Secara nurani, setiap manusia tak ingin memiliki musuh dan sama sekali tak dianjurkan mencari-carinya. Hanya saja, watak hidup yang dinamis membuat kita nyaris tak bisa menghindar dari musuh, atau setidaknya dimusuhi. Kala berhadapan dengan musuh, terutama yang agresif dan membahayakan diri kita, seseorang dianjurkan untuk membela diri.
Rasulullah mengajarkan, ketika kita sendang menghadapi musuh untuk membaca:
يَا مَالِكَ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ أعْبُدُ وَإيَّاكَ أَسْتَعِينُ
Iyyâka a‘budu wa iyyâka asta‘înu yâ mâlika yaumiddîn
Artinya, “Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan, wahai penguasa hari pembalasan.”
Hadits tersebut diriwayatkan dari Anas yang bersaksi bahwa Nabi membaca doa itu saat bertemu musuh dalam sebuah peperangan. Kemudian ia melihat orang-orang bergulat dan malaikat-malaikat turut terlibat di dalamnya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
(Mahbib)
Secara nurani, setiap manusia tak ingin memiliki musuh dan sama sekali tak dianjurkan mencari-carinya. Hanya saja, watak hidup yang dinamis membuat kita nyaris tak bisa menghindar dari musuh, atau setidaknya dimusuhi. Kala berhadapan dengan musuh, terutama yang agresif dan membahayakan diri kita, seseorang dianjurkan untuk membela diri.
Rasulullah mengajarkan, ketika kita sendang menghadapi musuh untuk membaca:
يَا مَالِكَ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ أعْبُدُ وَإيَّاكَ أَسْتَعِينُ
Iyyâka a‘budu wa iyyâka asta‘înu yâ mâlika yaumiddîn
Artinya, “Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan, wahai penguasa hari pembalasan.”
Hadits tersebut diriwayatkan dari Anas yang bersaksi bahwa Nabi membaca doa itu saat bertemu musuh dalam sebuah peperangan. Kemudian ia melihat orang-orang bergulat dan malaikat-malaikat turut terlibat di dalamnya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
(Mahbib)http://www.nu.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar