Sosok itu adalah seorang
pria gundul, berbadan tinggi tegap, memakai setelan jas rapi, dan punya sorot
mata yang tajam.
Raja Arab Saudi,
Salman bin Abdulaziz al-Saud akan berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret
2017. Rencananya, dalam kunjungannya ke Indonesia, Ia akan membawa 1.500
anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Tapi, satu sosok
yang pasti akan masuk foto para wartawan, justru bukanlah pangeran maupun
kerabat sang raja. Sosok itu adalah seorang pria gundul, berbadan tinggi
tegap, memakai setelan jas rapi, dan punya sorot mata yang tajam.
Siapa dia?
Ya, pria gundul
itu adalah Brigadir Jenderal Abdul Aziz Al-Faghm. Dia merupakan jebolan
kesatuan pasukan elit Arab Saudi. Penulis sekaligus pakar perang dan
militer, Thomas Wictor, menulis, Abdul Aziz Al-Faghm merupakan satu dari
sedikit tentara di Saudi yang punya kualifikasi komplet.
Berikut 5 fakta
menarik soal Brigjen Al-Faghm :
1. Skill Komplet, Mulai Pilot Sampai Penjinak Bom
Berbagai badge
(tanda lulus pendidikan militer) yang telah dimilikinya antara lain badge
Pasukan Khusus, serta badge Pasukan Rahasia Anti-Terorisme Saudi.
Selain badge itu,
Abdul Aziz Al-Faghm punya badge pelatihan terjun payung dari sejumlah pasukan
elit Amerika Serikat, yakni US Army Master Parachutist jump wings dan US Navy
Master Parachutist jump wings.
Tak hanya piawai
soal bertempur di darat, Abdul Aziz Al-Faghm juga bisa menerbangkan pesawat
maupun helikopter dalam kondisi darurat. Hal itu ditunjukkan dari badge
Saudi Air Force pilot’s wings yang ia miliki.
Lalu, badge Saudi
Combat Diver, merupakan bukti bahwa menyelam di laut, adalah kemampuan yang
mudah saja baginya.
Ia bahkan dikenal
punya kemampuan menjinakkan bahan peledak, dari badge penjinak bom yang
dimilikinya. Semua badge itu dimiliki oleh Abdul Aziz Al-Faghm melalui
pelatihan selama lebih dari 10 tahun.
2. Tua Hanya Usianya
Sebagai seorang
tentara berpangkat brigadir jenderal, Abdul Aziz Al-Faghm diyakini telah
berusia sekitar 50 tahun. Tapi, penampakan fisiknya seringkali membuat
orang kagum. Fisik tubuhnya masih tegap, kekar, dan terjaga.
Menurut Thomas
Wictor, kekuatan fisiknya bahkan disebut-sebut masih bisa menandingi seorang
tentara di usia 20 tahunan. Lihat saja fotonya saat mengawal Raja Salman
di Malaysia, 27 Februari 2017. Ia masih terlihat bak aktor film laga,
ketimbang seorang perwira tentara berusia 50 tahunan.
3. Bukan Hanya Ahli Teori
Brigjen Abdul Aziz
Al-Faghm lulus dalam banyak pelatihan militer. Apakah dia hanya ahli teori
saja? Tidak. Dia telah mendapat penghargaan Order of Bravery, sebuah
penghargaan tertinggi untuk para prajurit tangguh di Saudi, tidak hanya sekali,
tapi beberapa kali.
Asal tahu saja,
menurut Thomas Wictor, untuk meraih penghargaan ini, seseorang harus ikut dalam
perang fisik atau terjun sebagai prajurit kombatan. Dengan melihat fotonya
saat berada di sisi Raja Salman, Thomas Wictor memuji Brigjen Abdul Aziz Al-Faghm
sebagai orang yang sangat teliti dan disiplin dalam melindungi raja.
Hal itu terlihat
dalam posisi tangannya ketika berjalan melindungi Raja Salman. Posisi
tangan itu menandakan ia selalu dalam posisi siaga.
4. Kesetiaan Tak Diragukan
Apakah skill komplet
adalah satu-satunya alasan mengapa Raja memilihnya sebagai pengawal
pribadi? Bukan. Ada lagi alasan lain yang diyakini membuat Raja
Salman susah berpaling darinya.
Hal itu adalah
kesetiaan alias loyalitas. Brigjen Abdul Aziz Al-Faghm telah menjadi pengawal
raja selama lebih dari 10 tahun. Itu artinya, sebelum mengawal Raja
Salman, dia juga mengawal Raja Arab Saudi sebelumnya, yakni Raja Abdullah bin
Abdulaziz Al Saud, yang mangkat pada 23 Januari 2015.
Saat Raja Abdullah
mangkat dan dimakamkan, Al-Faghm menjadi pengawal terdepan iring-iringan
penggotong jenazah Raja Abdullah. Saat itu, fotonya mengawal iring-iringan
jenazah menjadi viral. Banyak warga Arab Saudi menaruh haru kepadanya.
Pasalnya, ia harus
sebisa mungkin menjaga emosi di momen itu. Banyak yang meyakini ia
terpukul dengan kematian Raja Abdullah. Tapi, dia tetap tegar tak menangis
di pemakaman itu.
5. Titisan Sang Ayah
Al-Faghm lulus
dari akademi militer King Khaled Military College di tahun 1991. Dia lalu
lolos masuk ke unit pasukan khusus Arab Saudi, sebelum akhirnya terpilih masuk
ke Royal Guard, atau pasukan khusus kerajaan.
Hanya
orang-orang terpilih yang dipercaya masuk ke kesatuan ini. Yang menarik,
ayah dari Al-Faghm, ternyata juga menjadi abdi Raja Arab Saudi sebelumnya,
selama 30 tahun.
Sumber:
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar