Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Rabu, 11 Juni 2014

BRIMOB

01. Sejarah Brimob

        Periode tahun 1943 – 1944 merupakan masa pembentukan berbagai organisasi atau barisan militer. Itu semua dilakukan pemerintah militer Jepang karena posisinya kian terjepit, baik dari dalam daerah penduduk maupun dari kancah perang Asia Timur Raya.
        Pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi. Jika keadaan memerlukan, cadangan polisi ini dapat berperan sebagai tenaga tempur, keinginan ini akhirnya terealisasi dengan terbentuknya polisi khusus yang disebut Tokubetsu Keisatsu Tai (Pasukan Polisi Istimewa) pada April 1944.
        Anggotanya terdiri dari para Polisi Muda serta Pemuda Polisi. Tokubetsu Keisatsu Tai didirikan di setiap keresidenan seluruh Jawa-Madura dengan fasilitas persenjataan lebih lengkap daripada Polisi Umum. Para calon anggota Tokubetsu Keisatsu Tai diasramakan serta memperoleh pendidikan dan latihan kemiliteran dari tentara Jepang. Maka dari itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa anggota Tokubetsu Keisatsu Tai adalah pasukan yang terlatih, berdisiplin tinggi, terorganisasi dengan rapi dan memiliki persenjataan yang cukup baik.
        Di setiap keresidenan wilayah Jawa-Madura pada akhir tahun 1944 telah dibentuk Tokubetsu Keisatsu Tai dengan kekuatan satu kompi yang beranggotakan 60 sampai 200 orang, tergantung pada situasi wilayah kompi tersebut berada di bawah kekuasaan Polisi Keresidenan, umumnya Komandan Kompi berpangkat Itto Keibu (Letnan Satu).
        Ketika Jepang menyerah kalah kepada sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, pada saat itu pula ‘masa penggemblengan’ Tokubetsu Keisatsu Tai telah cukup. Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai telah bahu-membahu ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.






        Nama Tokubetsu Keisatsu Tai kemudian secara otomatis diIndonesiakan dengan sebutan bermacam-macam, seperti ; Pasukan Polisi Istimewa, Polisi Istimewa atau Barisan Polisi Istimewa. Sebutan yang bermacam-macam ini kelak akan disatukan dengan sebutan Mobile Brigadde dan kemudian menjadi Brigade Mobile (Brimob). Di dalam usaha penyempurnaan Pasukan Polisi Istimewa (ketika itu masih terdapat banyak sebutan seperti Polisi Istimewa, Pasukan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa) Komisaris Polisi TK.I Soemarto, yang ketika itu menjabat Wakil Kepala Kepolisian Negara mempunyai inisiatif agar Pasukan Polisi Istimewa diubah namanya menjadi Mobile Brigadde. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar menjadi kesatuan pasukan yang berdisiplin tinggi, kompak, loyal, penuh dedikasi dan mampu bergerak secara cepat dan dinamis.        Pada tanggal 17 September 1946, Kepala Kepolisian RS. Soekanto Tjokrodiatmojo, memberi kuasa kepada komisaris Polisi M. Yasin untuk melakukan berbagai usaha persiapan pembentukan Mobile Brigadde. Berdasarkan Surat Perintah Kepala Muda kepolisian No. Pol. : 12/78/91 sejak tanggal 14 Nopember 1946 secara De Yure (resmi) Mobile Brigade telah lahir. Atas pendapat senior di kalangan Brimob, lahirnya Mobile Brigadde di hitung sejak tanggal 14 Nopember 1945. Hal ini sekaligus dimaksudkan untuk menghargainya dan telah banyak pula anggota Polisi pasukan Istimewa yang telah gugur.        Setelah pembentukan Mobrig tanggal 14 Nopember 1946, disetiap keresidenan dibentuk Mobile Brigadde Keresidenan (MBK). MBK berkekuatan satu kompi, jumlah personel kurang lebih 100 orang. Di samping MBK, di bentuk pula Mobile Brigadde Besar Djawatan Kepolisian Negara (MBB-DKN) yang berkekuatan satu batalyon. Dengan Surat Keputusan Departemen Kepolisian negara No. Pol. : 13/MB/1959, tanggal 25 April 1959 maka kesatuan Mobrig diubah susunannya menjadi tingkat Batalyon. Batalyon Brimob pertama di bawah pimpinan AKP. I.R.Boediyoewono Gagak Pranolo. Batalyon ini ditugaskan dalam operasi militer memberantas PRRI di Pekanbaru Sumatera.


        Berdasarkan surat order Y.M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. : 23/61 tanggal 12 Agustus 1961 ditetapkanlah bahwa tanggal 14 Nopember 1961 merupakan hari Mobile Brigadde ke-16, dan pada tanggal 14 Nopember 1961 tersebut Presiden RI Ir. Soekarno selaku Inspektur Upacara menganugerahkan Pataka “Nugraha Cakanti Yana Utama” sebagai penghargaan pemerintah atas pengabdian dan kesetiaan Mobile Brigadde. sekaligus pada saat itu diresmikan perubahan nama dari Mobile Brigadde menjadi Brigade Mobil (disesuaikan dengan istilah bahasa indonesia yang baku dan benar berdasarkan hukum DM).




02. Pasukan Khusus

        Hingga detik ini setidaknya Indonesia sudah memiliki 5 satuan khusus dengan kemampuan mencakup pembebasan sandera, serbuan gedung, pertempuran jarak dekat, demolisi bawah air, hingga lawan terorisme (counter terorist). Jika disebut, ada satuan 81 penanggulangan teror (Sat-81 Gultor) TNI AD, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Korps Marinir, Detasemen Bravo 90 (Den Bravo 90) TNI AU, Detasemen C Sat I Gegana (KorpsBrimobPolri).
        Sejarah terbentuknya Pasukan Khusus di Indonesia tidak lepas dari peran Letkol Slamet Riyadi dan Kolonel A.E. Kawilarang. Gagasan itu muncul ketika perwira gagah berani itu memimpin operasi penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) di Ambon dan sekitarnya pada 1950. Dalam operasi Senopati itu, Kawilarang bertindak sebagai pimpinan operasi, sedang Slamet Riyadi komandan penyerbuan.
        Ketika mengejar gerombolan RMS, keduanya mengakui sering kerepotan menghadapi pemberontak. Mereka diperkuat dua kompi bekas Pasukan Khusus Belanda KST (Korps Speciale Troepen) dari KNIL (Koninkjlik Nederlands Indische Leger). KST merupakan pasukan baret hikau dan baret merah Belanda yang dilakukan pada November 1948.
       Kemampuan tempur satuan ini sungguh mengagumkan. Terutama penembak tepatnya. Jumlahnya kecil namun merepotkan pasukan TNI yang personelnya jauh lebih besar. Pengalaman menghadapi kompi istimewa RMS menginspirasikan keduanya untuk membentuk pasukan khusus.
        Sayang, Letkol Slamet Riyadi gugur di Ambon, praktis tinggal Kolonel Kawilarang yang menyimpan cita-cita pembentukan pasukan komando. Gagasan itu baru diwujudkan, ketika Kawilarang diangkat sebagai Pangdam TT III (Sekarang Kodam III Siliwangi). Namun Kawilarang kebingungan, bagaimana dan seperti apa pasukan yang akan dibentuk dengan pengalaman dan pengetahuan yang terbatas.
        Sampai akhirnya muncul laporan dari kepala seksi I TT, Mayor Inf. Djucharo. Seorang mantan Pasukan Khusus Belanda ditemukan menjadi petani dan beristrikan wanita sunda di Lembang., Bandung. Namanya Rokus Bernandus Visser, pangkat terakhir Mayor. Warga mengenalnya dengan Mochammad Idjon Djanbi.
        Singkat cerita, Djanbi direkrut dan ditunjuk membidani lahirnya Kesatuan Komando TT III (Kesko). Jabatan Komandan juga langsung diserahkan kepada Djanbi. Lokasinya di Depo Batalyon Bandung. Sebagai cikal bakal, ditunjuk satu Kompi dari TT III.
        Pasukan Khusus ini diresmikan Kawilarang pada tanggal 16 April 1952. Awalnya pasukan ini masih di bawah Siliwangi. Baru pada 1953, Komandonya dialihkan ke Mabes Angkatan Darat. Djanbi memilih warna merah sebagai baret pasukan baru ini. Sejak itu hingga hari ini, Kesatuan Komando (Kesko) menjelma menjadi satuan elit TNI AD. Namanya berubah beberapa kali dan akhirnya pada terbentuknya Detasemen 81, yang dikenal dengan Sat Gultor.
        Pada perkembangan selanjutnya, ancaman menjalar ke segala aspek kehidupan. Pembajakan dan teror terjadi dimana-mana, yang tidak lagidijinakkan oleh satuan Konvensional. Kondisi ini akhirnya memancing lahirnya Denjaka (4 November 1982) dan Den Bravo 90 (1990).
        Namun dalam rentan waktu yang lebih dulu, TNI AL sudah membentuk Kipam (Komando Intai Para Amfibi) pada 18 Maret 1961 dan Pasukan Katak (Paska) setahun kemudian. Khusus Paska, mereka tidak berkualifikasi lintas udara, namun jago soal berdemolisi bawah air. Paska banyak berperan melahirkan pasukan khusus malaysia, Paskal (Pasukan Khas Laut) pada 1983.
         Disamping ketiga angkatan tersebut mempunyai pasukan elit begitu juga dengan Polri yang dikenal dengan pasukan Gegana. Gegana dibentuk pada tanggal 14 November 1976 sebagai Satuan Elit Anti Terror Korps Brimob Polri. Gegana merupakan bentuk lain dari tim SWAT (Special Weapon and Tactics Team) yang berkualifikasi sebaga penjinak bahan peledak, SAR (Search and Rescue) dan Counter Terrorist.



        Dalam sudut pandang Militer, pasukan khusus sebenarnya hanyalah pasukan penyerang (Striking Force) dengan kemampuanCounter Terrorist. Terdapat sedikit perbedaan antara Counter Terrorist dan Anti Terrorist. Kalau yang pertama murni berupa pasukan, yang kedua ada penekanan pada analisa pra kejadian.
         Di Indonesia penggunaannya sering tumpang tindih, tak kurang pejabat negara pun menyebut-nyebut 4 satuan ini anti terror. Memang tidak ada salahnya, karena dengan penambahan kemampuan dan otoritas toh ke-4 Satuan ini juga bisa sebagai anti terror.
         Untuk kepentingan pertahanan dan keamanan dengan pelibatan tentara dan polisi. Negara kita mengenal BAIS TNI. Lebih besar lagi urusan keamanan negara, ada BIN (Badan Intelejen Negara). Khusus mengantisipasi soal-soal kejahatan (Crime) dengan setumpuk variasinya, Polri memiliki BIK (Badan Intelijen Kepolisian). Sesungguhnya, lembaga-lembaga inilah yang disebut anti terror. BIN dan BAIS bekerja secara global, internasional, nasional, propinsial dan local. Sementara BIK, berawal dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang menjadi keahlian kepolisian di seluruh dunia.
        Berkaitan dengan pasukan Gegana Brimob Polri, apabila ada laporan khusus dari BIK yang menemui kejanggalan pada suatu kasus, saat itulah pasukan gegana bereaksi. Tentunya atas perintah Kapolri berjenjang sampai kepada Dankorps Brimob untuk dikirim ke lokasi TKP. Dalam pelibatan kekuatannya tidak selalu dalam ikatan Detasemen ataupun Subden, tetapi bisa juga dalam satuan unit sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Tugasnya mengumpulkan data, penangkalan dini hingga tindakan represif/penghancuran lawan.



03. Motto Brimob

SEKALI MELANGKAH PANTANG MENYERAH
I.  Memiliki Makna :

        Bahwa setiap anggota Brimob harus selalu waspada dan siap sedia mengorbankan jiwa raga serta sanggup menghadapi setiap kemungkinan dalam tugasnya. Yang berperan dalam memelihara Keamanan, Ketertiban Masyarakat dan Penegakan Hukum serta memberikan Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan masyarakat.


II. Penjabaran :      

      1. Anggota brimob harus rela berkorban demi Nusa dan Bangsa dengan penuh ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbakti demi keagungan Nusa Bangsa yang bersendikan Pancasila dan UUD 45.
       2. Anggota Brimob harus selalu siap ditugaskan dimanapun, kapanpun dan seberat apapun dengan didasari oleh mental yang kuat serta tidak mudah putus asa dan selalu siap menghadapi tantangan dalam melaksanakan tugas.
       3. Tidak mengenal kata ragu-ragu dalam setiap anggota Brimob dalam melaksanakan tugas Negara dengan tetap menghormati kaidah yang hidup dalam masyarakat secara Adil dan Bijaksana.
       4. Berjiwa Ksatria berani bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan dengan terlebih dulu didasarkan oleh pertimbangan yang matang dan bijaksana.
       5. Setiap anggota Brimob pantang menolak tugas yang dipercayakan Negara kepadanya, karena bagi Brimob tugas adalah Suatu Kehormatan dari cita-cita yang luhur.


————————————————————————————————————————

SEKALI TAMPIL HARUS BERHASIL
I.  Memiliki Makna :

        Bahwa setiap anggota Brimob akan selalu berbuat yang terbaik bagi dirinya sendiri, Kesatuan, Bangsa dan Negara. Dalam setiap pelaksanaan tugas dengan mengedepankan Profesionalisme dalam rangka memelihara Ketertiban, Penegakan Hukum serta Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan kepada Masyarakat.


II. Penjabaran :

       1. Dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan masyarakat, Bangsa dan Negara anggota Brimob harus tetap berpegang teguh kepada Honor, Honesty dan Loyalty (Kehormatan, Kejujuran dan Loyalitas).
       2. Anggota Brimob harus selalu bisa menampilkan diri sebagai Warga Negara dan bisa memberikan contoh Teladan sehingga bisa dicintai oleh sesama Warga Negara.
       3. Anggota Brimob harus bersifat disiplin, percaya diri dan penuh keiklasan tanpa mengharapkan imbalan jasa dalam melaksanakan tugas dengan menyadari bahwa dirinya merupakan Masyarakat Teladan di tengah-tengah masyarakat.
       4. Selalu peka dan tanggung jawab dalam tugas serta mampu mengembangkan kemampuan dirinya, menilai tinggi mutu kerja, penuh kearifan serta efisiensi serta menempatkan kepentingan tugas secara wajar diatas kepentingan pribadinya.
       5. Tidak pernah berhenti dalam memberantas kejahatan berintensitas tinggi dengan tetap memperhatikan Hak Azasi Manusia.


————————————————————————————————————————

SKILL / KEMAMPUAN

        Bahwa setiap anggota yang mempunyai kualifikasi PELOPOR dituntut untuk mempunyai keahlian :
   1. Membaca Peta dan Kompas.
   2. Intelijen.
   3. Anti Teror.
   4. Pengendali Huru-Hara.
   5. Perang Gerilya, Taktik Perang Jarak Dekat / Kota.
   6. Jihandak.
   7. Kejahatan Berintensitas Tinggi Dengan Menggunakan Senjata.
   8. Mampu Mengoperasikan Komputer.
   9. Survailen, Penyamaran dan Pembuntutan.
   10. Kemampuan Perorangan dan Satuan.

————————————————————————————————————————

SPIRIT / SEMANGAT

        Bahwa setiap anggota PELOPOR harus mempunyai jiwa, semangat pantang menyerah, dan rela berkorban tentunya harus diberikan latihan bersama yang dapat membangkitkan semangat kebersamaan dalam kesatuan, antara lain :
   1. Latihan-latihan terpadu
   2. Olahraga bersama dan memakai seragam olah raga untuk
        membangkitkan semangat dan menanam rasa kebersamaan.
   3. Olahraga bersama dengan seragam lengkap yang dipimpin langsung
        oleh komandannya / menumbuhkan rasa senasib.
   4. Mengadakan pertandingan antar satuan / Detasemen.
   5. Memberikan penghargaan bagi anggota yang berprestasi.
   6. Menciptakan lagu-lagu mars.


————————————————————————————————————————

STAMINA / KEKUATAN

        Bahwa setiap anggota PELOPOR harus dibekali dengan stamina dan ketahanan fisik yang prima antara lain diberikan latihan :
   1. Kesamaptaan setiap triwulan.
   2. Olahraga (Sepakbola, Bola voli, Bulu tangkis, dll).
   3. Marathon dengan semua eselon.
   4. Lintas Medan.
   5. Jalan Cepat.
   6. Dril-dril pertempuran.
   7. Berenang.
   8. Bela Diri.


MARS BRIMOB
BAIT 1 :
PASUKAN KORPS BRIGADE MOBILE
SANGGUP BERKORBAN JIWA
DEMI KEPENTINGAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENURUT PERINTAH SELALU
TUNDUK PADA PIMPINAN
GUNA MENGHANCURKAN PENGKHIANAT
KITA SELALU BERSIAP
SAAT SENTOSA JANGAN SAMPAI TERGANGGU
SIANG DAN MALAM TAK MENGENAL WAKTU
PANAS DAN HUJAN TAK AKAN JADI RINTANGAN
SEIYA SEKATA SANGGUP BERKORBAN JIWA
ITULAH SEMBOYAN KITA

BAIT 2 :
MAJULAH AYO TERUS MAJU
PANTANG MUNDUR SELALU
BERJUANG SEPANJANG MASA
MEMBELA NUSA BANGSA
PASUKAN KORPS BRIGADE MOBILE
PENEGAK PANCASILA
TAK PERNAH SURUT SEMBOYANNYA
TUK NEGARA MERDEKA
SERANG TERJANG MUSUH DAN PENGHALANG
GEMPUR HANCUR SEMUA PASTI LEBUR
TETAP DAN INGAT MOTTO PANTANG MUNDUR
SELALU SEDIA SANGGUP BERKORBAN JIWA
TUK NEGARA DAN BANGSA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar