Tak hanya soal ramalan menjadi presiden, Gus Dur juga pernah sukses menebak skor pertandingan sepak bola. Ketika muda, Gus Dur memang gemar dengan permainan ini. Bahkan dia kerap menulis kolom di Majalah Tempo dan Kompas soal analisis sepak bola.
Tapi anda bisa percaya bisa tidak, apapun alasannya, beberapa orang percaya bila tebakan skor hasil pertandingan Brasil Vs Skotlandia pada Piala Dunia 1998 waktu itu karena karomah Gus Dur . Gus Dur pun menjadi langganan wartawan untuk ditanya hasil pertandingan sepak bola.
Berikut ini beberapa ramalan Gus Dur yang terbukti:
10 Prosesi Pemakaman Paling di Dunia
Kawah Misterius ini Membuat Para Ilmuwan Bingung
1. Meramal jadi presiden
Kisah ini disampaikan oleh Djohan Effendi, mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) kabinet persatuan nasional saat era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Djohan merupakan kawan akrab Gus Dur. Sebelumnya, dia tidak mengira Gus Dur bakal jadi presiden.
Djohan, dalam buku berjudul: Satu jam lebih dekat dengan 11 tokoh paling inspiratif di Indonesia, mengatakan ketidakpercayaannya itu. "Dia cuma bilang, kayaknya saya deh besok yang jadi presiden," ujarnya menirukan Gus Dur. Percakapan di kantor PBNU itu direkam betul oleh Djohan.
"Karena waktu itu pas Pemilu 1999, kami berdua enggak nyoblos, malah ngobrol di kantor Gus Dur, he he he," ujarnya.
Kesaksian lain dituturkan Said Siroj, Ketua PBNU. Dulu pada 1998, Said masih menjadi orang dekat Gus Dur. Waktu itu Gus Dur baru pulang dari rumah sakit akibat serangan stroke. Di kamar mungil di Ciganjur, Gus Dur yang tertidur lelap ditunggu oleh Said Aqil, Muhaimin Iskandar, dan Subianto Tjakrawerdaya. Mereka ngobrol dengan pelan-pelan.
"Tiba-tiba Gus Dur bangun sambil teriak: mengko (nanti) aku presiden," ujarnya. Mereka bengon, mengira stroke itu penyebab Gus Dur berperilaku demikian.
2. Memprediksi Sutarman jadi Kapolri
Suatu pagi pada 2005 media cetak nasional memberitakan perihal mutasi perwira tinggi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, sesuatu yang normal dan rutin terjadi sebagai bentuk penyegaran dan proses regenerasi. ?
Salah satu perwira yang mendapat promosi adalah mantan ajudan Gus Dur ketika menjadi presiden, Kombes Pol Sutarman yang naik pangkat menjadi Brigjend Pol dan menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau.?
Karena secara langsung pernah berinteraksi dengan Gus Dur, berita tersebut juga dibacakan di hadapan Gus Dur. Kebetulan, yang menemani pagi itu Nuruddin Hidayat, salah seorang santri Gus Dur. Seperti dikutip dari situs Situs Resmi Nahdlatul Ulama | NU Online, Nuruddin berdialok dengan Gus Dur.
Nuruddin: "Pak, Pak Tarman dilantik jadi Kapolda Kepri, naik pangkatnya jadi bintang satu."?
Gus Dur : "Oya, sebelumnya dia tugas dimana?"?
Nuruddin: "Di Polda Jatim Pak, terakhir sih Kapolwil Surabaya, nek mboten klentu (kalau tidak keliru),"
Nuruddin: "Pak Tarman niku (ini) ajudan sangking (dari) polisi yang terakhir ngih (ya) Pak?"?
Gus Dur: "Ya, Sutarman gantiin Pak Halba."?
Nuruddin: "Pak Tarman niku priyantun pundi (asalnya dari mana) Pak?"
Gus Dur: "Pak Tarman iku wong (orang) daerah sekitar Solo situ, tepatnya dimana, saya ngak tahu."
Sejenak Gus Dur terdiam beberapa orang yang mengobrol bersamanya juga terdiam, menunggu mungkin ada satu hal penting yang diucapkan oleh Gus Dur.
Lalu
Gus Dur: "Pak Tarman itu orang desa biasa bukan dari kalangan orang kaya, tapi mengko bakale dadi Kapolri (Pak Tarman itu orang biasa dari desa bukan anaknya orang kaya, tapi nanti dia akan jadi Kapolri)"
Nuruddin: "Onggaten toh Pak (oh, begitu ya)"
3. Membaca isyarat hendak meninggal
Kesaksian dikatakan Guru Besar UGM Profesor Suhardi, yang pernah menjadi Dirjen di Departemen Kehutanan pada era Presiden Gus Dur. Seperti ditulis Gus Nuril Soko Tunggal dan Khoerul Suryadi dalam buku berjudul: Ritual Gus Dur dan rahasia kewaliannya.?
"Pak Hardi saya titip bangsa ini. Tolong ikut dikawal Pansus Century di DPR. Besok Kamis saya akan pulang ke Tebuireng dengan diantar banyak orang. Saya sudah ditunggu ayah saya di sana," kata Gus Dur seperti ditirukan Suryadi di ruang ICCU RSCM, Jakarta Pusat.
Hal itu dikatakan oleh Gus Dur tiga hari sebelum dia meninggal. Gus Dur meninggal pada hari Rabu, 30 Desember 2009. Lalu dia dimakamkan di Tebuireng, Jombang, hari berikutnya, Kamis, 31 Desember 2009.
4. Memprediksi skor sepak bola Brazil Vs Skotlandia pada Piala Dunia 1998
Untuk ramalan terakhir, anda tentu masih ingat saat Gus Dur diwawancarai di salah satu stasiun televisi swasta nasional menjelang pertandingan Brasil vs Skotlandia pada Piala Dunia 1998. Uniknya prediksi Gus Dur tentang hasil akhir pertandingan terbukti tepat, 2-1 untuk keunggulan Brasil.
Ketika muda, Gus Dur memang gemar dengan permainan sepak bola. Bahkan dia kerap menulis kolom di Majalah Tempo dan Kompas soal analisis sepak bola. Anda bisa percaya bisa tidak, apapun alasannya, beberapa orang percaya ketepatan prediksi skor pertandingan Brasil Vs Skotlandia itu karena karomah Gus Dur. Gus Dur pun menjadi langganan wartawan ditanya hasil pertandingan sepak bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar