Kramat Kiai Ageng Gringsing sudah tidak diragukan lagi oleh sebagian masyarakat pesisir laut Jawa khususnya daerah Batang dan sekitar Gringsing Alas roban ini. Sosok yang mempunyai jiwa kesatria tinggi dengan semboyannya yang mengabdikan dirinya hanya untuk rakyat kaum cilik . Dakwah beliau dimulai sekitar tahun 1600 -an yang konon nama asli beliau adalah Syekh Maulana Raden Abdullah Saleh Sungging, yang menginjakan kaki pertama kalinya didaerah kadipaten Batang , persisisnya di Desa Kendalsari Sembung, Kecamatan Limpung Batang Jawa Tenagah.
Sebagai seorang yang menyabarkan dakwa agama Islam di daerah Gringsing Alas Roban ini tidak lah mudah, banyak parapenyebar agama yang mental untuk mensyiarkan ajaran Islam di daerah ini karena konon pada waktu itu daerah ini terkenal dengan Mbahnya begal, rampok bandit dan Garong. Tidak hanya itu saja konon penghuni makhluk astral daerah ini para demit , Jin dan raja jin berisingga sana didaerah ini . Sehingga tidak heran pada zamanya Kiai Ageng Gringsing menyebarkan agama islam tidaks sedikit halang dan rintang dihadapannya.
Karena sifat pasrah dan ikhlas ini lah Kiai Ageng Gringsing mampu menghapadi semuanya, dengan rasa tawakal dan pasrah hanya kepada Allah SWT ini lah yang membuat semangat juangnya membara. Tidak sedikit para begal dan garong yang disadarkan serta di Islamkan oleh beliau.
Berbagai cerita mistis dan kramat beliau, sudah banyak beredar dikalangan masyarakat Gringsing. Yang konon menurut cerita dari masyarakat sekaligus tokoh masyarakat setempat yang bernama Ahmad Zaenal Abidin. Bahwa Kiai Ageng Gringsing merupakan seorang Waliyullah yang ilmunya sangatlah tinggi karena beliau memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain sebagi contohnya. Pada waktu beristirahat untuk menghilangkan rasa penat dan capeknya Kiai Ageng Gringsing menancapkan sebuah tongkatnya, dan tiba-tiba tongkat tersebut bersemi menjadi pohon besar yang mampu memberikan rasa sejuk dan adem untuk berteduh. Dan pohon tersebut sampai sekarang masih berada di tempatnya dan diberinama pohon kendalsari karena berada didaerah kendalsari.
Usut punya usut ternyata pohon ini, dipercaya masayarakat sekitar mampu memprediksi siklus ekonomi masyarakat Gringsing pada khususnya. Dengan tanda dan ciri dari daun pohon tersebut. Jika daun pohon tersebut subur dan tumbuh lebat maka dipercaya itu pertandanya perekonomian masyarakat sedang baik dan stabil, namun jika daun pohon banyak yang rontok dan kuning , ini pertanda bahwa ekonomi masyarakat sekitar sedang krisis atau susah.
Dalam perjalanannya sebagai seorang penyebar agamama, Kiai Ageng Gringsing menemukan seorang gadis yang berparas cantik dan angguan yang bernama Nyai Gringsing , beliau adalah putri dari seorang ulama setempat yang bernama Syekh Agung Tholib.
Untuk mendapatkan gadis pujaanya Kiai Ageng Gringsing tidak lah mudah karena , Nyai Gringsing selain berparas cantik dia juga seorang jawara setempat yang mempunyai ilmu yang tinggi dan sakti mandra guna.Pertangrungan untuk meluluhkan hati Nyai Gringsing ini berlangsung beberapa hari yang konon merut cerita setempat. Nyai Gringsing bisa berubah menjadi ular besar, dan sedangkan Kiai Ageng Gringsing berubah menjadi sesosok harimau yang besar pula. sehingga pertarungan dimenangkan Kiai Ageng Gringsing, walaupun katanya sempat tergigit kakinya.
Dan setelah pernikahanya inilah ajaran agama Islam diwilayah Gringsing ini semakin kuat dan tangguah, karena kehebatan keduanya mampu saling mengisi satu sama lainnya. Satu per satu orang-orang yang awalnya menentang beliau, mampu disadarkan dan kemudian banyak memeluk Islam.
Kiai Ageng Gringsing merupakan sosok yang sangat sederhana dan santut, walaupun dari darah bangsawan beliau tidak pernah bersifat congkat dan sombong. Kearifan dan budi perkertinya yang luhur dan tinggi mampu meberikan teladan bagi masyarakat sekitar. Dan konon darah kebangsawanan beliau masih ada keturunan dari Prabu Brawijaya dan kesultanan Demak.
Sempat beberapa dekade makam peristirahatan beliau menghilang dan tidak diketahui keberadaanya. Sehingga. Sehingga muncul inisiatif dari seorang ulama yaitu syech Aguslani yang menugaskan tiga seorang pemuda yang bernama Iskandar, muhyidin dan Nasirin untuk melacak keberadaan makam Kiai Ageng Gringsing yang sebenaranya.
Dan akhirnya ditemukanya makan Kiai Ageng Gringsing yang berokasi di sekitar makam umum Gringsing tepatnya hari Rabu kliwon 31 bulan Juli tahun 1991 M, atau bertepatan dengan bulan Muharam tanggal 19 tahun 1412 H sekitar pukul 14.00 Wib.
Perjalanan untuk memperingati acara Khaul Kiai Ageng Gringsing tidaklah mudah karena banyak pertentangan dari masyarakat sekitar yang menganngap bahwa makan tersebut bukanlah makam seorang ulama , melainkan makam sebuah kuda . Dan tidak sedikit yang menyarankan untuk membakar makam tersebut. Yang akhibatnya rumah seorang penduduk yang menghasut untuk membakar makam tersbut terbakar dengan sendirinya tanpa diketahui sebab dan musabab yang jelas.
Dan tidak hanya itu saja , banyak warga yang menyalah gunakan makam kramat itu untuk menundi nasib dan mencari nomor togel , sampai -sampai ada yang rela bertirakat dan topo didaerah tersebut. Dan menurut sumber beberapa dari orang yang menyalah gunakan makam ini, tidak diketahui sebab yang pasti ada yang terlempar dengan sendirinya kesawah samping makam.
Sampai sekarang Haul Kiai Ageng Gringsing di laksanankan setiap bulam Muharam , karena mengikuti dari awal mula penemuan makam tersebut. Dan alhamdulliah banyak masyarakat yang sudah mulai sadar dan menerima keberadaan makam Kiai Ageng Gringsing tersebut dan tidak sedikit pula yang diuntungkan dari keberadaan makam tersebut.
http://petilasankramat.blogspot.co.id/2016/05/kramat-kiai-ageng-gringsing-ulama-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar