Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Selasa, 21 Oktober 2014

8 Waktu yang Dianjurkan Membaca Surat Al Ikhlash

c


Seri tiga dari tiga tulisan Tafsir Singkat Surat Al Ikhlash Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ’ala Rosulillah wa ’ala alihi wa shohbihi wa sallam.hand1Setelah kita mengetahui tafsir dari surat Al Ikhlash dan memahami keutamaannya. Selanjutnya marilah kita lihat waktu mana saja kita dianjurkan membaca surat ini.
 Pertama,waktu pagi dan sore hari. Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dicukupkan dari segala sesuatu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
, قُلْ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ » “Bacalah “Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Al Muwa’idzatain (surat Al Falaq dan An Naas)” ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, ini akan mencukupkanmu dari segala sesuatu.” (HR. Abu Daud no. 5082. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Keduasebelum tidur. Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan, lalu keduanya ditiup, lalu dibacakanlah tiga surat ini. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti tadi diulang sebanyak tiga kali. Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)
Ketigaketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid ketika sakit). Bukhari membawakan bab dalam shohihnya ‘Meniupkan bacaan ketika ruqyah’. Lalu dibawakanlah hadits serupa di atas dan dengan cara seperti dijelaskan dalam point kedua. Kemudian ‘Aisyah mengatakan,
فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ “Tatkala Nabi shallallahu sakit, dia memerintahkanku untuk melakukan demikian (seperti ketika mau tidur).” (HR. Bukhari no. 5748)
Jadi tatkala meruqyah, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan cara:
Terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan lalu keduanya ditiup lalu dibacakanlah tiga surat tersebut. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti ini diulang sebanyak tiga kali.
Keempatwirid seusai shalat (sesudah salam). Sesuai shalat dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas masing-masing sekali. Namun khusus ketika selesai shalat maghrib dan shalat shubuh, masing-masing surat tadi dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud, An Nasai. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi. Lihat Hisnul Muslim, Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qohthoni) Kelimadibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh). Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نعمت السورتان يقرأ بهما في ركعتين قبل الفجر : { قل هو الله أحد } و { قل يا أيها الكافرون } “Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shohih)
Keenam, dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib. Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua. Abdullah bin Mas’ud mengatakan,
مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ). “Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Ketujuhdibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at. Ketika itu, surat Al A’laa dibaca pada raka’at pertama, surat Al Kafirun pada raka’at kedua dan surat Al Ikhlash pada raka’at ketiga. Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata,
“Aku menanyakan pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: Apa surat yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?” ‘Aisyah mengatakan, كان يقرأ في الأولى ب ( سبح اسم ربك الأعلى ) وفي الثانية ب ( قل يا أيها الكافرون ) وفي الثالثة ب ( قل هو الله أحد ) والمعوذتين “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Kedelapandibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua. Dari Jabir bin Samroh, beliau mengatakan,
كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرأ في صلاة المغرب ليلة الجمعة : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد) “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Lihat Syarhus Sunnah. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Demikianlah pembahasan kita mengenai surat Al Ikhlash. Ini baru sebagian dari kandungan surat Al Ikhlash yang kami paparkan sebatas yang kami ketahui. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat membuahkan amal sholeh. Semoga Allah senantiasa memudahkan kepada kita dalam mempelajari Al Qur’an dan memahami kandungan isinya.Alhmadulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ’ala nabiyyina Muhammad wa ’ala alihi wa shohbihi wa sallam. Sumber Rujukan 1. Adhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy, Maktabah Syamilah 2. Al Jaami’ liahkamil Qur’an (Tafsir Qurtubhy), Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Anshory Al Qurtubhy, Jami’ Mawsu’ah Al Quranil Karim, www.omelketab.net 3. At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim, Jami’ Mawsu’ah Al Quranil Karim, www.omelketab.net 4. Aysarut Tafasir likalamil ‘Aliyyil Karim, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi, Maktabah Adhwail Manar 5. Fathul Bari, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah 6. Jami’ Shohihil Adzkar, Abul Hasan Muhammad bin Hasan Asy Syaikh, Dar Al ‘Awashim 7. Shohih Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mugiroh Al Bukhari Abu Abdillah, Mawqi’ Wizarotil Awqof Al Mishriyyah-Maktabah Syamila 8. Shohih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj Abul Hasan Al Qusyairiy An Naisaburi, Mawqi’ Wizarotil Awqof Al Mishriyyah-Maktabah Syamilah 9. Sunan Abi Daud, Sulaiman bin Al Asy’ats bin Syadad bin ‘Amr Al Azdiy Abu Daud As Sijistaaniy, Mawqi’ Wizarotil Awqof Al Mishriyyah-Maktabah Syamilah 10. Shohih Tafsir Ibnu Katsir, Musthofa Al Adawiy, Dar Ibn Rojab dan Dar Al Fawa’id. 11. Syarh Shohih Muslim, An Nawawi, Mawqi’ul Islam-Maktabah Syamilah 12. Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Darul Aqidah 13. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fada’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurasyi Ad Dimasyqi, Maktabah Syamilah 14. Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah 15. Taysir Al Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdur Rahman bin Nashir As Sa’di, Muassasah Ar Risalah-Maktabah Syamilah 16. Zaadul Maysir, Ibnul Jauziy, Mawqi’ut Tafaasir-Maktabah Syamilah Diselesaikan pada sore hari di Mediu Center Jogjakarta, 17 Shofar 1430 H Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya Muhammad Abduh Tuasikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar