”Hana nguni hana mangke,tan hana nguni tan hana mangke, aya ma baheula aya tu ayeuna,hanteu ma baheula hanteu tu ayeuna, hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang, hanama tunggulna aya tu catangna.”
Kamis, 25 Oktober 2012
Syeikh Ahmad Badawi, Sang Manusia Langit
Syeikh Ahmad Badawi, Sang Manusia Langit Kota Fas rupanya beruntung sekali karena pernah melahirkan sang manusia langit yang namanya semerbak di dunia sufi pada tahun 596 H. Sang sufi yang mempunyai nama lengkap Ahmad bin Ali Ibrahim bin Muhammad bin Abi Bakr al-Badawi ini ternyata termasuk zurriyyah baginda Nabi, karena nasabnya sampai pada Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Talib, suami sayyidah Fatimah binti sayyidina Nabi Muhammad SAW. Keluarga Badawi sendiri bukan penduduk asli Fas (sekarang termasuk kota di Maroko). Mereka berasal dari Bani Bara, suatu kabilah Arab di Syam sampai akhirnya tinggal di Negara Arab paling barat ini. Di sinilah Badawi kecil menghafal al-Qur'an mengkaji ilmu-ilmu agama khususnya fikih madzhab syafi'i. Pada tahun 609 H ayahnya membawanya pergi ke tanah Haram bersama saudara-saudaranya untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka tinggal di Makkah selama beberapa tahun sampai ajal menjemput sang ayah pada tahun 627 H dan dimakamkan di Ma'la. Badawi masuk Mesir Sang sufi yang selalu mengenakan tutup muka ini suatu ketika ber-khalwat selama empat puluh hari tidak makan dan minum. Waktunya dihabiskan untuk meihat langit. Kedua matanya bersinar bagai bara. Sekonyong-konyong ia mendengar suara tanpa rupa. "Berdirilah !" begitu suara itu terus menggema, Carilah tempat terbitnya matahari. Dan ketika kamu sudah menemukannya, carilah tempat terbenamnya matahari. Kemudian…beranjaklah ke Thantha, suatu kota yang ada di propinsi Gharbiyyah, Mesir. Di sanalah tempatmu wahai pemuda". Suara tanpa rupa itu seakan membimbingnya ke Iraq. Di sana ia bertemu dengan dua orang yang terkenal yaitu Syekh Abdul Kadir al-Jailani dan ar-Rifa'i. "Wahai Ahmad " begitu kedua orang itu berkata kepada Ahmad al-Badawi seperti mengeluarkan titah. " Kunci-kunci rahasia wilayah Iraq, Hindia, Yaman, as-Syarq dan al-Gharb ada di genggaman kita. Pilihlah mana yang kamu suka ". Tanpa disangka-sangka al-Badawi menjawab, "Saya tidak akan mengambil kunci tersebut kecuali dari Dzat Yang Maha Membuka. Perjalanan selanjutnya adalah Mesir negeri para nabi dan ahli bait. Badawi masuk Mesir pada tahun 34 H. Di sana ia bertemu dengan al-Zahir Bibers dengan tentaranya. Mereka menyanjung dan memuliakan sang wali ini. Namun takdir menyuratkan lain, ia harus melanjutkan perjalanan menuju tempat yang dimaksud oleh bisikan gaib, Thantha, satu kota yang banyak melahirkan tokoh-tokoh dunia. Di sana ia menjumpai para wali, seperti Syaikh Hasan al-Ikhna`I, Syaikh Salim al- Maghribi dan Syaikh Salim al-Badawi. Di sinilah ia menancapkan dakwahnya, menyeru pada agama Allah, takut dan senantiasa berharap hanya kepada-Nya. Badawi yang alim Dalam perjalanan hidupnya sebagai anak manusia ia pernah dikenal sebagai orang yang pemarah, karena begitu banyaknya orang yang menyakit. Tapi rupanya keberuntungan dan kebijakan berpihak pada anak cucu Nabi ini. Marah bukanlah suatu penyelesaian terhadap masalah bahkan menimbulkan masalah baru yang bukan hanya membawa madarat pada orang lain, tapi diri sendiri. Diam, menyendiri, merenung, itulah sikap yang dipilih selanjutnya. Dengan diam orang lebih bisa banyak mendengar. Dengan menyendiri orang semakin tahu betapa rendah, hina dan perlunya diri ini akan gapaian tangan-tangan Yang Maha Asih. Dengan merenung orang akan banyak memperoleh nilai-nilai kebenaran. Dan melalui sikap yang mulia ini ia tenggelam dalam zikir dan belaian Allah SWT. Laksana laut, diam tenang tapi dalam dan penuh bongkahan mutiara, itulah al-badawi. Matbuli dalam hal ini memberi kesaksian, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, " Setelah Muhammad bin Idris as-Syafiiy tidak ada wali di Mesir yang fatwanya lebih berpengaruh daripada Ahmad Badawi, Nafisah, Syarafuddin al-Kurdi kemudian al-Manufi. Suatu ketika Ibnu Daqiq al-'Id mengutus Abdul Aziz al- Darini untuk menguji Ahmad Badawi dalam berbagai permasalahan. Dengan tenang dia menjawab, "Jawaban pertanyaan-pertanyaan itu terdapat dalam kitab “Syajaratul Ma'arif” karya Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam. Karomah Ahmad Badawi Kendati karomah bukanlah satu-satunya ukuran tingkat kewalian seseorang, tidak ada salahnya disebutkan beberapa karomah Syaikh Badawi sebagai petunjuk betapa agungnya wali yang satu ini. Al-kisah ada seorang Syaikh yang hendak bepergian. Sebelum bepergian dia meminta pendapat pada Syaikh al-Badawi yang sudah berbaring tenang di alam barzakh. "Pergilah, dan tawakkallah kepada Allah SWT"tiba-tiba terdengar suara dari dalam makam Syekh Badawi. Syaikh Sya'roni berkomentar, "Saya mendengar perkataan tadi dengan telinga saya sendiri ". Tersebut Syaikh Badawi suatu hari berkata kepada seorang laki-laki yang memohon petunjuk dalam berdagang. "Simpanlah gandum untuk tahun ini. Karena harga gandum nanti akan melambung tinggi, tapi ingat, kamu harus banyak bersedekah pada fakir miskin”. Demikian nasehat Syekh Badawi yang benar-benar dilaksanakan oleh laki-laki itu. Setahun kemudian dengan izin Allah kejadiannya terbukti benar. Wafat Pada tahun 675 H sejarah mencatat kehilangan tokoh besar yang barangkali tidak tergantikan dalam puluhan tahun berikutnya. Syekh Badawi, pecinta ilahi yang belum pernah menikah ini beralih alam menuju tempat yang dekat dan penuh limpahan rahmat-Nya. Setelah dia meninggal, tugas dakwah diganti oleh Syaikh Abdul 'Al sampai dia meninggal pada tahun 773 H. Beberapa waktu setelah kepergian wali pujaan ini, umat seperti tidak tahan, rindu akan kehadiran, petuah-petuahnya. Maka diadakanlah perayaan hari lahir Syaikh Badawi. Orang-orang datang mengalir bagaikan bah dari berbagai tempat yang jauh. Kerinduan, kecintaan, pengabdian mereka tumpahkan pada hari itu pada sufi agung ini. Hal inilah kiranya yang menyebabkan sebagian ulama dan pejabat waktu itu ada yang berkeinginan untuk meniadakan acara maulid. Tercatat satu tahun berikutnya perayaan maulid syekh Badawi ditiadakan demi menghindari penyalahgunaan dan penyimpangan akidah. Namun itu tidak berlangsung lama, hanya satu tahun. Dan tahun berikutnya perayaan pun digelar kembali sampai sekarang. Wallahu `a'lam. Para Auliya 1. Tuan Syekh Abdul Qodir Jaelani Al-Bagdadi 2. Syekh Hasan Sadili 3. Syekh Ali Al-Buni 4. Syekh Ahmad Ad-Daerobi 5. Syekh Sulton Yamani 6. Syekh Jamil Yamani 7. Syekh Ustadz Kabir Syekh Ali 8. Syekh Ahmadul Qomar 9. Syekh Kandiyas 10. Syekh Abdul Latief 11. Syekh Abdul Wahid 12. Syekh Hujjatul Islam Imamul Gojali 13. Syekh Ustadz Muhammad Hakin Nazili 14. Syekh Imamul Maliki 15. Syekh Imamul Hambali 16. Syekh Imamul Hanafi 17. Syekh Imamul Syafe’i 18. Syekh Imamul Mahdi 19. Syekh Toha Bagdad 20. Syekh Abdul Gofur Mesir 21. Syekh Asif bin Barhoya 22. Syekh Ibrohim Ad-Dasuki 23. Syekh Jafar Sodik 24. Syekh Abil Kosim Junaedi 25. Syekh Ahmad Al-Badawi 26. Syekh Muhyidin Nironi 27. Syekh Ahmad Kabir Rifa’i 28. Syekh Abi Yazid Al-Bustomi 29. Syekh Yusuf Hamdani 30. Syekh Bahaudin An-Naqsabandiyyah 31. Syekh Abdul Karim Al-Bagdadi 32. Syekh Ali Almahri 33. Syekh Umar Walhamdani 34. Syekh Abi Haelail Al-Marzuki 35. Syekh Maulana Malik Ibrahim (S. Magribi) 36. Syekh Maulana Rd. Rahmat (S. Ampel ) 37. Syekh Maulana Makdum Ibrohim (S. Bonang ) 38. Syekh Maulana Rd. Sahid (S. Kalijaga) 39. Syekh Maulana Umar Sa’id (S. Muria ) 40. Syekh Maulana Ja’far Sodik (S. Kudus ) 41. Syekh Maulana Untung (S. Drajat ) 42. Syekh Maulana Ainul Yaqin (S. Giri ) 43. Syekh Maulana Syarif Hidayatulloh (S. SGD ) 44. Syekh Siti Jenar alias Syekh Lemah Abang 45. Syekh Abdul Fatah Demak 46. Syekh Sunan Gresik 47. Syekh Rohmat Suci/Prabu Kian Santang Garut 48. Syekh Abdul Jabar Al-Bagdadi (GB Al-Jabar) 49. Eyang Tubagus Kuncung Wulung Banten 50. Abah Toha Jakarta 51. Abah Saki Cikadueun Banten 52. Abah Sakur Cikadueun Banten 53. H.M.Sirojudin (apa) bin Mama Apandi Pasarean 54. Mama Apandi bin R.M. Nuh Pasarean 55. Eyang Najaya Menes Pandeglang Banten 56. Kibuyut Sontri Menes Pandeglang Banten 57. Syekh Malikil Mahgribi 58. Syekh Maulana Agung 59. Syekh Jafar Sodik 60. Syekh Natoha 61. Syekh Amilin 62. Kyai Muhyidin Panguragan Cirebon 63. Ibu Rohayati binti Aki Dahrimi Pamoyanan 64. Eyang Marhasan bin Eyng Martani G. Bangka 65. Pangeran Jaya Sampurna Panjalu 66. Embah Ratu Agung Ibu Fatmawati 67. Nyi Mas Langlang Buana Cirebon 68. Rd. Mas Ratu Agung Santang Sukma Jaya 69. Eyang Dalem Panembahan 70. Embah Ratu Agung Pangauban 71. Abah Johandi bin Ey Marhasan G. Bangka 72. Eyang Rasiti Cibeber 73. Eyang Wiyasan Gunung Bangka 74. Eyang Alsah Gunung Bangka 75. Eyang Tasim Gunung Batu 76. Eyang Martani Bandung 77. Aki Dahrimi Cipatujah 78. Nini Rukoyah Pamoyanan 79. Eyang Alharif Gunung Bangka 80. Eyang Imi Cidangiang 81. Eyang Asnapi Cidangiang 82. Eyang Upi Cidangiang 83. Aki H. Marzuki Sukahurif 84. Uyut Muhhalim 85. Eyang Santawi Gunung Bangka 86. Eyang Mustofa Gunung Bangka 87. Eyang Abdul Halim 88. Eyang Aria Pamutih 89. Eyang Hasan 90. Eyang Iyok 91. Aki Omo Pabuaran 92. Aki Endi Gunung Bangka 93. H. Rayum bin Kenari 94. Hj. Samah binti Muannas 95. H. Sakmin bin Arkawi 96. Hj. Siti binti Salim 97. Kanjeng Sinuhun Syekh Sulton Maulana Hasanudin Banten 98. Syekh Maulana Mansyurudin Cikadueun 99. Syekh Maulana Yusuf Kasunyatan 100. Syekh Sanghiang Mandiri Sabagi 101. Syekh R. Aria Mangun Yuda Malangnengah 102. Rd. Mas Praga Raksajagat Malangnengah 103. Buyut R. Aria Mugana Selahaur Rks. Bitung 104. Pangeran Aria Dila Pulocangkir 105. Syekh Ahmad Rifa’i Kodon Terahan 106. Kibuyut Santri Banten Tengah Kole Pamarayan 107. Pangeran Jayakerta Jatinegara Kaum Jakarta 108. Pangeran Laut Jati Negara Kaum Jakarta 109. Pangeran Sageri Jatinegara Kaum Jakarta 110. Tubagus Buang Kaunyatan Banten 111. Syekh Abdul Rohman Kasunyatan Banten 112. Syekh Nawawi Tanah Ara Banten 113. Syekh Asnawi Caringin Labuan Banten 114. Syekh K.H. Tubagus Ahmad Khotib Banten 115. Tb. Wasi Abbas Banten 116. Ki Jemah Cikadueun Banten 117. Syekh Sohib Kadupinang Pd. Banten 118. Syekh Royani Kadupinang Pd. Banten 119. Syekh Abdul Jabar Kacapi Pd. Banten 120. Syekh Ibrohim Kacapi Pd. Banten 121. Eyang Satria Bandung Sakti G. Karang 122. Nyi Putri Tobri Pakuhaji G. Karang 123. Ki Rangga Pasir Peuteuy G. Karang 124. Ki Wana Kadu Enggang G. Karang 125. Nyimas Sekar Arum G. Karang 126. Nyimas Nila Arum G. Karang 127. Nyimas Lara Arum G. Karang 128. Nini Lasmini G. Karang 129. Buyut Kalang Dewa Kalang Sakti / Syh Sidik Rohmat Gunung Haur Cilisung Cipanas 130. Kibuyut Jagapati Sabagi 131. Buyut Salingara (Lara Santang) Sabagi 132. Syekh Kidemang lancar Malangnengah 133. Rd. Dandang Salaka Kahuripan Malngnngh 134. Ratu Putri Ratna Intan Malangnengah 135. Buyut Mas Banten Jayanegara Malangngh 136. Syekh Saketi Banten 137. Uyut Ali Karang Bolong 138. Ampar Bumi Ujung Kulon 139. Ki Buyut Wangsa Ujung kulon 140. Abuya Dimyati Cadasari Pandeglang Bnten 141. Abuya Bustomi Banten 142. Abuya Astari Keresek Serang Banten 143. Abuya Mahmud Cisimeut 144. Abuya Halimi Kadu Ronyok Pandeglang 145. Abuya Armin Cibuntu Rumikang 146. Kyai Abdul Gani Koper Cikande Serang Banten 147. Kyai Tubagus Muhyidin Banten 148. Syekh Dorobi (Uyut Sukma Jati) 149. Eyang Ansori 150. Rd. Aria Wanggsa Gofarona Anggalodra Sagala Herang Subang 151. Rd. Aria Wiratanu Datar I (Embah Dalem Cikundul Cianjur) 152. Eyang Haji Suryakancana Gunung Agung Cjr 153. Nyi Ratu Endang Sukaesih Gunung Ceremai 154. Syekh Abdul Karim ( Rd. Antrakasih ) Cikundul 155. Syekh Abdul Rohman (Rd. Antrakusumah) Cikundul 156. Rd. Aria Brata Nata Dimanggala Gunung Jati Cjr 157. Mama H. Jakaria Belengbeng Cibeber 158. Mama Bagade Cianjur 159. Mama Kurtubi Cianjur 160. Mama Satibi Gentur Cianjur 161. K.H. Abdul Hak Nuh ( Aang Nuh Gentur Cjr ) 162. Mama Gelar Cibeber Cianjur 163. Eyang Tubagus Nurkatim Pasarean 164. Eyang Abdun Nasor BLK Cianjur 165. Uyut Mu’min Sawah Batu 166. Syekh Abdul Gofur Cugenang 167. Rd. Aria Yuda Maleber 168. Eyang Jaksa Nitireja Cibalagung 169. Eyang Dalem Panganten Ciabalagung 170. Eyang Dalem Cikadu Cibalagung 171. Mama H. Kosasih bin Nahrowi Mangun 172. Eyang H. Abdul Latif Pamoyanan 173. Ki Mansurudin Pamoyanan 174. Badi’uz Zaman Sri Indra Pamoyanan 175. Rd. Dalem Aria Condre Pamoyanan 176. Eyang Haji Satariah Leles Garut 177. Sembah Dalem Arip Muhamad Cangkuang Grut 178. Sembah Dalem Pangadegan Leles Garut 179. Sembah Dalem Jaya Baya Leles Garut 180. Sembah Dalem Wira Baya Leles Garut 181. Pangeran Papak Cininuk Garut 182. Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasik 183. Sembah Dalem Jaya Lunggas Taal Pangandaran 184. Sembah Dalem Jaya Sumpit 185. Syekh Malik 186. Rd. Suhtoya Suhur 187. Syekh Sulton Malik Mahmud 188. Uyut Imrun 189. H.R.M. Nuh 190. R.A. Sumabrata Kusumah bin Naya Brata Ksmh 191. Rd. Urip Sumonang 192. Rd. H. Aria Jaya Sasana 193. Rd. Aria Jaya Kerti 194. Embah Dalem Rd. Aria Jaya Perkasa 195. Rd. Aria Kusumah Dinata (Pangeran Korner) 196. Uyut Nur Iman 197. R.M. Nuh bin Uyut Nur Iman 198. Syekh Wali Hasan Kuningan 199. Syekh Fakhrudin 200. K.H. Mu’alim Atma Bin Abdulloh Leles 201. K.H. Mahfudz bin Wawi Pekalongan 202. Nyi Rd. Siti Mulia 203. Nyi Rd. Siti Murtasih 204. Nyi Rd. Siti Aminah 205. Nyi Hj. Soraya 206. Nyi Hj. Siti Rumsah 207. Nyi Mas Ayu Qipol 208. Syekh Maulana Ishak Demak 209. Uyut Ardaya 210. Abah Irtama 211. Syekh Jagapati 212. Mama H. Sukandi Banten 213. Mualim Oleng Cisuren 214. Syekh Zaenudin Arifin 215. Syekh Ohanudin 216. Kyai Rifa’i Kalitengah 217. Kyai Johar Arifin Bale Rante 218. Kyai Ma’sum Ciwaringin 219. Mama Anda Dinata Cikuya 220. Bah Arkasim 221. Mama H. Abu Bakar Sidik Kubang 222. Mama Abdul Jalil Cibaregbeg 223. Mama Ajengan Anwar Jangarang 224. Aang H. Muhyidin Jambudipa 225. Aa Amir Ciendeur 226. Rodin Sangril bin Rodin Kuncung Amarulloh 227. Mama Mua’arif bin Mama Anom 228. Mama Anom bin Anab 229. Anab bin Burod 230. Burod bin Barengos 231. Barengos bin Nahralintang 232. Nahralintang bin Malik 233. Malik bin Hawa 234. Ama Kasmiri bin Najaya 235. Eyang Tisna Budi Aji Ama Eyang Jamani Budi Aji bin Eyang Tisna Najaya 236. Ibu Ayu Siti Sumahayati Binti Tisna Najaya 237. Aki Eyang Tisna Najaya 238. Nini Ai Siti Warsi’ah 239. Mama H. Aniban 240. Siti Karsah binti Dalimi 241. Uyut Aris 242. Syekh Awaludin Mansyur 243. Syekh Badru Rohman Pontianak Kalimantan 244. Datuk Amirulloh Bukit Tinggi 245. Datuk Musa Banjarmasin 246. Sulton Abdul Manaf Sumbawa 247. Syekh Iskandar Muda Pasai Aceh 248. Teuku Umar Maluku 249. Pangeran Diponegoro Jogjakarta 250. Imam Bonjol 251. Sentot Ali Basah 252. Habib Husen bin Abdullah Ala Idrus Luar Batang Jakarta 253. Eyang Jafra Bogor 254. Eyang Bandung Bondowoso Bandung 255. Ibu Ratu Kidul Sukabumi 256. Eyang H. Sapujagat Kudus 257. Rd. Bambang Sapu Jagat Kudus 258. Rd. Sapu Jagat Kudus 259. Bung Karno Blitar 260. Sulton Abdul Rohman Sumenep 261. Syekh Holilulloh Bangkalan 262. Syekh Maulana Sa’id Yusuf Bangkalan 263. Abu Samsudin 264. Abu Jalil Syekh Tamtama 265. Abu Damanhuri 266. Syekh Kerincing Tuban 267. Syekh Wulung 268. Syekh Rangga Wulung 269. Syekh Panji Anggalodra 270. Sulton Auliya Kediri 271. Eyang Pati Balongan 272. Kyai Tubagus Ngabihi Tenjolayar 273. Tubagus Inten G. Manglayang 274. Syekh Aula Gunung Manglayang 275. Eyang Bashor Gunung Cupu 276. Syekh Japaron Cilacap 277. Eyang Gelung 278. Nyi Mas Ratu Candra Wulan 279. Brata Panji Larasata 280. Wulung Tanduk 281. Nyi Mas Ratu 282. Eyang Barangbang 283. Madropi 284. Aki Sawiah 285. Kosim 286. Balung Tunggal Brata 287. Brata Galuh Muda 288. Jalu Tunggal 289. Panji Larasati Brata 290. Panji Dandang Brata 291. Ki Anom Sakti Brata Mandala 292. Ki Jipang Brata 293. Sastra Adiwangsa Panji Brata Larasata 294. Eyang Jalu 295. Panji Kala Satria 296. Rd. Aria Sancang 297. Rd. Aria kondang 298. Rd. Aria Yuda 299. Nini Cucu 300. Ki Mi’an 301. Eyang Aria Sinarti anu calik di 4 madhab 302. Eyang Kala braja Kulon, kaler, wetan 303. Eyang Panji Anom sareng kidul 304. Syekh Ismaya Jin 305. Syekh Suldin Jin 306. Syekh Insudin Jin 307. Syekh Mandalawangi Jin Burkon 308. Abah Haji Murillah Baitulloh Mekah 309. Mama H. Mekah Jin Ahjad 310. Syekh Nurkodin Jin 311. Jin Ahmar 312. Eyang Nasori 313. Embah Gembor 314. Syekh Abdulloh Abdul Kodir 315. Syekh Hazah 316. Syekh Abdul ‘Aziz 317. Rd. Aria Adipati Brajadeta 318. Syekh Aria Koncah Kencana 319. Papaku Alam Drajat 320. Sironda 321. Rd. Bambang Aria Sakti 322. Rd. Aria Dandang 323. Rd. Aria Suma Praja 324. Cokro Negoro 325. Langlang Buana 326. Eyang Badigir 327. Anterja 328. Arjuna 329. Amarpati 330. Abdus Sukur 331. H. Ismail Cirebon 332. Pangeran Wisnu Jaya Sasana 333. Syekh Ma'mun Serang Banten 334. Kanjeng Sinuhun Sulton Hasanudin Banten 335. Sulton Maulana Yusuf Kasunyatan 336. Sultan Ageng Tirtayasa Banten 337. Sultan Maulana Muhammad Banten 338. Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Qodir 339. Sultan Abdul Ali Ahmad Banten 340. Sultan Abu Nassar Abdul Kohar Sulton Haji 341. Sultan Abdul Fadil Banten 342. Sultan Abdul Makhojin Zainul Abidin 343. Sultan Abdul Fatah Muhmd Safi Zainul Abidin 344. Sultan Wakil Ratu Sarif 345. Sultan Muhammad Wasi 346. Sultan Muhammad Arif Zainul Asikin 347. Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Aliudin 348. Sultan Abu Nassar Muhammad Zainus Solihin 349. Sultan Muhammad Ishak Zainul Muttakin 350. Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Aliudin 351. Sultan Wakil Pangeran Sura Manggala 352. Sultan Muhammad bin Muhammad Muhidin 353. Sultan Muhammad Safiudin 354. Sultan Muhammad Rafiudin 355. Pangeran Aria Dila Pulo Cangkir Banten 356. Pangeran Aria Mandalika Tanah Ara Banten 357. Nyimas Ratu Ageng Hafifah Banten 358. Nyimas Ratu Latifah 359. Nyimas Ratu Siti Aisyah 360. Nyimas Ratu Siti Fatimah 361. Mama Tubagus Angke Jakarta 362. Syekh Jalaludin Banten 363. Syekh Magrib Mantareng 364. Syekh Muhammad Soleh 365. Uyut Aljan Cipanas 366. Uyut Ukam Rangkasbitung Girang 367. Syekh Abdul Kohar Banten 368. Syekh Abdul Kohar Cisimeut 369. Abah Sepuh Gunung Anten 370. Abah Anijah Gunung Anten 371. Abah Mentong Jaya Kwasa 372. Abah Jaya Sakti 373. Pangeran Suryanegara 374. Hamengku Buwono 375. Eyang Ratih Tatar Jawa 376. Sulton Trenggana Mataram 377. Nyimas Ratu Dewi Sulastri Pantura Laut Kaler 378. Sanghiang Tunggal Gunung Tunggal 379. Mampeng Gunung Kencana 380. Pangeran Cakra Buana Cirebon 381. Haji Surya 382. Haji Dulhak 383. Kyai Tumenggung Pancar Mas 384. Hasan Husen Banten 385. K.H. Tubagus Mukhtarudin Banten 386. Ki Abdullah Gunung Santri 387. Asep Mulyana 388. Asep Kudrotillah 389. Rd. Asep Aria Cahya Ningrat Dikusumah 390. Damar Wulan Pandeglang 391. Buyut Salon 392. Haji Dedi 393. Buyut Bagong 394. Buyut Mbah 395. H. Makmun Pandeglang 396. Uyut Safinah 397. Ibu Jueriyah 398. Nyi Arum 399. Nyi Mas Mulya Acina 400. Nyi Mas Ratu Rodiah Selahaur 401. Ki Mas Djo Banten Girang 402. Ki Agus Jo Banten Girang 403. Syukur Sepuh Kasunyatan Banten 404. Lisa Nunung Rasmaya Binti Juhana 405. Siti Aisyah 406. H. Usup Gunung Anten 407. Kyai Ali Malingping 408. Singa Bale 409. Singa Laras Tanah Ara 410. Rd. Mas Jaka Pasir 411. Uyut Jambul Pamarayan 412. Uyut Bongkok Pangawinan Pamarayan 413. Rd. Mas Jalu 414. Eyang Jagat Satru 415. Juru Tulis Antareja 416. Jaksa Pamutus Sabagi 417. Abah Mustofa Genteng 418. Raden Mas Jaya Sabagi 419. Rd. Patih Unus Demak 420. Abah Daud Cikondang 421. Abah Mustofa Cisimeut 422. Abah Makrus Cisimeut 423. Abah Ujang Mantri Cisimeut 424. Jaro Karis Cisimeut 425. Abah Tan Nagara Cisimeut 426. Eyang Sepuh Majalaya 427. Eyang Anom Majalaya 428. Prabu Hadi Wong sajati Sadirogo sajira 429. Prabu Dalem Seda Sajira 430. Prabu Dalem Cikur Sajira 431. Prabu Hadas Buana Sajira 432. Nyimas Ratu Gamparan 433. Abah Gunung Cilember Cibuntu 434. Abah Entol Roji Jarimbang Sabi Pandeglang 435. Abah Sadiyah Kebon Kopi Pandeglang 436. Abah Reksa Kebon Kopi Rangkas 437. Ki Buyut Sumedang Dalem 438. Syekh Rd. Dalem Mas Pamayungan 439. Apih Didi Cikalong 440. Ma Iti Garut 441. Ki Wakca Babakan Pasir Jati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar