Kekeliruan orang dalam mengenal alam goib sepatutnya penjelasan bagaimana sesungguhnya alam goib itu? Kita sering membicarakan istilah ini, tapi tidak mengetahuinya dengan pasti. Hidup kita saat ini berada di alam syahadah(tampak). Mungkinkah kita bisa mengetahui alam goib dalam kondisi kita berada di alam yang tampak?
Sebutan alam yang tidak tampak (disebut kaset mata) disebut alam goib . Akankah, dalam bahasa Arab, sebutan goib juga digunakan untuk penunjuk seseorang yang masih berada di alam dunia, sedangkan dia (orang itu) tidak dilihat oleh mata lahir kita. Misalnya si A yang saat kita berada di tempat, dia berada di tempat lainnya. Maka, ketidakhadirannya bersama kita, dia disebut goib dalam pandangan mata kita.
Saya memetakan makhluk goib dalam dua makhluk, yaitu antara yang tampak dengan yang tak tampak. Dengan melihat seseorang yang masih hidup dan tidak bersama kita, dalam pembicaraan ini tidak kita f. Yang kita bicarakan adalah perbedaan antara alam yang tampak dalam pandangan kasat mata dengan alam yang tidak tampak dalam penglihatan (mata lahir).
Kita telah membaca ayat Allah di dalam Al-Qur'an, yaitu Allah Maha adalah Maha Goib (Maha Mengetahui yang goib). Keberadaan-Nya, tentu saja, tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata (lahir atau dhohir) (QS Al-An'am: 103). Adakah Allah Yang Maha Mulia memiliki alam-Nya sendiri? Naudzu billahi min dzalik . Dia (Allah) bukan makhluk, maka untuk-Nya tidak berada di suatu alam.
Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dhohir dan Yang Bathin. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu " (QS Al-Hadid: 3).
Masalah alam goib masih banyak dipertanyakan oleh orang-orang yang tersimpan dalam batin. Kualitas keimanan seseorang sangat menentukan keyakinan akan adanya alam goib, termasuk makhluk makhluk goib di dalamnya.
Allah Yang Maha Mulia memaksakan iman kepada yang goib menjadi syarat bagi ketakwaan kaum mukmin (QS Al Baqarah: 3). Malaikat yang mulia juga goib. Jin, angin dan mikrobiologi (makhluk hidup yang sangat kecil) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata dhohir (kasat mata). Kalau tidak bisa dilihat oleh kasat mata, mereka juga bisa dikelompokkan sebagai makhluk goib.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah mereka berada dalam satu alam, yaitu alam goib? Ada istilah di dalam Al-Qur'an dengan sebutan Hari Kemudian, apakah juga goib? Diql alamnya? Hari Pembalasan, apakah juga goib? Adakah alamnya kumpulan dikenal sebagai alam goib?
Alam barzakh, apakah juga alam goib, tidakkah tidak dapat dicapai oleh penglihatan (dhohir)? Adakah setiap yang tidak dapat bertahan berada di alam goib dengan pengertian yang sama?
Akankah yang berada di alam goib tidak bisa dicapai oleh mata hati? Tahan Allah telah menemukan tanda-tanda kuasa-Nya yang memiliki mata hati ? (QS Ali Imron: 13). Agama Islam adalah agama keyakinan, adakah yang alam goib itu tergantung bagaimana para para pemeluknya? Adakah mata hati itu dikelompokkan sebagai mata keyakinan?
Sulit ternyata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu sekiranya kita tidak memiliki petunjuk dari Allah Yang Maha Mengetahui yang goib.
Kita sebenarnya bukan umat manusia yang tidak diajarkan hakikat dari kebatilan. Nilai-nilai kebenaran (haq) sangat jauh berbeda dengan nilai keburukan. Ilmu pengetahuan, petunjuk dan wahyu merupakan unsur-unsur yang kuat tentang sebuah hakikat dari yang sekedarnya.
Jika kita mengenal apa yang disebut hakikat dan apa yang dikenal dengan sebutan "hanya sekedarnya," maka kesulitan kita berada berada pada ketidakpahaman akan kedua. Karena itu, jika mengenal maka tak sulit untuk memahaminya.
Kehidupan di alam bagian dari kehidupan di luar realitas. Kelihatannya seperti terlihat oleh penglihatan (mata dhohir), maka tidak begitu. Fenomena ini dilalui saat seseorang melihat makhluk goib (jin dan sejenisnya) yang terdeteksi adanyanya. Lepas, di dalam ketetapan Allah, mereka bisa dapat diandalkan oleh penglihatan mata (lahir). Kenapa fenomena semacam itu bisa diperlihatkan akan mengakuisisinya (jin dan sejenisnya)? Apakah mereka tidak di alam yang tampak?
Di dunia tampak, penglihatan dhohiruai apa yang terjangkau oleh penglihatan mata lahir, bukan oleh penglihatan mata hati atau mata keyakinan (sebutan oleh penulis). Jika ada seseorang "dapat" mas alam yang tak tampak (goib) apakah sudah menyimpang dari ketetapan Allah?
Ketetapan Allah tentang makhluk alam goib hanya diperuntukan bagi penglihatan lahir, tidak dengan penglihatan mata hati. Keyakinan merupakan unsur keimanan seseorang terkait dengan kepekaan jiwa (hati). Pada orang-orang yang yakin, Allah Yang Maha Mulia menjelaskan kuasa-Nya (QS Al-Baqarah: 118).
Allah Yang Maha Mengetahui yang goib akan menjelaskan ketersediaan para makhluk-Nya kepada kaum yang yakin. Jin, malaikat, ruh (yang di alam barzakh), surga dan neraka dan semua yang tak dicapai oleh penglihatan lahir, dengan seizin Allah, dapat "dilihat" oleh mata hati, bukan mata lahir (dhohir).
Al-Qur'an menjelaskan banyak hal, termasuk makhluk-makhluk yang berada di alam yang tidak tampak. Para malaikat di alam malakut, jin dan iblis di alam khayali, surga dan neraka di alam akhir (juga sebelum kiamat, ada di alam barzakh).
Kita masih sering disibukan dengan pengetahuan alam goib tanpa dilandasi dengan keyakinan akan mengakuisisinya. Bukan tidak boleh mengenal lingkungan setiap makhluk Allah di mana pun adanya karena hal itu bisa menambah keimanan kita akan akan tersandungnya. Akankah, setelah mengetahui keberadaannya, kita tidak sepatutnya masih meragukannya.
Adanya mereka karena Ada-Nya (Allah). Maka, ada yang keberatan jika tiada. Keimanan semacam ini menjadi rukun bagi kaum muslim. Jika tiada keimanan akan mengakuisisinya, berarti dia (muslim) yang disebut beriman.
Alam goib banyak sebutannya. Siapa pun boleh saja memberi nama yang berbeda, dengan tujuan untuk memperkuat keyakinan akan mengakuisisinya. Jika jin dan sejenisnya berada di alam khayali, maka alam yang dijadikan tempat mereka berada penuh dengan fantasi atau khayal. Khayal itu tidak nyata! Kipas angin tampak terlihat, tapi anginnya hanya bisa dirasakan meski wujudnya tak terlihat. Jin, malaikat, iblis nyata ada tidak terlihat dari jangkauan penglihatan mata (dhohir). Ini unsur zat mereka, bukan alam (lingkungan) -nya.
Alam jin, yang penuh dengan tipu daya, maka lingkungannya khayali. Keberadaan jin di alamnya mengikuti khayalan surgawi yang penuh kenikmatan; maka sesungguhnya lingkungan (alam) -nya sangat khayali. Seolah nyata, hanya angan-angan semata.
Tampak dan tidak terlihat sama dengan pengertian nyata dan nyata; di alam (lingkungan) nyata ada yang tampak dan tidak tampak. Pengertian nyata terwujud dalam dua kemungkinan, yaitu yang tampak dan yang tidak tampak. Allah itu nyata Ada, tidak dapat dilihat oleh penglihatan mata dhohir (tak tampak).
Allah Yang Maha Pencipta membuat setiap makhluk-Nya dengan kehendak-Nya. Pemahamannya adalah Allah Azza wa Jalla menghendaki untuk setiap yang diciptakan-Nya berada di dalam genggaman tangan-Nya. Karena itu, tidak ada makhluk-Nya bisa ikutan dengan sendirinya, lelucon pilihan sesuai dengan kodrat atau ketentuan yang sudah ditetapkan oleh keluasan ilmu-Nya.
Ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh fitrah Allah tak dapat dirubah hanya Allah sendiri yang bisa mengubahnya. Akal manusia pasti sudah ditetapkan oleh Allah yang bisa masuk ke alam goib, tapi melalui keyakinan kualitas imannya seorang hamba telah diperlihatkan aksesnya (alam goib) dengan penglihatan mata hatinya.
Keberadaan alam goib dengan makhluk goib sedang berlaku sama dalam penglihatan akal (mata lahir). Akal yang dengan keterbatasannya melihat makhluk goib (khusus jin) bisa diperantarai dengan dua kemungkinan. Pertama , kekuatan keyakinan yang telah diridoi oleh Allah mampu menghantui mereka di dunianya dengan penglihatan mata hati. Dalam hal yang, penglihataan mata hati akan dialihkan ke wilayah lahir melalui sel-sel saraf penglihatan mata lahir jadi olah-ganti penglihatan mata (lahir atau dhohir) dapat terlihat dengan mata telanjang. Kejadian seperti ini, orang sering terjerat dengan istilah penampakan .
Kedua , jika tidak terbatas mata hati seorang hamba, maka terdeteksinya makhluk goib (khusus jin) bisa diperantarai dengan kekuatan cahaya infra merah yang mampu menembus kegelapan dalam kapasitasnya menembus kegelapan. Cahaya infra merah adalah produk atau ciptaan Allah yang telah secara alami. Penampakan melalui sinar infra merah merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berakal akan kemahabesaran Allah.
Adanya penampakan makhluk halus (khusus jin) dilalui dengan dua kemungkinan tersebut. Hal demikian akan berlaku bagi setiap manusia, apakah dalam keadaan sebagai hamba di hadapan kemahabesaran Allah Swt atau selaku hamba yang karena kualitas keimanannya sangat dekat dengan Dia Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana. Inilah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh Allah agar bisa direnungkan atau dipikirkan sehingga tak patut lagi meragukan akan mengakali Allah Yang Maha Goib sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta dalam kedudukan-Nya menjadi Tuhan seru sekalian alam.
Untuk para malaikat yang mulia dan arwah (yang berada di alam barzakh) dapat terjangkau oleh penglihatan yang sudah terpasang sebelumnya tanpa batas. Artinya, kemungkinan dapat dicapainya tidak untuk berlaku secara umum, hanya untuk orang-orang yang Allah Swt rido warnanya. Untuk yang terakhir ini, mereka adalah orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.
Allah Swt hanya rido kepada mereka atas ketulusan menjadi seorang hamba pembebasan yang dikehendaki-Nya. Allah pun rido menunjukkan kekuasan-Nya tentang makhluk alam goib yang tidak semua hamba-Nya untuk melihat. Masya Allah la quwwata illa billah (Apa pun yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
https://agamahatidanilahi.blogspot.co.id/2011/11/alam-goib.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar