Rasul SAW selalu menjaga kita untuk selalu bahagia, untuk selalu terjaga, bersabda Rasulullah riwayat Shohih Bukhori:
“ta’awwadzuu billah min jahdil-balaa, wa darokissyaqoo, wa suuil-qodhoo wa syamaatatil-a’daa,” al-Imam al-Asgholani dalam kitabnya fathul-baari bi syarah Shohih Bukhori, mensyarahkan makna hadits ini, Rasul bersabda yang artinya: “berlindunglah kalian kata Rasul, dari pada dahsyatnya tumpukan dosa, Imam ibnu Hajar mengatakan jahdul-balaa disini, musibah yangn berat, datangnya berturut-turut, sudah dapat musibah kena musibah lagi, sudah musibah, musibah lagi, lagi dan lagi, ini Jahdul-balaa, Rasul SAW mengetahui ini akan sering datang pada keturunan Adam, dan beliau mengajarkan kita berlindung darinya, diantaranya Jahdul-balaa, musibah yang berturut-turut.
Rasul mengajarkan ini tentunya mereka yang berdoa dengan doa ini, maka sudah bisa dipastikan bebas sepanjang hidupnya dari musibah yang berturut-turut, inilah mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang tersimpan dalam sunnahnya, kita berkata bagaimana bisa musibah yang berturut-turut dibebas oleh Allah hanya karena doa, tentunya doa adalah munajat yang terikat dengan sunnah Muhammad Rasulullah, bukankah beliau dibangkitkan rahmatan lil-‘alamiin, sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam semesta, demikian indahnya tuntunan sang pembawa rahmatnya Allah, musibah yang berturut-turut akan tercabut dari hari-harimu, karena doamu mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW wa barak’alaihi wa ‘ala alih.
Puji syukur tidak terhenti atas kebangkitan Nabi Muhammad SAW, betapa beratnya musibah yang datang berturut-turut, hal ini sering datang kepada kita, dan ini obatnya, obati kehidupan sisa usia kita, akan tersingkir dari kehidupanmu musibah yang berturut-turut ini, Jahdul-balaa, wa darokisyaqoo, yakni al-Imam ibnu hajar dalam kitabnya fathul-baari menjelaskan yaitu kehinaan atau siksa Allah dan kepedihan, berupa pedihnya sakaratulmaut, berupa pedihnya azab kubur, berupa pedihnya api neraka, ini semua darokissyaqoo gelapnya kesulitan dan kehinaan.
Itu hadirin hadirot tercabut kalau kita berdoa dengan doa ini, ada orang terkena siksa kubur, ada orang terkena api neraka, ada orang terkena pedihnya sakaratulmaut, mau obatnya agar kita bebas dari itu semua? ikuti rahmatan lil-‘alamiin sayyidina Muhammad SAW, ini doa diajarkan oleh Rasul, Rasul sudah melihat ini umat ada yang terkena tumpukan musibah, ada yang kena tumpukan kehinaan berupa syaqowah, syaqowah itu adalah masuk kedalam neraka dan kehinaan, ini ada lagi yang terkena su’ul-qodhoo, apa itu su’ul-qodhoo? Disini kita lihat su’ul-qodhoo, itu adalah buruknya ketentuan, Imam ibnu Hajar mensyarahkan ini, makna su’ul-qodhoo disini adalah ketentuan Allah yang datang tapi membawa efek buruk bagi kita, apapun itu walau bentuknya indah.
Misalnya bentuknya indah apa? pernikahan, ternyata setelah menikah jadi musibah, muncul permasalahan, muncul perpecahan, muncul fitnah, ini su’ul-qodhoo, walaupun tampaknya indah tapi membawa efek yang buruk, itu sering terjadi pada manusia keturunan Adam, ia sudah punya keturunan, gembira, akan tetapi na’udzubillah keturunannya cacat atau kurang sempurna, atau menjadi anak yang tidak baik, atau menjadi anak yang keluar dari Islam (murtad), ini su’ul-qodhoo, dan banyak lagi ketentuan-ketentuan hidup yang tampaknya baik ternyata efeknya buruk dikemudian hari, ini su’ul-qodhoo, mau terhindar dari itu? ikuti doa Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih.
Beliau mengobatinya agar kita terlepas dari ini semua, wa syamaatatil-a’daa, yaitu apa? ejekan-ejekan musuh, Rasul SAW mengetahuinya bahwa umatnya nanti barangkali ada permusuhan, tapi kalau seandainya musuh mengejek, itu bukan akan memadamkan api fitnah dan perpecahan, tapi akan menambah, membuat membara emosi satu sama lain karena ejekan musuhnya, barangkali kalau musuhnya tidak mengejek, dalam beberapa menit dia sudah maafkan musuhnya setelah berselisih, tapi karena ia dengar, baru mau minta maaf pada musuhnya, ia dengar dari temannya; musuhmu itu mengejekmu disana-disini, marah lagi, tambah panas lagi, Rasul berdoa agar itu padam, ejekan-ejekan musuh, wa syamaatatil-a’daa.
Ujian Rasulullah Paling Berat Di saat Tidak Turun Wahyu
Rasul SAW pernah satu hari disakiti dengan satu ejekan yang membuat beliau sangat sedih, ketika beliau SAW berhenti darinya turun wahyu, maka salah seorang musyrik di makkah mengejeknya dan berkata; mana wahyumu itu, penyakit majnun, penyakit gilamu itu, penyakit ayan sudah sembuh, sudah tidak ada lagi? subhanallah, Rasul kalau turun ayatkan terlihat menggigil mengucapkan kalamullah, ketika dikatakan engkau sudah sembuh dari kemasukan jin dan sakit ayan, kok tidak ada lagi itu yang namanya turun-turun ayat dan majnun-majnun mu itu? sakit hati sang Nabi menanti ayat tidak turun dan diejek oleh musuh-musuhnya, sakit hati beliau dan penuh kesedihan dan penuh tangis, maka Jibril alaih salatuwasalam tidak lama turun membawa firman Allah, dan menghibur beliau :
"waddhuhaa walaili ijasajaa mawwadda’aka robbuka wama qola, walal akhirotukhoirullaka minal ula wala saufa yu’tika robbuka fatardho", demi cahaya Dhuha, kenapa cahaya Dhuha? Cahaya Dhuha itu cahaya yang indah, kalau cahaya matahari bisa membakar kulit dan panas, kalau cahaya Dhuha terang benderang, indah tidak menyakitkan, "waddhuha" melambangkan cahaya keindahan dan kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad saw.
Demi cahaya dhuha, "wallaili idzasaja" demi malam ketika telah gelap gulita, melambangkan jiwa Sang Nabi yang penuh kesedihan dan penuh kerisauan "mawwadda’aka robbuka wama qola" Allah tidak meninggalkanmu wahai Muhammad dan tidak murka kepadamu saw wa barak’alaih, yang selalu dihibur oleh Allah ketika dalam kesedihan.
Demikianlah doa mulia ini, hanya barangkali kalau kita mau mengamalkannya, ini kalimatnya ditambah di awalnya bukan "ta’awadzu" tetapi "Allahumma inni a’udzubika" itu kalimat kita ingin menjadikan doa, maka disini perintah, bukan doanya yang disebut tapi perintah berlindunglah kalian kepada Allah "min jahdil bal’a" tumpukan musibah, "wadaroqisysyaqo" dan dari gelapnya kehinaan, maksudnya siksa kubur, siksa sakaratul maut dan siksa Neraka dan juga "wasuilqodho" dan dari buruknya ketentuan yang membawa efek yang tidak baik dikemudian hari "wasyama tatil a’da" dan ejekan-ejekan musuh.
SUMBER : Habibana Munzir Almusawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar