Dia
adalah Umar bin Khaththab bin Naufal. Ibunda beliau bernama Hantamah binti
Hasyim bin Al-Mughirah. Usia Umar bin Khattab lebih muda 13 tahun dari
Rasulullah saw. Selain sebagai sahabat setia Rasulullah, Umar bin Khattab juga
merupakan mertua beliau saw karena putrinya yang bernama Hafshah diperistri
oleh Rasulullah.
Sebelum
memeluk Islam, Umar adalah lelaki terdepan dan terkeras dalam memusuhi Islam.
Rasulullah lalu berdoa, “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan Umar bin
Khattab.” Akhirnya, doa Rasulullah dikabulkan oleh Allah swt. Allah memberikan
hidayah kepadanya sehingga dia masuk Islam, bahkan menjadi lelaki terdepan
dalam menumpas kezaliman musuh-musuh Islam. Karena keberaniannya itulah dia
sering dijuluki Singa Padang Pasir.
Umar
bin Khattab wafat pada usia 63 tahun setelah menjabat sebagai khalifah selama
10 tahun. Ia wafat karena tikaman pedang Abu Lu’lu’ah, seorang budak milik
Al-Mughirah bin Syu’bah.
Testimoni
Rasulullah Terhadap Umar
Rasulullah saw
bersabda, “Tidak ada satu pun malaikat di langit yang tidak menghormati Umar,
dan tidak ada satu pun setan di atas bumi yang tidak takut kepada Umar (sejak
dia masuk Islam).”
(Diriwayatkan
oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas)
Beliau saw juga
bersabda, “Sesungguhnya Allah menempatkan kebenaran di lidah dan hati Umar.”
(Diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dari Abu Dzar)
Dalam sabda
yang lain disebutkan, “Andaikata setelah aku ada nabi, pastilah dia adalah
Umar.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Uqbah bin Amir)
Nasihat-Nasihat Umar bin Khattab
1.
Orang
yang banyak mengingat mati akan rela dengan sedikit rezeki dari dunia. (Dalam
Adab Ad-Dunya wa Ad-Din, Imam Al-Mawardi)
2.
Orang yang paling berakal adalah yang rajin
mengintrospeksi diri sendiri. (Dalam
Mutiara Hikmah Kekasih Rasul, Hani Al-Hajj)
3. Kalian jangan sampai tertipu oleh
puasa dan shalat seseorang, tetapi perhatikanlah kejujuran, keamanahan, dan
sifat wara’-nya. (Dalam Mutiara
Hikmah Kekasih Rasul, Hani Al-Hajj)
4. Bersikap simpatik terhadap orang lain adalah bagian dari kecerdasan
akal, bertanya dengan cara yang baik adalah bagian dari ilmu, dan kepandaian
me-manage adalah bagian dari penghidupan. (Dalam Nasha’ih al-‘Ibad, An-Nawawi Al-Bantani)
5.
Nilai
seseorang dilihat dari agamanya. Fondasinya adalah akal, dan wibawanya terletak
pada akhlaknya. (Dalam Mutiara Hikmah Kekasih Rasul, Hani Al-Hajj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar