Kembang sungsang dinang kunang Kotak kurawis wayang Lindu nira bumi bengkah Adam adam babu hawa Siskang danur wilis Ingkang ngagelaraken cahya nur cahya Anwas anwar ngagelaraken Malih kang danur citra Nurcahya nursari nurjati Dangiang wayang wayanganipun Semar sana ya danar guling Basa sem pangangken-angken Mareng ngemaraken Dat Kang Maha Tunggal Wayang agung wineja wayang tunggal Wayang tunggal

Kamis, 16 Maret 2017

Inilah Jejak Pesan Terakhir KH Hasyim Muzadi Untuk Keselamatan NKRI



TRIBUNWOW.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Ahmad Hasyim Muzadi tutup usia pagi ini, Kamis (16/3/2017).
Namun jasa dan sumbangsih pemikiran beliau masih saja terekam jejaknya.
Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini terkenal toleran dan mencintai perdamaian.
Karena dedikasinya tersebut, Hasyim Muzadi dianggat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).


KH Hasyim Muzadi
KH Hasyim Muzadi (KOMPAS IMAGES)

Jejak Terakhir Pesan Hasyim Muzadi
Dari pantauan Tribunwow.com, Hasyim muzadi terakhir menyampaikan pendapatnya kepada media adalah saat diwawancarai dalam acara halaqah ulama dan deklarasi laskar anti narkoba Muslimat NU di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (18/ 9/2016).
Diberitakan di Kompas.com, Selasa, 20 September 2016 pukul 06:48 WIB, Hasyim Muzadi mengungkapkan pesannya untuk menyelamatkan agama dan negara.
Hasyim Muzadi mengajak ulama ahlussunnah wal jamaah bangkit menyelamatkan agama dan negara dengan menghindarkan terjadinya tabrakan antara keduanya.
"Jangan sampai agama rusak ditekan negara dan negara rusak karena tidak didukung agama," ujar Hasyim.
Ia juga meminta para ulama untuk tidak tinggal diam melawan para kelompok yang menyebarkan paham radikal yang membenturkan Islam dengan negara.
Ia meminta para ulama untuk aktif mengisi tempat-tempat strategis dalam berdakwa.
"Jaga titik-titik di desa yang sekarang jadi pintu masuk radikalisme terorisme. Ini tidak bisa diserahkan polisi. Polisi baru menangkap kalau sudah berbuat teror," tuturnya.


Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS), Hasyim Muzadi, berbicara pada dialog lintas agama RI-Ethiopia di kantor ICIS, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2011). Dialog ini membahas pengalaman Indonesia dan Ethiopia dalam mengatur keberagaman budaya dan agama di negara masing-masing untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis.
Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS), Hasyim Muzadi, berbicara pada dialog lintas agama RI-Ethiopia di kantor ICIS, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2011). Dialog ini membahas pengalaman Indonesia dan Ethiopia dalam mengatur keberagaman budaya dan agama di negara masing-masing untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Ia juga mengungkapkan bahwa ulama yang belajar agama dari para pendahulu yang terhubung dengan para Walisongo adalah ulama yang jelas keindonesiaannya.
HPria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang dan Depok ini memahami atas diamnya sikap para ulama ahlussunnah.
Namun sikap diam untuk menghindari konflik ini sudah tak bisa lagi dipertahankan.


KH Hasyim Muzadi
KH Hasyim Muzadi (Tribunnews)

"Biasanya ulama tak mau ramai-ramai sehingga yang menang yang suka ramai-ramai. Ulama terlalu sungkan sehingga yang menang yang tidak sungkan-sungkan," tambahnya.
Mengingat zaman yang berubah, Hasyim juga menyarankan agar para ulama lebih pandai dalam mengemas ajaran agama.
"Sekali lagi, ulama jangan diam. Sekarang agama memanggil untuk mengajarkan syariat yang benar, juga negara yang kini dilanda berbagai problema," tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa ulama harus tampil ditengah masyarakat untuk membenahi ummat serta memberikan teladan ditengan kondisi Indonesia yang krisis keteladanan. (Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)al ini berbeda dengan ulama-ulama yang belajar dari aliran di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar