Pasti pernah mendengar peribahasa di atas bukan? Ya, jangan menilai sebuah buku dari sampulnya. Peribahasa tersebut berbicara mengenai penampilan, sehingga kebanyakan orang menggunakan peribahasa tersebut hanya pada saat berbicara mengenai kecantikan atau ketampanan seseorang. Memang, dengan penampilan yang menarik maka masyarakat akan lebih mudah menyukai dan menerima kita sehingga kita tidak merasa terganggu lagi. Namun, ternyata peribahasa tersebut juga berlaku dalam dunia bisnis. Bagaimana contohnya?
Jangan menilai propek bisnis tersebut dari penampilan
Saat ini tren yang sedang terjadi adalah banyak orang suka ikut-ikutan dalam bisnis. Melihat ada orang lain yang terlihat menjadi lebih kaya setelah membuka suatu bisnis, lalu dia ikut membuka bisnis tersebut. Padahal belum tentu orang tersebut menjadi kaya dari keuntungan yang dihasilkan bisnisnya, bahkan bisa saja sebenarnya di dalam perusahaan tersebut sedang terlilit hutang. Ingat, tidak setiap orang memiliki keahlian bisnis di bidang yang sama. Jadi, sebelum memulai bisnis jangan hanya mempelajari kulitnya saja, tetapi pelajari juga isinya sehingga tahu apakah itu sudah sesuai minat dan kemampuan.
Contoh si A membuka rumah makan dengan menu makanan tradisional. Sejak pembukaan rumah makan tersebut selalu ramai dikunjungi pelanggan hingga waktu telah berganti tahun. Karena ramainya pelanggan, rumah makan itu pun membuka cabang. Kemudian si B melihat sepertinya bisnis tersebut menguntungkan karena sebelumnya dengan bangunan sederhana bisnis tersebut dapat berkembang seperti sekarang. Lalu hanya berbekal persepsinya akan keuntungan dari bisnis rumah makan, si B mencoba membuka rumah makan tradisional yang sama dengan lokasi yang tidak berbeda jauh namun dengan ukuran yang lebih besar dan bangunan yang lebih menarik. Singkat cerita memang awalnya sempat menarik banyak pelanggan namun tidak berselang lama kemudian rumah makan ini menjadi sepi hingga akhirnya rumah makan ini tutup. Akhirnya si B mencoba berkenalan dengan si A dan akhirnya si B baru mengetahui rahasia mengapa si A bisa sukses membuka rumah makan tersebut karena sebelumnya sudah memiliki pengalaman dari menjadi koki, pramusaji, hingga manajer restoran. Ternyata dari pengalaman itulah yang membuat si A dapat mengeksekusi bisnisnya dengan baik, sedangkan si B tidak memiliki pengalaman tersebut.
Jangan menilai calon anggota tim dari penampilan
Penampilan memang penting, mulai dari dunia pendidikan, hiburan, pekerjaan hingga bisnis. Sebagai manusia kita memang cenderung lebih suka dengan orang yang memiliki penampilan yang menarik. Namun tidak jarang juga ada orang yang memiliki kelebihan tetapi penampilannya seringkali tidak menarik perhatian bagi kebanyakan orang karena sedikitnya waktu yang digunakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Karena itu ketika ingin menjadikan seseorang menjadi bagian dari tim, ketahuilah dulu kelebihan yang dia miliki. Di dalam tim selalu ada yang bermain di depan dan ada yang bermain di belakang. Orang yang bekerja di depan salah satunya harus memiliki penampilan yang menarik pula, berbeda dengan orang bekerja di balik layar. Jadi orang dengan penampilan menarik akan memiliki lebih banyak keuntungan ketika bekerja di depan daripada di belakang. Sedangkan orang yang bekerja di belakang, tidak perlu khawatir akan masalah penampilan.
Contohnya adalah sebuah startup bergerak di bidang teknologi yang pasti membutuhkan bagian developer dan marketing. Jika ada orang yang memiliki penampilan menarik jangan ditempatkan di bagian developer yang sudah pasti tidak membutuhkan banyak waktu untuk bersosialisasi dengan seseorang. Lebih baik tempatkan orang yang memiliki penampilan menarik di bagian Marketing sehingga akan lebih memudahkan untuk menarik perhatian target juga.
Jadi intinya adalah jangan sampai sobat Studentpreneur ingin berbisnis karena termotivasi dari penampilan perusahaan atau pemiliknya. Begitu juga ketika ingin memulai bisnis jangan termotivasi untuk merekrut anggota tim karena penampilan yang menarik. Jangan suka menilai semuanya hanya dari sisi luarnya, tetapi ketahui dulu dalamnya sehingga semua kelebihan yang sudah dimiliki dapat dioptimalkan sehingga bisnis dapat berjalan lebih baik.
Tertarik Entrepreneurship? Yuk belajar langsung dari pengalaman David Yulianto, bos Bee Accounting, perusahaan software accounting terbesar kedua di Indonesia. Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar