Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Selasa, 22 November 2016

Panglima Besar Jendral Sudirman

Panglima Besar Jendral Sudirman

fotofototempodulu
Jenderal  Sudirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 ia adalah seorang  panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia sebagai seorang tokoh pejuang . 
Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Sudirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Sudirman tumbuh menjadi seorang siswa  yang rajin dan sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. 
Saat di sekolah menengah, Sudirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, ia dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada dalam beribadah. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Sudirman tetap mengajar. 
Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. 
Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

foto foto tempo dulu jenderal Sudirman dan Sukarno
Dan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Sudirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno setelah itu  Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat.  
Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Sudirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Sudirman lahir, menjadi kepala staff. 
Sambil menunggu pengangkatan, Sudirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Akibat pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Sudirman, ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember.  
Jendral  Sudirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 akibat penyakit paru paru yang ia derita selama masa bergerilya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar