Daun salam obat hipertensi daun salam obat diabetes cara membuat ramuan daun salam manfaat daun salam khasiat daun salam ramuan daun salam kandungan daun salam
Syzygium polyanthum (Wight.) Walp atau biasa dikenal dengan sebutan daun salam memiliki nama ilmiah lain, yaitu Eugenia polyantha Wight. dan E. lucidula Miq. Ada pun nama populer dari daun salam, di antaranya ubar serai (Malaysia); Indonesia bayleaf, Indonesian laurel, Indian bay leaf (Inggris); Salamblatt (Jerman); dan Indonesische lorbeerblatt (Belanda). Daun salam merupakan daun yang berasal dari Indonesia. Di Indonesia sendiri, daun salam memiliki berbagai sebutan, antara lain salam (Sunda, Jawa, Madura); gowok (Sunda); manting (Jawa); kastolam (Kangean, Sumenep); dan meselangan (Sumatera).
Daun salam merupakan daun tunggal berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, letak berhadapan, panjang tangkai 0,5 — 1 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5—15 cm, lebar 3—8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, dan permukaan bawah berwarna hijau muda.
Kandungan Senyawa Aktif dalam Daun Salam
Kandungan senyawa aktif dalam daun salam yang mendatangkan manfaat kesehatan adalah minyak asiri yang mengandung sitral, seskuiterpen, lakton, eugenol, dan fenol. Senyawa lain yang terkandung dalam daun salam antara lain saponin, triterpen, flavonoid, tanin, polifenol, dan alkaloid.
Khasiat dan Manfaat Daun Salam
Daun salam biasa digunakan sebagai bumbu dapur, pewarna jala, atau anyaman bambu. Namun, beberapa referensi menyebutkan bahwa daun salam dapat digunakan sebagai terapi kesehatan, seperti obat diare, hipertensi, maag, diabetes melitus, sakit gigi, penurun kadar kolesterol, dan penurun kadar asam urat.
Flavonoid — Penghalau Penyakit Hipertensi, Diabetes, Asam Urat
Flavonoid dalam daun salam berfungsi sebagai antioksidan yang mampu mencegah terjadinya oksidasi sel tubuh. Semakin tinggi oksidasi sel dalam tubuh, maka semakin tinggi kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit degeneratif. Kandungan flavonoid pada daun salam dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hipertensi, menurunkan kadar kolesterol tubuh, menurunkan kadar gula darah, dan menurunkan kadar asam urat. Studi preklinis yang dilakukan oleh Sriningsih dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) menemukan bahwa daun salam mampu menurunkan kadar asam urat seperti pada obat alopurinol.
Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Dwieka Agustin dari Departemen Kimia, Fakultas MIPA, IPB tahun 2008 menguji penghambatan ekstrak daun salam terhadap aktivitas xantin oksidase — penyebab meningkatnya asam urat. Hasil studi tersebut menunjukkan ekstrak air daun salam dapat menghambat aktivitas xantin oksidase. Dengan kata lain, ekstrak daun salam berpotensi sebagai obat penurun asam urat. Aktivitas tersebut karena adanya kandungan flavonoid golongan kuersetin, miristin, dan mirisetin yang berkhasiat menghambat aktivitas xantin oksidase.
Quercetin, Penangkal Hiperlipidemia
Sebuah studi preklinis dilakukan oleh Luh Tut Martina, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro menemukan bahwa pemberian ekstrak daun salam selama 15 hari pada hewan coba yang menderita hiperlipidemia dapat menurunkan kadar LDL hewan coba tersebut. Kejadian ini akibat adanya kandungan quercetin yang terkandung dalam flavonoid daun salam. Quercetin dalam daun salam diduga berperan sebagai antioksidan dan bekerja menurunkan pembentukan kolesteroldalam tubuh.
Studi preklinis lain yang dilakukan oleh Anugrah Riansari menemukan bahwa ekstrak daun salam dapat menurunkan kadar kolesterol pada hewan coba akibat mekanisme kerja flavonoid dan berbagai vitamin dalam daun salam.
Tanin, Pembunuh Bakteri Penyebab Sakit Gigi
Streptococcus sp. merupakan salah satu mikroorganisme yang banyak ditemukan dalam rongga mulut dan merupakan bakteri penyebab awal proses karies gigi. Sebuah studi dilakukan oleh Agus Sumono dan Agustin Wulan SD terhadap 50 pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember. Dalam Majalah Farmasi Indonesia tahun 2009, Agus dan Agustin menyampaikan bahwa air rebusan daun salam dapat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri Streptococcus sp. dalam rongga mulut pasien. Senyawa aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sp. adalah tanin, flavonoid, dan minyak asiri yang terdiri dari eugenol dan sitral. Tanin dan flavonoid merupakan bahan aktif yang memiliki efek anti-inflamasi dan antimikroba, sedangkan minyak asiri mempunyai efek analgesik.
Daun Salam vs Diare
Penelitian terpisah yang dilakukan oleh Beni Warman dari FMIPA Universitas Andalas dan Retno Sudewi dari Universitas Gadjah Mada menyimpulkan bahwa ekstrak daun salam berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare, yakni Escherichia colli, Vibrio Cholera, dan Salmonella sp.
Bagian yang Biasa Digunakan
Bagian yang dapat digunakan dari tanaman daun salam ini adalah daun, kulit batang, akar, dan buah. Namun, bagian yang paling sering digunakan untuk masakan dan pengobatan adalah daunnya.
Ramuan Daun Salam
Ramuan Obat Diabetes Melitus dan Hipertensi
a. Bahan
7 — 15 lembar daun salam segar, cuci bersih
b. Cara Membuat
Rebus daun salam segar dan air hingga tersari menjadi satu gelas.Dinginkan dan saring. Minum ramuan dua kali sehari sebelum makan. Masing-masing sebanyak satu gelas.
Ramuan Obat Asam Urat
a. Bahan
7 lembar daun salam (segar atau kering), cuci bersih
b. Cara Membuat
Rebus daun salam dan air hingga tersari menjadi satu gelas.Dinginkan dan saring. Minum ramuan dua kali sehari (pagi dan sore hari). Masing-masing sebanyak 100 ml.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar