Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Jumat, 28 Februari 2014

Tawassul Itu Amal Shalih, Para Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah Adalah Pelaku Tawassul

Shahih_Tawassul {focus_keyword}

DAFTAR NAMA PARA IMAM YANG MEMPRAKTEKKANTAWASSUL

Tawassul adalah Amal Shalih, oleh karena itulah maka ParaUlama Ahlussunnah Wal Jama’ah Adalah Pelaku Tawassulyang ikhlas. Jika tawassul termasuk syirik seperti anggapan kaum anti tawassul, tentunya para ulama yang dijuluki al Imam itu tidak akan melakukan tawassul. Dengan menganggap tawassul itu syirik,artinya sama saja dengan memvonis para Imam Ulama Ahlussunnah sebagai orang-orang musyrik, na’udzu billah min dzaalik!
Di sini kami akan menyebutkan para imam besar dan pakar hadits paling populer yang berpendapat diperbolehkannya tawassul atau yang mengutip dalil-dalil tawassul.
1.     Al Imam Al Hafidh Abu ‘Abdillah Al Hakim dalam kitabnya Al Mustadrok ‘alas Shohihain, yang telah menyebutkan hadits mengenai tawassul Adam dengan Nabi Muhammad dan menilai hadits itu shahih.
2.     Al Imam Al Hafidh Abu Bakar al Baihaqi dalam kitabnya Dalaa’ilun Nubuwwah, yang telah menyebutkan hadits mengenai tawassul Adam dan yang lain.  Al Baihaqi memiilki komitmen untuk tidak meriwayatkan hadits maudlu’ (palsu).
3.     Al Imam Al Hafidh Jalaaluddin As Suyuthi dalam kitabnya Al Khoshooishul Kubro, yang telah menyebutkan hadits tentang tawassul Adam.
4.     Al Imam Al Hafidh Abul Faroj ibn al Jauzi dalam kitabnya  Al Wafaa’, yang telah menyebutkan hadits tawassul Adam dan hadits lain.
5.     Al Imam Al Hafidh Qodhi ‘Iyaadh dalam kitabnya As Syifaa’ bi Ta’riifii huquuqil Mushthofaa,yang telah menyebutkan banyak hadits tentang tawassul.
6.     Al Imam As Syaikh Nuruddin Al Qori yang populer dengan nama Malaa ‘Ali Qori dalam kitab syarhnya terhadap  kitab As Syifaa’ pada bab-bab di atas.
7.     Al ‘Allamah Ahmad Syihabuddin Al Khofaji dalam kitab syarhnya atas As Syifaa’ yang bernama Nasiimurriyaadh pada bab-bab di atas.
8.     Al Imam Al Hafidh Al Qostholani dalam kitabnya Al Mawaahibul Laduniyyah pada almaqshidul  awwal.
9.     Al ‘Allamah As Syaikh ‘Abdul Baaqi Az Zurqoni dalam kitab syarhnya atas Al Mawaahib vol. I hlm. 44.
10.  Al Imam Syaikul Islam Abu Zakaria Yahya An Nawawi dalam kitabnya Al Iidhoh pada al babus  saadis hlm. 498.
11.  Al ‘Allamah Ibnu Hajar Al Haitami dalam hasyiahnya atas kitab Al Idhoh hlm. 499.  Beliau  juga memiliki risalah khusus dalam bab ini yang diberi nama Al Jauharul Munadhdhom.
12.  Al Hafidh Syihabuddin Muhammad ibn Muhammad ibn Al Jazari Ad Dimasyqi dalam kitabnya  ‘Uddatul Hishnil Hashiin dalam Fadhluddu’a.
13.  Al ‘Allamah Al Imam Muhammad ibn ‘Ali As Syaukani dalam kitabnya Tuhfatudz Dzaakiriin hlm. 161
14.  Al ‘Allamah Al Imam Al Muhaddits ‘Ali ibn ‘Abdul Kaafi As Subki dalam kitabnya Syifaaus Saqoom fi Ziaarati Khoiril Anaam.
15.  Al Hafidh ‘Imaduddin Ibnu Katsir dalam menafsirkan : 

وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْ أَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللهَتَوَّاباً رَّحِيماً

“ Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Alloh, dan Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS, An Nisaa : 64)
-        Ia menyebutkan kisah Al ‘Utbi beserta a’rabi  yang datang berziarah dengan niat memohon syafaat dengan Nabi shollallohu alaihi wasallam dan Al ‘Utbi tidak menentangnya sama sekali. Juga menyebutkan kisah tawassul Adam dengan Nabi shollallohu alaihi wasallam dalam Al Bidayah Wan Nihayah dan tidak memvonisnya sebagai hadits palsu. Vol III hlm. 180.
-        Ibnu Katsir juga menyebutkan kisah seorang lelaki yang datang ke kuburan Nabi untuk bertawassul dengannya. “Isnad kisah ini adalah shohih,” komentar Ibnu Katsir.
-        Ibnu Katsir juga menuturkan dalam Al Bidayah Wan Nihayah bahwa slogan kaum muslimin dalam perang adalah  Yaa Muhammadaah . (vol. VI hlm. 324)
16.  Al Imam Al Hafidh Ibnu Hajar Al ‘Asqolani yang menyebutkan kisah seorang laki-laki yang datang ke kuburan Nabi dan bertawassul dengannya. Ibnu Hajar menilai shohih sanad hadits ini dalam Fathu al Baari vol. II hlm. 495.
17.  Al Imam Al Mufassir Abu ‘Abdillah Al Qurthubi dalam menafsirkan :

وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْ أَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللهَتَوَّاباً رَّحِيماً

“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Alloh, dan Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS, An Nisaa : 64) (Tafsir Al Quthubi, vol. V, hlm. 265)
Daftar diatas dikutip dari kitab Mafaahim Yajibu An Tushohhah, karya Prof. Dr. As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar