunduk) dan qabul(penerimaan) yaitu bahwa qabul adalah menyatakan kebenaran maka kalimat ini dengan perkataan dan inqiyad adalah mengikutinya dengan tindakan. Jika seseorang telah mengetahui makna la ilaha illallah, meyakini dan menerimanya, namun ia tidak tunduk, pasrah dan mengamalkan konsekuensi pengetahuannya itu, maka hal ini tidak ada berguna baginya. Allah berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ (٥٤)
Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya” (Q.s. 39:54)
Dan firmanNya:
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٦٥)
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Q.s. 4:65).
Siapa yang menolak dan mengingkari makna La Ilaha Illa Allah meskipun ia telah mengucapkannya, maka ucapan juga tidak bermakna,
5. Al-Shidq (Jujur) Lawannya al-Kidzbu (Kedustaan)
Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya jujur dalam keimanan dan aqidahnya. Allah berfirman:
وَلأضِلَّنَّهُمْ وَلأمَنِّيَنَّهُمْ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأنْعَامِ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا (التوبة: ١١٩)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.s. 9:119).
Rasulullah saw. bersabda:
عن أبى هريرةَ قال رسول الله أسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ. (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah bersabda Rasulullah: “Manusia yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari qiyamat adalah orang yang mengucapkan La Ilaha Illa Allah dengan ikhlas dan bersih dari lubuk hatinya” (HR. Bukhari)
Bila ia mengucapkan syahadat dengan lisannya tapi hatinya mengingkarinya, maka hal ini tidak dapat menyelamatkannya, bahkan ia termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik. Termasuk tidak jujur jika seseorang mendustakan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. atau sebagiannya, karena Allah telah memerintahka kita untuk mentaatinya dan membenarkannya dan menyertainya dengan ketaatan kepada-Nya.
Allah berfirman:
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (النور: ٥٤)
Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (Qs. An-Nuur: 53)
6. Al-Ikhlash (Ikhlas) lawannya al-Syirk (kemusyrikan)
Yaitu pensucian perbuatan manusia dengan niat yang baik dari segala noda syirik dengan cara mengikhlaskan semua perkataan dan perbuatannya hanya untuk Allah dan mencari ridhaNya. Di dalamnya tidak ada noda riya, sum’ah, mengambil keuntungan, kepentingan pribadi, nafsu zahir dan batin ataupun terdorong untuk beramal karena kecintaan terhadap seseorang, mazhab, atau golongan yang ia pasrah padanya tanpa adanya petunjuk dari Allah. Ia berdakwah hanyalah karena mencari ridha Allah dan negeri akhirat. Hatinya tidak menoleh kepada seorang makhlukpun untuk mendapatkan balasan ataupun rasa terima kasih darinya. Allah berfirman :
أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ (الزمر: ٣)
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Qs. az-Zumar: 3)
Diriwayatkan dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Utban bahwa Rasulullah saw. bersabda:
فقال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} فإن الله قد حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله (رواه البخارى ومسلم)
Sesugguhnya Allah telah megharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan kalimat la ilaha illallah karena mencari ridha Allah.
7. Al-Mahabbah (kecintaan) lawannya Al-Bughd (Kebencian)
Maksudnya mencintai kalimat ini beserta isi kandungannya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan dan konsekwen terhadap segala tuntutan dari kalimat tersebut.
Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (البقرة: ١٦٥)
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.s.al-Baqarah: 165)
Orang yang mengucapkan kalimat tauhid dengan kesungguhan hati akan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah. Cinta kepada Allah di atas segala-galanya. Sebaliknya ahlus syirk mencintai selain Allah menandingi cintanya kepada Allah. Yang demikian ini sama saja dengan membenci Allah, karena Allah sangat membeci orang-orang yang menduakannya dengan selain Allah. Hal ini sangat bertentangan dengan makna dan kandungan La Ilaha Illa Allah.

Syahadat al-Rasul

Implikasi dan konsekuensi ‘la ilaha illallah”, tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan “syahadat al-rasul”, yakni “Muhammadun Rasulullah” atau “asyhadu anna Muhammadan rasulullah”. Persaksian tentang ketauhidan Allah tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan ini kecuali dengan persaksian terhadap kerasulan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Syahadat al-tauhid tidak sekedar persaksian dan kesaksian, tetapi mengandung sumpah setia bahwa seorang hamba beriman untuk hanya mempertuhankan Allah, tunduk patuh kepada hokum-hukumnya, memuliakan nama-nama dan sifatnya, serta beribadah sesuai dengan petunjuk dan arahannya.
Sumpah setia ini tidak akan bisa direalisasikan kecuali dengan melakukan persaksian, kesaksian dan sumpah setia kepada hamba Allah yang telah dipilih sebagai pembawa risalah, yakni Muhammad Rasulullah SAW. Isi kesaksian, persaksian dan sumpah setia kepada rasulullah adalah sumpah setia untuk senantiasa mengikuti petunjuk dan risalah yang disampaikannya melalui Kitabullah (Al-Quran) dan al-Hadits, meneladani perikehidupannya baik secara pribadi, kehidupan keluarga dan bermasyarakatnya, sehingga semua catatan tentang sabda, perbuatan, ketetapan dan akhlak kehidupan disebut Sunnah Rasulillah, yang makna lebih luas dari al-Hadits.
Al-Ikhlas wa Mutaba’at al-Rasul
Dua kalimat syahadat yang diucapkan seorang Muslim memiliki makna “al-Ikhlas wa mutaba’at al-rasul”. Yakni membersihkan jiwa dengan bertauhid kepada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyyah maupun dalam asma wa sifaynya, serta membebaskan diri dari semua bentuk belenggu kesyirikan, baik syirk khafi (syirk laten) maupun syirk jail (syirk manifest) atau syirk batin dan syirk zhahir. Selanjunya diikuti dengan realisasinya berupa kesanggupan untuk mengambil petunjuk dan keteladanan hanya kepada Rasulullah Muhammad saw. Yang demikian ini ditegaskan dalam firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (Qs. Ali Imran: 31-32)
Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turkey menjelaskan bahwa barangsiapa yang mencintai Allah maka konsekwensinya harus mengimani dan mentaati Rasulullah Muhammad saw lahir dan batin. Artinya ucapan La ilaha illah yang bermakna ikrar kecintaan hanya kepada Allah (tauhidullah) tidak akan bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata kecuali dengan beriman kepada Rasulullah Muhammad saw, mengikuti dan mentaati semua ajarannya yang tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah. Dengan kata lain implementasi syahadat al-tauhid harus menyertakan syahadat al-rasul.
Syahadat al-Rasul adalah sumpah, ikrar dan tekat untuk senantiasa mut’ba’at al-Rasul, yakni senantiasa mengimani, mengikuti dan mentaati rasul secara lahir batin, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan. Sesungguhnya apa yang akan disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah semata-mata berasal dari Allah SWT.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى، عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (النجم:3-٥)
“Dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (Qs. An-Najm: 3-5).
2. Taat terhadap apa yang diperintahkan. Taat dan patuh adalah sesuatu keharusan bagi kita yang sudah mengikrarkan syahadat. Taat kepada Rasul merupakan perwujudan taat kita kepada Allah SWT.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (النساء: 80)
“Barang siapa yg mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu) maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi menjadi pemelihara bagi mereka” (Qs. an-Nisa’: 80).
3. Menjauhi apa yang dilarang oleh Rasulullah SAW.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٧)
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah: dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya”. (Qs. Al-Hasyr: 7).
4. Menjadikan Rasul Muhammad SAW menjadi teladan. Sudah barang tentu Rasul yang diutus Allah SWT adalah manusia pilihan. Rasul Muhammad adalah teladan utama dalam muslim.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (الأحزاب:٢١)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Qs. al-Ahzab: 21).
5. Mencintai beliau lebih dalam daripada kecintaan terhadap diri sendiri, harta, anak, orang tua dan seluruh umat manusia
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (رواه البخارى ومسلم)
Dari Anas berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari Muslim)
Teladan al-Sabiqun al-Awwalun (Salaf al-Salih)
Mutaba’ah dan mentaati Rasulullah SAW dapat dijalani dengan sempurna dan tepat apabila dilakukan dengan merujuk dan meneladani generasi yang menyertai Rasulullah serta generasi sesudahnya yang senantiasa dengan sungguh-sungguh mengikuti sunah rasulullah dan jamaah sahabatnya. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya:
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (التوبة: ١٠٠)
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs. At-Taubah: 100)
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (الفتح: ٢٩
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs. al-Fath: 29)
Dua ayat di atas menjadi dasar bahwa mengamalkan ajaran Islam, mengamalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai makna dan konsekwensi syahadat La ilaha illa Allah dan syahadat Muhammad Rasulullah wajib merujuk kepada generasi pendahulu yang shalih (salafus shalih) baik dari kalangan shahabat muhajirin dan anshar, dan generasi tabiin. Mengenai keutamaan generasisalafus shalih ini. Rasulullah bersabda
عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ فَلَا أَدْرِي فِي الثَّالِثَةِ أَوْ فِي الرَّابِعَةِ (رواه البخارى ومسلم)
Dari ‘Abidah dari ‘Abdullah, Nabi SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi, aku tidak tahu generasi yang ketiga dan keempat”. (Bukhari-Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa generasi setelah tabiin, yang disebut sebagai ketiga, keempat dan seterusnya terlalu banyak menyimpang dan menyelesihi persaksian dan sumpahnya, yakni menyelesihi Qur’an dan Sunnah.
Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas maka dapatlah diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, makna dan konsekuensi syahadat la ilaha illallah adalah meninggalkan segala bentuk peribadahan dan ketergantungan hati kepada selain Allah. Selanjutnya melahirkan sikap mencintai orang yang bertauhid dan membenci keyakinan orang yang berbuat syirk kepada Allah.
Kedua, makna dan konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengimani kenabian dan kerasulannya sebagai Nabi dan Rasul penutup, menaatinya, membenarkan sabdanya, meninggalkan larangannya, beramal dengan sunnahnya dan meninggalkan bid’ah, serta mendahulukan ucapannya di atas ucapan siapapun. Selanjutnya melahirkan sikap mencintai orang-orang yang taat dan setia dengan sunnahnya dan menjauhi orang-orang yang durhaka dan menciptakan perkara-perkara baru dalam urusan agama yang tidak ada tuntunannya. Wallahu A’lam.

Narasumber utama artikel ini:
Syamsul Hidayat,
http://tuntunanislam.com/konsekuensi-la-ilaha-illa-allah/