Nasib Petani Indonesia boleh dibilang tidak berbanding lurus dengan hasil tani mereka. Indonesia merupakan Negara yang mendapat julukan Negara Agraris. Julukan ini mengacu pada kenyataan bahwa lahan pertanian Indonesia sendiri sangat luas, dengan sebagian besar mata pencaharian penduduk kita sebagai petani. Bahkan hampir semua orang di negeri ini memakan nasi.
Meskipun negara kita merupakan penghasil beras peringkat 3 di dunia menurut Farm and Ranch Guide mengalahkan Thailand dan Vietnam, tapi kenapa nasib petani di indonesia masih sungguh ironis? Berikut 5 perbedaan petani di Indonesia dengan petani di negara maju.
1. Pendidikan
Petani di Indonesia dengan petani di Jepang sangat berbeda. Dari segi pendidikan petani di Indonesia tak jarang mereka hanya lulus di pendidikan sekolah dasar, bahkan ada yang sama sekali tak berpendidikan hingga kebanyakan mereka sekedar menjadi buruh tani.
Namun berbeda petani di negara Jepang. Pemeritah Jepang fokus untuk mengembangkan petaninya dari skill dan penghasilan, sehingga negara Jepang mempunyai standard pendidikan dalam keahlian bertani.
2. Gaya Hidup
Gaya hidup petani Indonesia terbilang terbatas, bahkan banyak yang kekurangan. Hal ini karena hasil tani mereka dibayar murah, padahal sampai ke konsumen harganya bisa melejit. Selain itu latar belakang pendidikan yang rendah juga menyebabkan banyak petani sulit bangkit dari keterpurukan ekonominya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar