Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Senin, 29 Desember 2014

SUNAH MEMAKAI CINCIN AKIK


1.APAKAH RASULULLAH MEMAKAI CINCIN?

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: ''كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فِضَّةٍ حَبَشِيًّا ''
Didalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata bahwa cincin Rasulullah saw terbuat dari perak dan batu (cincin) nya adalah batu Habasyi.” (HR. Muslim dan (HR. At Tirmidzi No.1739, katanya: hasan shahih gharib. Ibnu Majah No. 3646. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 1739)


اتَّخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتِمًا مِنْ وَرِقٍ فَكَانَ فِى يَدِهِ ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ أَبِي بَكْرٍ ، ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ عُمَرَ ، ثُمَّ كَانَ فِى يَدِ عُثْمَانَ حَتىَّ وَقَعَ مِنْهُ فِى بِئْرِ أَرِيْسٍ . وَنَقْشُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ
Maksudnya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakai cincin perak yang awalnya berada di tangannya, kemudian cincin itu berada di tangan Abu Bakar, kemudian cincin itu berada di tangan ‘Umar, kemudian cincin itu berada di tangan ‘Utsman hingga terjatuh ke dalam sebuah sumur yang bernama sumur Urais. Berukir pada cincin itu (nama): “Muhammad Rasulullah.”
(Hadits riwayat Muslim)
Dan diriwayatkan pula dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya: Bahwa cincin Nabi Muhamamd saw dari perak dan tulisannya “Muhammad Rasulallah” adapun tulisan pada cincin Ali “al mulku lillah”

2.LAKI-LAKI MUSLIM DISUNAHKAN MEMAKAI CINCIN
Imam Ali berkata: Diantara sunnah adalah memakai cincin. Diriwayatkan pula dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya tentang wasiat Rasulallah kepada Ali: Hai Ali gunakanlah cincin di jari sebelah kanan.

3.DI JARI MANAKAH MEMAKAI CINCIN?

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَخَتَّمَ فِي إِصْبَعِي هَذِهِ أَوْ هَذِهِ قَالَ فَأَوْمَأَ إِلَى الْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا
Terjemahannya: “Yahya bin Yahya telah meriwayatkan kepada kami bahwa Abu al-Ahwas meriwayatkan dari ‘Aasim bin Kulaib dari Abu Burdah yang berkata: Ali telah berkata: Rasulullah (SAW) telah melarang aku  memakai cincin pada jariku ini atau ini. Dia mengisyaratkan kepada jari tengah dan jari telunjuk (HR Muslim)
Pada riwayat lain bahwa Rasul saw memakai cincin terbuat dari perak di jari kelingking beliau saw (Shahih Muslim hadits no.2095).
Rasul saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536).
Rasul saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078).
Sunnah bagi lelaki untuk memakai cincin pada jari kelingking, demikian pula ia dibolehkan memakai cincin pada jari manis, karena tidak ada dalil yang melarangnya. Adapun memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah maka ada larangan yang datang. Ali bin Abi Tholib radiallahu ‘anhu berkata :
نَهَانِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ أَتَخَتَّمَ فِي أُصْبُعَيَّ هَذِهِ أَوْ هَذِهِ قَال : فأومأ إلى الوسطى والتي تليها
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk memakai cincin di kedua jariku ini atau ini” (Ali mengisyaratkan kepada jari tengah dan jari telunjuk).” (HR Muslim no 2078)

4. DI TANGAN YANG MANA?
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq berkata,”Aku menyaksikan ash Shalt bin Abdullah bin Naufal bin Abdul Mutthallib mengenakan cincin di jari kelingking kanan.” Maka aku mengatakan,”Apa ini?’ dia menjawab,’Aku pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincinnya seperti ini dan menjadikan batu cincinnya di bagian luarnya.’ Dia mengatakan,’Tidaklah Ibnu Abas meyakini hal itu kecuali dia menyebutkan bahwa Rasulullah saw mengenakan cincinnya seperti itu.’ (HR. Abu Daud)
Diriwayatkan dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya tentang wasiat Rasulallah kepada Ali: Hai Ali gunakanlah cincin di jari sebelah kanan, karena itu merupakan keutamaan dari Allah Azza wa jalla bagi orang-orang yang dekat kepada-Nya [al muqarrabin].
Dalam redaksi lain dari Salman al Farisi berkata: Rasulallah bersabda kepada Ali ibn Abi Thalib: Hai Ali gunakanlah cincin di tangan kanan, niscaya engkau akan menjadi al Muqarabin. Ali bertanya: ya Rasulallah siapa al Muqarrabin itu ? Rasulallah menjawab: Jibril dan Mikail. Dan diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw memerintahkan agar Ali, Amirul Mukminin, dan para Imam menggunakan cincin ditangan kanan. Dari al Jahidz: Bahwa Adam, Idris, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ilyas, Ya’kub, Sulaiman, Yusuf, Danial, Yusya’, DzulQarnain, Yunus, Luth, Hud, Syaib, Zakaria, Yahya, Shalih, Uzair, Ayub, Lukman, Isa, Muhammad Saw menggunakan cincin ditangan kanannya. Hal senada dikemukakan pula oleh Bukhori dan Turmudzi.
5.DISUNAHKAN MEMAKAI AKIK
Rasulallah bersabda: Gunakanlah cincin aqiq. Ali bertanya: ya Rasulallah, dengan apa saya gunakan cincin ? Dengan aqiq merah

6. APA BATU DI CINCIN RASULULLAH?
Menurut Anas bin Malik, cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habasyi). Selanjutnya, ukiran yang tertera di cincin Rasulullah SAW adalah “Muhammad” satu baris ,”Rasul” satu baris, dan “Allah” satu baris”.
Arti “ habasyi “ di dalam hadist di atas ialah sejenis batu berwarna hitam juga dikenali sebagai Batu Habasyi Afrika atau ‘AQIQ YAMAN

7.HUKUM MEMAKAI GELANG
Gelang dan rantai bukanlah untuk dipakai lelaki islam. Hiasan lelaki cuma dua yaitu cincin dan isteri. Lelaki haram pakai rantai dan gelang tangan walau apapun jenisnya
dalam mazhab Syafi'iy(Fiqh alManhaji) menegaskan haram hukumnya berdasarkan hadis Bukhari (no 5546) yang bermaksud:

Dari Ibn Abbas RA, bahawa Rasulullah saw melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki."

Fiqh as Syafi'iy berpendapat haram hukumnya lelaki menyerupai wanita dalam berpakaian dan perhiasan seperti mengenakan anting-anting, kalung, rantai leher dan gelang tangan. Juga diharamkan peniruan dalam bentuk percakapan dan lenggak-lenggok kecuali itu adalah asal kejadiannya (khunsa sahaja).
أن النبي -صلى الله عليه وسلم- رأى رجلا في يده حلقة من صفر فقال: ما هذه? قال: من الواهنة، قال: انزعها فإنها لا تزيدك إلا وهنًا، فإنك لو مت وهي عليك ما أفلحت أبدًا
"Bahawasanya Nabi saw telah melihat seorang lelaki di tangannya ada gelang dari tembaga, Nabi saw bertanya: "Apakah ini?" Orang itu menjawab: "ini al-Wahinah ." Sabda Nabi saw: "Tanggalkan segera, sesungguhnya dia tidak menambahkan kepadamu melainkan kelemahan, sesungguhnya jika kamu mati dan gelang itu ada padamu, kamu tidak akan selamat selama-lamanya." (Sahih Imam Ahmad)

8.TENTANG EMAS, PERAK DAN BESI
Haram bagi lelaki memakai emas (dan juga campuran emas seperti suasa). Ali bin Abu Talib r.a. berkata:”Rasulullah s.a.w. mengambil sutera, ia letakkan di sebelah kanannya, dan ia mengambil emas kemudian diletakkan di sebelah kirinya, lantas ia berkata: Kedua ini haram buat orang laki-laki dari umatku.”(Riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)

:
ثم أتاه وعليه خاتم من ذهب فقال مالي أرى عليك حلية أهل الجنة
Datang kepada Rasulullah seseorang yang memakai cincin dari emas. Lalu Beliau bersabda: “Kenapa saya melihat padamu perhiasan penduduk surga?” (HR. At Tirmidzi No. 1785, katanya: gharib)
 (namun telah sepakat para ulama dan Muhadditsin bahwa yg diharamkan bagi pria adalah emas, dan emas dalam bahasa Arab adalah Dzahab, dan Dzahab adalah emas yg berwarna kuning. mengenai emas putih maka pria boleh memakainya, sebab bukan Dzahab dalam pengertian syariah yaitu emas kuning.)

Tentang cincin besi, Imam An Nawawi mengatakan:
وَلِأَصْحَابِنَا فِي كَرَاهَته وَجْهَانِ : أَصَحّهمَا لَا يُكْرَه لِأَنَّ الْحَدِيث فِي النَّهْي عَنْهُ ضَعِيف
“Dan bagi sahabat-sahabat kami, tentang kemakruhan memakai cincin besi ada dua pendapat, yang paling benar adalah tidak makruh. Karena hadits tentang larangannya adalah dhaif. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/134. Mauqi’ Ruh Al Islam)

Adapun keharaman emas bagi laki-laki telah ditegaskan oleh banyak riwayat shahih, bahkan mutawatir. Ada pun selain emas, maka pihak yang mengharamkan tidak memiliki pijakan yang kuat. Oleh karena itu berkata Imam Abu Thayyib Syamsul Haq Al Azhim Abadi tentang perak:

قُلْت : وَالْحَدِيث مَعَ ضَعْفه يُعَارِض حَدِيث أَبِي هُرَيْرَة مَرْفُوعًا بِلَفْظِ " وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِالْفِضَّةِ فَالْعَبُوا بِهَا " أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَسَيَأْتِي وَإِسْنَاده صَحِيح ، فَإِنَّ هَذَا الْحَدِيث يَدُلّ عَلَى الرُّخْصَة فِي اِسْتِعْمَال الْفِضَّة لِلرِّجَالِ ، وَأَنَّ فِي تَحْرِيم الْفِضَّة عَلَى الرِّجَال لَمْ يَثْبُت فِيهِ شَيْء عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّمَا جَاءَتْ الْأَخْبَار الْمُتَوَاتِرَة فِي تَحْرِيم الذَّهَب وَالْحَرِير عَلَى الرِّجَال فَلَا يَحْرُم عَلَيْهِمْ اِسْتِعْمَال الْفِضَّة إِلَّا بِدَلِيلٍ وَلَمْ يَثْبُت فِيهِ دَلِيل . وَاَللَّه أَعْلَم
“Saya berkata: hadits ini bersamaan kedhaifannya telah bertentangan dengan hadits Abu Hurairah secara marfu’ dengan lafaz: “Tetapi hendaknya kalian memakai perak maka bermainlah dengannya..” Dikeluarkan oleh Abu Daud dalam hadits selanjutnya, dengan sanad yang shahih. Hadits ini menunjukkan keringanan dalam menggunakan perak bagi laki-laki, ada pun pengharaman perak bagi laki-laki tidak ada satu pun yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang ada hanyalah riwayat mutawatir tentang pengharaman emas dan sutera bagi laki-laki. Maka, tidaklah mereka diharamkan memakai perak kecuali dengan dalil, dan ternyata tidak ada dalil yang kuat dalam masalah ini. Wallahu A’lam.” (Ibid, 11/190)

Imam Asy Syaukani juga menyatakan kebolehannya, menurutnya tidak satu pun hadits shahih tentang pengharaman cincin perak, dan beliau juga menyebutkan hadits “Tetapi hendaknya kalian memakai perak maka bermainlah dengannya sesuai selera,” sebagai penguat kebolehannya. (Nailul Authar, 1/67. Maktabah Ad Da’wah Al Islamiyah)

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr mengatakan:
وأن خاتم النبي صلى الله عليه وسلم كان من فضة، وأنه توفي وهو في يده، ثم صار في يد أبي بكر ثم في يد عمر ثم في يد عثمان ، وفي أثناء خلافته سقط من يده في بئر أريس. فاتخاذ الخاتم من الفضة ثبتت فيه الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
"Sesungguhnya cincin Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terbuat dari perak, ketika beliau wafat cincin itu masih ditangannya, lalu berpindah tangan ke Abu Bakar, kemudian ke tangan Umar, kemudian Utsman. Ketika masa kekhilafahan Utsman jatuh dari tangannya ke sumur urais. Menggunakan cincin perak telah dikuatkan oleh berbagai hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. (Syaikh Abdul Muhsin Al 'Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud, No. 473. Maktabah Misykah)
Ulama dari Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah membolehkan memakai cincin walaupun sedang ihram. (Ibid, 2/170)

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah mengatakan:
لا حرج في لبس الساعة في اليد اليمنى أو اليسرى كالخاتم وقد ثبت عن النبي ، - صلى الله عليه وسلم - ، أنه لبس الخاتم في اليمنى وفي اليسرى ، ولا حرج في لبس الحديد من الساعة والخاتم لما ثبت عن النبي ، - صلى الله عليه وسلم - ، في الصحيحين أنه قال للخاطب { التمس ولو خاتماً من حديد } أما ما يروى عنه، - صلى الله عليه وسلم - ، في التنفير من ذلك فشاذ مخالف لهذا الحديث الصحيح.
Tidak mengapa memakai jam di tangan kanan atau kiri sebagaimana cincin. Telah tsabit (shahih) dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau memakai cincin di kanan dan di kiri, dan tidak mengapa memakai jam dan cincin dari besi, sebab telah tsabit dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Shahihain, bahwa Beliau bersabda kepada orang yang melamar: “Carilah mahar walau dengan cincin dari besi.” Ada pun riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menunjukkan agar hal itu dijauhi adalah riwayat yang syadz (janggal) bertentangan dengan hadits shahih ini.” (Fatawa Islamiyah, 4/324. Dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad bin Abdul Aziz Al Musnid)

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin juga menjadikan hadits: “Carilah mahar walau dengan cincin dari besi,” sebagai dalil bolehnya memakai cincin besi. (Syaikh Utsaimin, Fatawa Nur ‘Alad Darb, No. 193)


9.LARANGAN MEMAKAI EMAS, KUNINGAN DAN LOGAM LAIN BERWARNA KUNING BAGI LAKI-LAKI
Imam Ibnu Muflih mengatakan:
لاَ أَعْرِفُ عَلَى تَحْرِيمِ لُبْسِ الْفِضَّةِ نَصًّا عَنْ أَحْمَدَ وَكَلاَمُ شَيْخِنَا ( يَعْنِي ابْنَ تَيْمِيَّةَ ) يَدُل عَلَى إِبَاحَةِ لُبْسِهَا لِلرِّجَال إِلاَّ مَا دَل الشَّرْعُ عَلَى تَحْرِيمِهِ ، أَيْ مِمَّا فِيهِ تَشَبُّهٌ أَوْ إِسْرَافٌ أَوْ مَا كَانَ عَلَى شَكْل صَلِيبٍ وَنَحْوِهِ
“Aku tidak mengetahui adanya perkataan dari Imam Ahmad tentang pengharaman memakai perak. Dan ucapan syaikh kami (yakni Ibnu Tamiyah) menunjukkan kebolehan memakai perak bagi laki-laki, kecuali jika ada dalil syara’ yang menunjukkan keharamannya, yaitu apa-apa yang di dalamnya terdapat kemiripan dengan emas dan berlebihan, atau yang bentuknya menyerupai salib, dan lainnya. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 18/111)

10.SUMBER LAIN
”An akik ring also has religious importance in Islam as it is considered sunnah to wear one due to the fact that the Prophet Muhammad wore an akik ring set with silver on his right hand, and that in imitation many Muslims including clergy from both shia and sunni sects today do the same” (wikipedia).
http://komunitasbatualam.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar