Masyarakat Jawa Barat yang mayoritas beretnis Sunda memiliki lambang daerah berupa gambar yang di tengahnya menampilkan senjata tradisional yang disebutkujang. Kujang adalah senjata tradisional berupa senjata tajam yang bentuknya menyerupai keris, parang, dengan bentuk unik berupa tonjolan pada bagian pangkalnya, bergerigi pada salah satu sisi di bagian tengahnya dan bentuk lengkungan pada bagian ujungnya. Bagi masyarakat Sunda, kujang lebih umum dibandingkan dengan keris.
Bagi rakyat Jawa Barat Kujang diyakini merupakan pusaka andalan dan kebanggaan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi. Senjata Kujang yang di miliki kerajaan Pajajaran tersebut diberi nama Bayu Geni Ati dan Wira Geni, keduanya adalah sepasang yang tidak dapat dipisahkan.
Bukti keberadaan kujang diperoleh dari naskah kuno di antaranya Serat Manik Maya dengan istilahkudi, Sanghyang Siksakandang Karesian dengan istilah kujang, dan dari berita pantun Pajajaran Tengah (Pantun Bogor).
MAKNA FILOSOFI KUJANG
Nama kedua Kujang mempunyai makna :
- Kujang Pertama “BAYU GENI ATI” makna yang terkandung di dalamnya adalah :“Bayu” berarti angin yang berarti pula memberikan kesejukan, ketenangan dan kedamaian, Bayu juga bernuansakan kebaikan dan kesucian.
- “Geni” berarti api, sesuai dengan namanya Geni atau api bersifat panas, berani, nafsu amarah yang bernuansakan keburukan.
- “Ati” berarti hati. Hati kita tempat terpancarnya kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesalahan serta kedamaian.
- Kujang Kedua “WIRA GENI” makna yang terkandung di dalamnya adalah :
- “Wira” berarti Waspada atau kewaspadaan yang menjadi penyeimbang dan pengontrol dari kedua nilai yang bertentangan antara baik dan buruk, benar dan salah yang bersumber dari pancaran hati.
- “Geni” dalam hati ini cenderung bersifat berani.
Jika kedua Kujang ini bersatu maka artinya kita harus waspada yang bersumber dari hati yang bersih dalam menyikapi kedua hal yakni antara kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebathilan. Kita yakini pula bahwa kebaikan itu bersumber dari hati yang bersih dan sebaliknya keburukan bersumber dari hati yang kotor. Karena itu perlu adanya penyeimbang yang dapat memberikan kewaspadaan dalam segala ucapan, perbuatan dan tekad, sehingga muncul kedewasaan, kemandirian dalam melaksanakan tanggung jawab. Kesejukan, ketenangan dan kedamaian harus dibarengi dengan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menolak kejahatan. Berani karena benar takut karena salah, yang semuanya bersumber dari hati.
BENTUK-BENTUK UNIK KUJANG
Kujang yang dikenal oleh masyarakat kita pada umumnya adalah Kujang Ciung. Pada lambang daerah, pada lambang perusahaan pupuk dan semen, pada lambang batalion, pada tugu-tugu dan lain-lain tampak jelas mengindikasi pada bentuk Kujang Ciung. Padahal, kujang memiliki beragam bentuk dan nama yang menyesuaikan bentuk tersebut. Beragam bentuk dan nama diperkirakan memiliki simbol yang dipakai dalam tatanan masa keemasan kujang yaitu masa kerajaan Sunda Pajajaran.
Istilah kujang sendiri memiliki banyak penafsiran, salah satunya ada yang mengatakan bahwa kujang berasal dari kata kudi dan hyang yaitu kudi yang dianggap disucikan. Hal tersebut mengacu pada perkembangan senjata kudi yang banyak ditemukan di daerah Pulau Jawa dan Madura.
Istilah kujang sendiri memiliki banyak penafsiran, salah satunya ada yang mengatakan bahwa kujang berasal dari kata kudi dan hyang yaitu kudi yang dianggap disucikan. Hal tersebut mengacu pada perkembangan senjata kudi yang banyak ditemukan di daerah Pulau Jawa dan Madura.
Bentuk-bentuk kujang yang unik adalah sebagai berikut:
1. Kujang Cupu
2. Kujang Karsagada
3. Kujang Bondan
4. Kujang Kundang
5. Kujang Puraga
6. Kujang Raksa
7. Kujang Kembang
8. Kujang Naga
9. Kujang Wayang
10. Kujang Pasundan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar