Hitungan dalam budaya Sunda terasa sangat penting sekali. Hal ini terlihat dari berbagai macam hajat yang hendak dilaksanakan oleh masyarakat Sunda, harus menghitung hari terbaik, jam yang terbaik, dan bila perlu arah mata angin yang baik. Hmm.. memang tidak ada hadist yang menerangkan mengenai hitungan ini. Apalagi keterangan dalam surat dan ayat dalam al-quran. Namun, terlepas dari itu semua, kita ambil saja hikmah dan ilmunya, dengan terlepas dari syirik dan musyrik, kenapa tidak?
Inti dari perhitungan ini adalah "YAKIN", yakin terhadap hitungan dan yakin terhadap diri sendiri. Tentu dengan selalu bermohon kepada Allah Swt. "Nu ngusik malikeun urang sadayana".
Implementasi dari hitungan ini dapat diterapkan dalam berbagai hajat atau kepentingan apapun. Sebenarnya, tergantung dari sudut mana kita memandang sebuah hajat, kehendak, atau keinginan. Contoh-contohnya akan diuraikan selanjutnya.
Sengaja saya posting mengenai itungan sunda yang paling mendasar dan paling banyak digunakan para orangtua kita terdahulu. Sederhana sekali ternyata, kita hanya harus menghapalkan lima urutan dalam perhitungan ini. Namun, tentu kita harus paham benar mengenai makna dan arti dari satu persatu nama hitungan tersebut.
1. Sri
2. Lungguh
3. Dunya
4. Lara
5. Pati
Hitungan tersebut sangat berkaitan erat dengan yang disebut "kala poe" (akan diterangkan pada posting selanjutnya). Jadi memang harus mengaitkan dengan berbagai macam hitungan yang lain. Masalahnya, ketika kita menghitung hari baik bertepatan dengan hari jumat, namun bertepatan pula dengan kala poepada bulan rayagung, kita tidak dapat mengambil hari itu sebagai hari yang baik. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan hitungan tersebut dalam situasi apapun, tidak hanya hitungan dasar ini.
Langkah-langkah yang perlu kita lalui untuk menguasai hitungan ini adalah sebagai berikut.
a. Pertama, kita harus menghapal urutan dari hitungan tersebut. Hal ini penting sebab urutan perhitungan tersebut sangat berbahaya apabila salah mengurutkannya. Bukannya mendapatkan hari terbaik, tapi malah mendapatkan hari yang buruk.
b. Kedua, kita harus memahami betul arti satu persatu dari hitungan tersebut. Berikut adalah arti dari hitungan tersebut.
1) Sri, kata sri menempati bilangan satu, sri sering juga dikaitkan dengan dewi padi dalam budaya sunda, yaitu Dewi Sri atau Nyi Pohaci. Jadi dapat pula dimaknai dengan banyaknya pangan yang kita dapat. Sri bermakna baik dalam hitungan ini, dapat pula diartikan rezeki yang melimpah. Intinya hitungan sri yang bertepatan dengan angka satu ini mempunyai nilai baik ketika kita tepatmenempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
2) lungguh, kata lungguh menempati bilangan dua, lungguh sering dikaitkan dengan derajat, pangkat, jabatan, kekuatan, dan kemampuan. Lungguh bermakna baik dalam hitungan ini. Intinya hitungan lungguh yang bertepatan dengan angka tiga ini mempunyai nilai baik ketika kita tepat menempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
3) Dunya, kata dunya menempati bilangan tiga, dunya sering dikaitkan dengan harta, rezeki, materi, dan kekayaan yang melimpah ruah. Hitungan ini biasanya paling dicari dalam setiap hajat atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan. Hitungan dunya, mempunyai nilai baik ketika kita tepat menempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
4) Lara, kata lara menempati bilangan empat, lara sering dikaitkan dengan sesuatu penderitaan/sakit, baik dari segi kesehatan, ketenangan lahir atau pun batin. Hitungan ini biasanya dihindari dalam setiap hajat atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan. Hitungan lara, mempunyai nilai kurang baik ketika kita menempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
5) Pati, kata pati menempati bilangan lima, bilangan akhir dalam perhitungan ini. pati berarti mati. Namun tidak dengan serta merta kita mengaitkannya dengan kematian. mati disini dapat berarti mati secara rezeki, mati dalam arti perceraian, mati dalam arti hal-hal yang bersifat paling buruk. Hitungan ini biasanya paling dihindari dalam setiap hajat atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan. Hitungan pati, mempunyai nilai tidak baik ketika kitamenempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
c. Ketiga, kita harus dapat membuat rumusan perhitungan untuk mencapai hasil perhitungan diatas. Misalnya, tanggal 28 muharam, kita dapat merumuskannya sebagai berikut.
tanggal 28
28 - 25 = 3
Kita hanya membagi tanggal dengan angka 5 (sesuai hitungan tadi), kemudian kita hanya melihat sisa dari perhitungan tersebut, contohnya 3.
Angka tiga yang kita dapatkan menempati hitungan 3 yang berarti dunya. Simple bukan?
Contoh lain: Kita akan mempunyai hajat untuk berpindah tempat tinggal atau rumah. Tanggal berapa kita harus melaksanakan pindahan rumah?
Misalnya tangga 12 Safar. Jadi kita tinggal membagi 12 dengan 5 yaitu 2 dengan sisanya 2. Angka 2 menempati hitungan lungguh.
d. Keempat, kita harus menguasai atau menghapalkan kala poe. Jangan sampai hitungan yang kita dapatkan bertepatan dengan datangnya kala. (posting tentang kala akan dibahas selanjutnya)
Hal penting yang perlu diingat adalah hitungan hari baik ini hanya berlaku pada hitungan hijriah, tidak pada masehi. Memang ada beberapa hal yang menjadi kekhususan pula, seperti ketika akan melaksanakan hajatan pernikahan, kita harus mengambil bilangan genap. sebaliknya ketika kita akan melaksanakan hajatan khitanan, kita harus mengambil bilangan ganjil.
Mari kita belajar contoh kasus untuk menguasai perhitungan ini.
a. si fulan berniat akan melaksanakan pernikahan dengan si fulani pada bulan Desember. Tanggal dan hari apakah yang baik untuk melaksanakan pernikahan si fulan tersebut?
Jawab:
1. Lihat penanggalan hijriah pada bulan Desember.
2. Tentukan kala poe yang bertepatan dengan bulan hijriah tersebut. Misalnya hari jumat untuk bulan Rayagung. Kunci hari ini untuk tidak dipilih dalam melaksanakan hari pernikahan.
3. Cari beberapa alternatif tanggal, yang sisa dari perhitungannya menempati angka 3 yang bertepatan dengan dunya. Hal ini penting, sebab pernikahan yang dilaksanakan mudah-mudahan dapat mudah mengadakan biaya (uang), dan tentunya setelah pernikahan, kedua mempelai dapat hidup dengan makmur dan sejahtera.
4. Pilih hari yang cocok pada penanggalan yang memiliki sisa 3 untuk melaksanakan pernikahan. Tentunya jangan pada hari jumat karena bertepatan dengan kala pada bulan muharam.
5. Yakinkah dalam hati dan mohonlah perlindungan kepada Allah. bahwa hari yang dipilih adalah hari terbaik untuk melaksanakan pernikahan.
6. Misalnya anda mendapatkan hari minggu yang bertepatan dengan dunya, silahkan konsultasikan dengan keluarga, karena itu adalah hari yang tepat untuk melaksanakan pernikahan.
Segala pengetahuan milik Allah dan bersumber pada-Nya. Wallahu Alam. sumber ini di dapat dari berbagai pengalaman penulis yang berkelana di dunia persilatan budaya sunda. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar