Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia | |
---|---|
Lambang Kopassus
| |
Aktif | 16 April 1952 - sekarang |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pasukan khusus |
Peran | Anti-gerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen, sabotase, Anti-teror |
Jumlah personil | Rahasia |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas | Cijantung |
Julukan | Kopassus |
Moto | Tribuana Chandraca Satya Dharma |
Warna seragam | Baret merah dan loreng darah mengalir |
Pertempuran | New Guinea - 1950an Konfrontasi Malaysia-Indonesia - 1963 G30S/PKI Timor Timur - 1975 Woyla |
Komandan tempur | |
Komandan Jenderal | Mayor Jenderal TNI Muhammad Herindra |
Wakil Komandan Jenderal | Brigadir Jenderal TNI Santos Gunawan Matondang |
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia. Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI,Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi Kopassus yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
Sejarah Kopassus[sunting | sunting sumber]
Kesko TT III/Siliwangi[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi(Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
KKAD[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat(KKAD).
RPKAD[sunting | sunting sumber]
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.
Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.
Puspassus AD[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga tahun 1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia. Personel nyata RPKAD saat itu tak lebih dari 1 Batalyon, hal ini membuat komandan RPKAD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie -karena kedekatannya pribadi dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani, meminta penambahan personel dari 2 batalyon Banteng di Jawa Tengah. Saat menumpas DI/TII di Jawa Tengah, Ahmad Yani membentuk operasi "Gerakan Banteng Negara" (GBN)yang sering disebut Batalyon Banteng Raiders. Ahmad Yani menyanggupi dan memberikan Batalyon 441"Banteng Raider III", Jatingaleh, Semarang dan Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang. Melalui rekrutmen dan seleksi latihan Raider di Bruno Purworejo dan latihan Komando di Batujajar maka Batalyon 441 "Banteng Raider III" ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD (Tri Budhi Maha Sakti) di akhir tahun 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga di pertengahan 1965. Perbedaan yang mencolok adalah prajurit RPKAD pada Batalyon-1 dan 2 awal di Cijantung diambil dari seleksi anak-anak muda (sipil) sementara pada Batalyon-2 dan 3 seleksi prajurit RPKAD diambil dari prajurit "jadi" yang sudah mempunyai "jam terbang" dan pengalaman dalam operasi - operasi militer. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 RPKAD di Hek. (Bekas markas Yon-3 RPKAD kini digunakan sebagai Yon Arhanudse, Semarang. Bekas markas Yon-2 RPKAD Magelang sekarang Rindam IV Diponegoro. Batalyon-454 berubah menjadi Yonif-401/BR ( Banteng Raiders ) kini Yonif-400 Raider berkedudukan di Srondol, Semarang).
Kopassandha[sunting | sunting sumber]
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember 1978. Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981. Pesawat yang tengah menerbangi rute Palembang-Medan itu sempat didaratkan di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinanLetkol Sintong Panjaitan, pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati semua pelaku pembajakan. Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Capa (anumerta) Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.
Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.
Kopassus[sunting | sunting sumber]
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
- Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Struktur Satuan Kopassus[sunting | sunting sumber]
Perbedaan struktur dengan satuan infanteri lain[sunting | sunting sumber]
Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade). Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.
Lima Grup Kopassus[sunting | sunting sumber]
Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima Grup, yaitu:
- Grup 1/Para Komando - berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Para Komando - berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Pusat Pendidikan Pasukan Khusus - berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 3/Sandhi Yudha - berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Satuan 81/Penanggulangan Teror - berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Kecuali Pusdikpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdikpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdikpassus), dibagi lagi dalam batalyon, misalnya: Yon 11, 12 dan 13 (dari Grup 1), serta Yon 21, 22 dan 23 (dari Grup 2).
Jumlah personel[sunting | sunting sumber]
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.
Istilah di kesatuan[sunting | sunting sumber]
Karena berbeda dengan satuan pada umumnya, satuan di bawah batalyon bukan disebut kompi, tetapi detasemen, unit atau tim. Kopassus jarang melibatkan personel yang banyak dalam suatu operasi. Supaya tidak terikat dengan ukuran baku pada kompi atau peleton, maka Kopassus perlu memiliki sebutan tersendiri bagi satuannya, agar lebih fleksibel.
Pangkat komandan[sunting | sunting sumber]
- Komandan Grup berpangkat Kolonel,
- Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel,
- Komandan Detasemen, Tim, Unit, atau Satuan Tugas Khusus, adalah perwira yang pangkatnya disesuaikan dengan beban tugasnya (mulai Letnan sampaiMayor).
Daftar Komandan Kopassus[sunting | sunting sumber]
Saat ini, Kopassus di pimpin oleh seorang Komandan Jenderal (Danjen) yang berpangkat Mayor Jenderal. Saat ini jabatan Danjen diduduki oleh Mayjen TNI Muhammad Herindra.
Isu dan berita yang terkait dengan Kopassus[sunting | sunting sumber]
Nama besar dan citra yang disandang Kopassus sejak didirikannya menyebabkan banyaknya pihak yang menarik-narik Kopassus untuk masuk kedalam kegiatan bernuansa politis. Kopassus sejak dulu telah menjadi tempat persemaian perwira-perwira muda potensial, yang kelak mengisi pos-pos jabatan pimpinan TNI. Nama-nama seperti Benny Moerdani, Sintong Panjaitan, Yunus Yosfiah, Agum Gumelar, Hendropriyono, Prabowo Subianto, dan lain-lain, adalah perwira-perwira yang sudah dikenal publik, saat mereka masih berpangkat Kapten atau Mayor, berkat prestasi mereka di lapangan.
Kopassus juga kerap dituding oleh LSM dan media Barat (dan sebagian terbukti, dan penyelesaiannya tidak jelas sampai hari ini) melakukan serangkaian pelanggaran HAM di Aceh, Papua, Timor Timur, dan Jakarta (lihat bagian Kasus penculikan aktivis reformasi)[1]. Masalah HAM inilah yang sempat membuat pasukan khusus Australia Australian Special Air Service Regiment tidak lagi berlatih dengan Kopassus selama beberapa tahun, sebelum kembali diadakan pada saat ini.
Kasus penculikan aktivis reformasi[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1998, nama Kopassus sempat tercoreng berkaitan dengan aktivitas Tim Mawar yang dituding bertanggung jawab terhadap kegiatan penculikan dan penghilangan nyawa beberapa aktivis pro demokrasi. Nama Kopassus kembali tercoreng setelah Peristiwa Mei 1998, ketika banyak hasil penelitian tim pencari fakta independen menemukan adanya organisasi terstruktur rapi dalam militer yang dengan sengaja dan maksud tertentu menyulut kerusuhan massa di Jakarta dan Surakarta (kedua kota tersebut secara kebetulan adalah daerah basis/markas Kopassus, yaitu Cijantung-Jakarta dan Kandang Menjangan-Surakarta). Pada 2007 masalah Tim Mawar ini kembali mencuat ke permukaan melihat kenyataan bahwa 11 tentara yang terlibat (6 di antaranya dipecat pada 1999), ternyata tidak jadi dipecat tetapi tetap meniti karier, naik pangkat dan beberapa diketahui memegang posisi-posisi penting seperti Dandim dengan pangkat kolonel. Panglima TNI menyatakan hanya 1 dari 6 perwira tersebut yang benar-benar dipecat.
Grup 1/Para Komando
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Grup 1/Para Komando | |
---|---|
Lambang Grup 1/Kopassus
| |
Dibentuk | 23 Maret 1963 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pasukan Khussus |
Markas | Serang, Banten |
Moto | Eka Wastu Baladika |
Situs web | www.kopassus.mil.id |
Grup 1/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tanggal 23 Maret 1963. Grup ini bermarkas di Serang, Banten, dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor L.B. Moerdani. Dhuaja yang digunakan adalah "Eka Wastu Baladhika", yang diciptakan oleh Kopral Satu Suyanto. Komandan saat ini adalah Kolonel Inf Binsar Sianipar, dengan jumlah personel sebanyak 1.274 orang.[1]
Organisasi pasukan[sunting | sunting sumber]
Kekuatan Grup 1/Para Komando terdiri dari 1.274 personel dalam empat batalyon tempur yaitu:
- Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika
- Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika
- Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika
- Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladhika
Setiap batalyon terdiri dari 3 kompi. Setiap kompi dipecah lagi menjadi 3 peleton, yang masing-masing peleton beranggotan 39 orang. Dan setiap peleton terdiri dari 3 unit kecil yang disebut regu berkekuatan 10 orang.
Persenjataan[sunting | sunting sumber]
Saat ini Grup 1/Para Komando memiliki persenjataan yang ringan dibawa tetapi efektif, jenis yang digunakan adalah:
- Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad
- Pelontar Granat SPG-1 kaliber 40 mm
- Pistol SiG Sauer P226 untuk komandan kompi ke atas, dan Pistol P1 buatan Pindad untuk di bawahnya.
- Night Vission Goggles (NVG)
- Shotgun MOD M3 Super 90
- Sniper Accuracy International 7,62 mm
- Sniper Galil 7,62 mm
- Senapan Mesin Ultimax 100.[1]
- Pistol (P2) Buatan Pindad
Komandan Grup 1 Kopassus[sunting | sunting sumber]
Di antara mereka yang pernah menjabat Komandan Grup 1/Para Komando adalah:
- Mayor Inf. L.B. Moerdani, (1963 - 1964)
- Mayor Inf. C.I. Santosa, (1964 - 1967)
- Letkol Inf. S. Soekoso
- Kolonel Inf. H.H. Djajadiningrat
- Letkol Inf. Samsudin (1960)
- Letkol Inf. Soegito, (1975 - 1978)
- Kolonel Inf. Wismoyo Aris Munandar, (1978 - 1983)
- Kolonel Inf. Yusman Yustam (1983 - ??)
- Kolonel Inf. Sunarto
- Kolonel Inf. Tagor Sihombing
- Kolonel Inf. Sang Nyoman Suwisma
- Kolonel Inf. Musugih Arto
- Kolonel Inf. I Ketut Mudja
- Kolonel Inf. Soenarko
- Kolonel Inf. Pramono Edhie Wibowo
- Kolonel Inf. Ngakan Gede Sugiartha Garjitha
- Kolonel Inf. Teddy Laksmana W.K.
- Kolonel Inf. M. Sofwat Nasution
- Kolonel Inf. Hari Sasmito, S.Ip (2008 - 2010)
- Kolonel Inf. Rudianto, (2010 - 2012)
- Kolonel Inf. M. Saleh Mustafa, (2012 - 2013)
- Kolonel Inf. Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar (2013 - 2015)
- Kolonel Inf. Sudaryanto (2015 - Sekarang)
Logo Batalyon ( Yon ) 11 Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) - Atulo Sena Baladika
Request logo by Novi Alim Murdani
Grup 1/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tanggal 23 Maret 1963. Grup ini bermarkas di Serang, Banten, dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor L.B. Moerdani. Dhuaja yang digunakan adalah Eka Wastu Baladhika, yang diciptakan oleh Kopral Satu Suyanto. Komandan saat ini adalah Letkol Inf M. Saleh Mustafa , dengan jumlah personel sebanyak 1.274 orang.
Logo Batalyon ( Yon ) 12 Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) - Asabha Sena Baladika
Request logo by Novi Alim Murdani
Grup 1/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tanggal 23 Maret 1963. Grup ini bermarkas di Serang, Banten, dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor L.B. Moerdani. Dhuaja yang digunakan adalah Eka Wastu Baladhika, yang diciptakan oleh Kopral Satu Suyanto. Komandan saat ini adalah Letkol Inf M. Saleh Mustafa , dengan jumlah personel sebanyak 1.274 orang.
Logo Batalyon 13 Komando Pasukan Khusus ( Yon 13 Kopassus ) Thikkaviro Sena Baladika
Request Logo by Novi Alim Murdani
Berikut adalah Lambang / Logo Batalyon 13 Komando Pasukan Khusus ( Yon 13 Kopassus ) Thikkaviro Sena Baladika.
Batalyon-14 Grup-1 Kopassus Diresmikan
Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman bersama Ketua DPRD Kota Bogor UntungW Maryono hadiri upacara peresmian Batalyon-14 Grup-1 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) “Bhadrika Sena Baladika” di stadion Untung Suntoro Batalyon-23 Grup-2 Kopassus Kemang Bogor, Rabu (30/12).
Peresmian Batalyon-14 Grup-1 Kopassus Bhadrika Sena Baladika ditandai dengan pembukaan selubung Tunggul Batalyon-14 dan sekaligus pelantikan Komandan Batalyon-14 Grup-1 Kopassus, Mayor Infateri I Made Putra Suhartawan oleh Inspektur Upacara Herindra.
Dalam amanatnya Herindra menyampaikan, Batalyon-14 Grup-1 Kopassus merupakan kesatuan baru di lingkungan Kopassus yang berisikan prajurit-prajurit muda, dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat untuk mengharumkan nama kesatuan Kopassus, dan kepada Komandan Batalyon-14 I Made Putera Suhartawan bimbinglah batalyon ini dengan mengerahkan segenap kemampuan agar batalyon-14 menjadi yang terbaik. “Bhadrika Sena Baladika” mempunyai makna wadah prajurit pilihan yang gagah berani.
Selain dihadiri Komandan Resort Militer (Danrem) 061/Suryakencana Kolonel Inf. Fulad, S.Sos, M.Si hadir pula perwakilan dari Lanud Atang Senjaya, Polres Kota dan Kabupaten Bogor serta tamu undangan lainnya. (Tria/Lani) ARW
Grup 2/Para Komando
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Grup 2/Para Komando | |
---|---|
Lambang Grup 2/Kopassus
| |
Dibentuk | 1962 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pasukan Khussus |
Markas | Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah |
Moto | Dwi Dharma Bhirawa Yudha |
Situs web | www.kopassus.mil.id |
Grup 2 Kopassus/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tahun 1962. Grup ini bermarkas di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo,Jawa Tengah. dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor Inf Soegiarto .
Dhuaja yang digunakan adalah Dwi Dharma Bhirawa Yudha, dengan lambang Naga Terbang yang bermakna Satuan kedua dari Komando Pasukan Khusus yang selalu siap sedia berjuang membela negara dan bangsa dengan gagah berani dan selalu jaya dalam setiap pertempuran.
Komandan saat ini adalah Kolonel Inf Richard Tampubolon[1], dengan jumlah personel sebanyak 1.459 orang. Kasi Ops Kapten Inf Feby.
Grup 2 Kopassus terdiri dari :
- Batalyon 21 (Bhirawa Yudha) yang bermarkas di Kartasura, Jawa Tengah
- Batalyon 22 (Manggala Yudha) yang bermarkas di Kartasura, Jawa Tengah
- Batalyon 23 (Dhanuja Yudha) bermarkas di Parung, Bogor
Komandan Grup-2 Kopassus[sunting | sunting sumber]
- Kolonel Inf Sri Tamigen (1955)
- Kolonel Inf Soegiarto (1967 - 1977)
- Kolonel Inf Sriyanto (1996)
- Kolonel Inf Syaiful Rizal (1995 - 1997)
- Kolonel Inf Slamet Sidabutar (1997 - 1998)
- Kolonel Inf E. Hudawi Lubis
- Kolonel Inf Sunindyo
- Kolonel Inf Heros Paduppai
- Kolonel Inf Asep Subarkah Yusuf
- Kolonel Inf Abdul Rachim Siregar (2010)
- Kolonel Inf Benny Sulistiono (2010 - 2011))[2]
- Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko (2011 - 2012)
- Kolonel Inf Suhardi (2012 - 2013)
- Kolonel Inf Maruli Simanjuntak (2013 - 2014)
- Kolonel Inf Richard T. H. Tampubolon (2014 - 2015)
- Kolonel Inf Rafael Granada Baay (2015 - Sekarang)
Pusat pendidikan pasukan khusus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus | |
---|---|
Lambang Grup 3/Kopassus
| |
Dibentuk | 24 Juli 1967 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pendidikan Pasukan Khussus |
Markas | Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat |
Moto | Tri Yudha Cakti |
Situs web | www.kopassus.mil.id |
Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus atau disingkat (Pusdiklatpassus) adalah sekolah awal (Kawah Candradimuka) untuk melatih Pasukan Para Komando, khususnya yang akan bergabung ke Kopassus. Sebelumnya pusdik ini bernama Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus). Pusdik ini bermarkas di Batujajar, Jawa Barat. Komandan Pusdiklatpassus adalah Kolonel Inf Kartika Adi Putranta yang menggantikan Kolonel Inf Muhammad Fajar.[1]
Sebagai lembaga pendidikan, Pusdiklatpassus dibagi berdasarkan fungsi pelatihannya. Membawahi sembilan sekolah pendidikan diantaranya:
- Sekolah Para
- Sekolah Komando
- Sekolah Sandhi Yudha
- Sekolah Pertempuran Khusus
- Sekolah Spesialisasi
- Sekolah Pendidikan Raider
Lembaga pendidikan ini menyediakan kursus-kursus spesialis lain, yang juga terbuka bagi anggota TNI Angkatan Darat di luar Kopassus seperti: Kompi Pemburu, Scuba, Daki Serbu, Demolisi, Pandu Udara (Path Finder), danPenembak Runduk (Sniper).
Pendidikan Komando[sunting | sunting sumber]
Pendidikan Komando yang berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan (28 minggu) terbagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama pelaksanaan pendidikan dilakukan di basis selama 18 minggu, tahap kedua seluruh peserta akan dilepas di hutan dan pegunungan masing-masing sebanyak dua kali selama 6 minggu, dan tahap selanjutya tahap ketiga diakhiri dengan tahap rawa laut selama 4 minggu. Saat Ini Kopassus sudah meluluskan Pendidikan Komando angkatan Ke-97 jumlah peserta awal pendidikan sebanyak 251 personel, yang berhasil lulus melalui pendidikan komando dan dilantik sebagai prajurit komando sebanyak 214 personel. 37 peserta pendidikan Komando tidak lulus karena kesehatan. Berhasil mendapatkan sangkur perak sebagai lulus terbaik atas nama Letda Inf Mat Sony Misturi lulusan Akademi Militer tahun 2013.[2]
Komandan Pusdiklatpassus[sunting | sunting sumber]
- Kolonel Inf Bambang M *Brigjen TNI Purn
- Kolonel Inf Sintong Panjaitan (1984 - 1985) *Letjen TNI Purn
- Kolonel Inf Luhut Binsar Panjaitan (1992 - 1993) *Jenderal TNI (HOR) Purn
- Kolonel Inf Prabowo Subianto (1993 - 1994) *Letjen TNI Purn
- Kolonel Inf Hotma Marbun *Mayjen TNI Purn
- Kolonel Inf Wisnu Bawa Tenaya
- Kolonel Inf Sumardi
- Kolonel Inf Jaswandi
- Kolonel Inf Ricki Samuel (?? - 2009) *Brigjen TNI Anumerta
- Kolonel Inf Purnawan Widi Andaru (2009 - 2010)
- Kolonel Inf M. Bambang Taufik (2010 - 2010)
- Kolonel Inf Santos Gunawan Matondang (2010 - 2012)
- Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa (2012 - 2013)
- Kolonel Inf Djoko Andoko (2013 - 2014)
- Kolonel Inf Iwan Setiawan (2014 - 2015)[3]
- Kolonel Inf Muhammad Fajar[4] (2015 - 2016)
- Kolonel Inf Kartika Adi Putranta (2016 - Sekarang)
Grup 3/Sandhi Yudha
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Grup 3/Sandhi Yudha | |
---|---|
Lambang Grup 3/Kopassus
| |
Dibentuk | 24 Juli 1967 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pasukan Khussus |
Markas | Cijantung, Jakarta Timur |
Moto | Catur Kottaman Wira Naraca Byuha |
Situs web | www.kopassus.mil.id |
Grup 3/Sandhi Yudha adalah satuan Kopassus yang memiliki spesifikasi tugas perang rahasia ''Clandestine Operation'', termasuk kemampuan dalam intelijen tempur atau combat intell,dan counter insurgency (kontra pemberontakan). Grup 3 dibentuk pada tanggal 24 Juli 1967, bermarkas di Markas Komando Cijantung, Jakarta Timur. Calon Personil di Grup ini diseleksi sangat ketat di internal mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan tetapi punya bakat intelijen yang kemudian akan dilatih lagi.[1] Dhuaja yang digunakan adalah "Catur Kottaman Wira Naraca Byuha".Pelatihan yang dilakukan
Dasar latihannya sama dengan Prajurit Kopassus lainnya yaitu Kursus Para (2,5 bulan), Sekolah Komando (7 bulan) ditambah kursus lainnya seperti PH (Perang Hutan), PJD (Perang Jarak Dekat), Spursus (Sekolah tempur khusus), Dakibu (Pendaki Serbu) tetapi setelah itu para calon intel tempur ini dididik lebih khusus lagi yaitu pendidikan Sandhi Yudha di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung yang materi pendidikannya adalah intelijen dan pengetahuan pendukung untuk intelijensia di medan operasi seperti penyamaran, navigasi, bela diri khusus, penggunaan alat-alat khusus intelijen dan lain-lain. Bahkan beberapa personel terpilih dari Grup ini dikirim lagi untuk sekolah ke Pusat Pendidikan Intelijen Militer di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris bahkan Israel. Di antara seluruh jenis prajurit di Kopassus yang paling spesifik pendidikannya adalah prajurit di Grup 3/Sandhi Yudha.
Operasi lapangan[sunting | sunting sumber]
Dalam operasi militer, sebelum gerakan pasukan besar maka dilakukan operasi intelijen tempur (combat intell), untuk mengetahui kondisi dan situasi lapangan, fungsi inilah yang diemban oleh personel dengan kemampuan Sandhi Yudha. Dalam jajaran Kopassus Grup 3 adalah satuan yang memiliki kualifikasi combat intelligence. Satuan Sandhi Yudha ini juga sering di BKO-kan ke Kodam-kodam atau satuan-satuan lain. Pada masa DOM di Aceh, prajurit dari grup ini banyak yang di BKO-kan di bawah Komando Penguasa Darurat Sipil dan Militer di sana, dimana mereka tergabung dalam SGI (Satuan Gabungan Intelijen). Dalam tugas operasi klandestin (clandestine), prajurit Sandhi Yudha bisa bergerak tanpa identitas satuan yang jelas, atau tugas penyamaran, misalnya dalam hal ini mereka akan dilengkapi dengan identitas sipil seperti KTP dan kadang-kadang punya kartu kuning pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja.
Karena kemampuannya dalam operasi clandestine ini, maka pada masa sebelum era reformasi, satuan Sandhi Yudha ini banyak disalah-gunakan hanya untuk kepentingan kekuasaan semata, sehingga sering menimbulkan ekses negatif. Termasuk kasus kasus terbunuhnya Theys Hiyo Eluay), kasus penculikan aktifis di awal reformasi juga dilakoni oleh prajurit sandhi yudha yang tergabung dalam Tim Mawar. BIN (Badan Intelijen Negara), adalah salah satu institusi yang banyak memanfaatkan personel yang memiliki latar belakang Sandhi Yudha. Dalam operasi BIN, dalam kondisi yang sangat dibutuhkan, maka masih sering memakai personel aktif dari Grup 3/Sandhi Yudha. Tetapi ada beberapa dari mereka yang bernasib sangat ironis yaitu hilang tanpa jejak di medan tugasnya atau bahkan sengaja menghilangkan diri dan dan diisukan bergabung dengan organisasi-organisasi paramiliter di pelosok-pelosok negeri ini. Masalah kurangnya kesejahteraan menjadi alasan utama para disertir ini untuk meninggalkan tugasnya,sementara organisasi-organisasi para-militer yang bermisi separatisme maupun yang berorientasi bisnis menawarkan keuntungan dari segi ekonomi buat mereka. Mereka juga sering menjadi pelaku black market di medan operasi untuk membantu kelompok yang seharusnya menjadi target operasinya.
Informasi yang diperoleh[sunting | sunting sumber]
Tetapi terlepas dari semua kasus dan isu-isu miring yang menerpa Kopassus sebagai rumahnya para Prajurit Sandhi Yudha, mereka memiliki kontribusi yang sangat signifikan khususnya dalam hal intelijen di Negeri ini. Banyak informasi dari para alumnus Sandhi Yudha maupun yang masih aktif di Grup 3 terhadap negara yang menyangkut gangguan separatisme, teroris di dalam negeri maupun peran serta bangsa lain dalam mengganggu keutuhan NKRI. Mereka bermain di belakang layar tanpa kelihatan dengan menghadapi risiko tugas yang sangat berat dan jauh dari keluarganya bahkan tidak sedikit dari pada prajurit Sandhi Yudha ini yang tidak dikenal anak kandungnya sendiri begitu pulang bertugas karena lamanya di dalam medan operasi. lebih baik pulang nama dari pada gagal di medan perang.
Satuan yang ada di bawah Grup 3[sunting | sunting sumber]
Logo Batalyon ( Yon ) 32 Kopassus dengan motto : Apta Sandi Prayudha Utama
|
Komandan Grup-3 Kopassus[sunting | sunting sumber]
- Kolonel Inf Sintong Panjaitan (1982 - 1983)
- Kolonel Inf Soeparno K (1983 - 1985)
- Kolonel Inf Luhut Binsar Panjaitan (1990 - 1992)
- Kolonel Inf TA. Umboh
- Kolonel Inf FX.Suhartono Suratman (1995 -1996)
- Kolonel Inf Hotmangaraja Panjaitan (1996 - 1997)
- Kolonel Inf E. Hudawi Lubis
- Kolonel Inf Rubiono Prawiro
- Kolonel Inf M. Bambang Taufik
- Kolonel Inf Purnawan Widi Andaru (??-2010)
- Kolonel Inf Hendri Paruhuman Lubis (2010-2011)
- Kolonel Inf Hendy Geniardi (2011-2012)
- Kolonel Inf Izak Pangemanan (2012 - 2013)
- Kolonel Inf Aswardi (2013 - 2015)
- Kolonel Inf Juinta Omboh Sembiring (2015 - 2015)
- Kolonel Inf Richard T. H. Tampubolon (2015 - 2015)
- Kolonel Inf Agustinus Deddy Prasetyo (2015- Sekarang)
Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Markas | Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur |
Kekuatan | Rahasia |
Persenjataan | Dirahasiakan. Segala yang diinginkan atau dibutuhkan disediakan. Diduga meliputi kaliber 9mm, 5,56mm, 7,62mm, 12,7mm. |
Spesialis | Antibajak pesawat, perang kota,intelijen & kontra-intelijen |
Dibentuk | 30 Juni 1982 |
Satuan 81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81/Gultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup dan merupakan Prajurit terbaik dari seluruh Prajurit TNI, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personel maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua itu dirahasiakan Dansat-81/Kopassus saat ini dijabat oleh Kolonel Inf Thevi A. Zebua.
Sejarah berdirinya[sunting | sunting sumber]
Mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI Letjen TNI LB Moerdani menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha. Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto. Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81. Satuan-81 merupakan ujung tombak pertahanan dan keamanan Republik Indonesia. Tidak seperti satuan lain yang selalu mengexpose kegiatan mereka, Visi dan misi Satuan-81 adalah untuk "tidak diketahui,tidak terdengar dan tidak terlihat"
Organisasi pasukan[sunting | sunting sumber]
Keinginan mendirikan Den-81 sebenarnya tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Pasukan yang berhasil membebaskan Woyla inilah yang menjadi cikal bakal anggota Den-81, dan belakangan diganti lagi jadi Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor). Dari periode 1995 - 2001, Sat-81 sempat dimekarkan jadi Group 5 Antiteror. Satuan-81 adalah merupakan salah satu organisasi bersenjata yang paling progresif didunia. Satuan-81 adalah merupakan unit kedua di dunia (setelah GSG-9)pemakai senapan serbu HK MP-5 dan produk Heckler & Koch lainnya. Selan itu, Detasement-81 juga adalah pelopor pemakaian PETN sebagai bahan peledak alternatif selain C-4 dan Semtek.
Satuan yang ada di bawah kendali Sat-81 adalah :
- Batalyon Aksi Khusus/Wega Yogya Gabhira
- Batalyon Bantuan/Wira Grha Gabhira
Sistem rekrutmen[sunting | sunting sumber]
Rekrutmen anggota Satgultor 81/Kopassus diambil dari anggota minimal berdinas aktif 2 tahun di Gup-Grup Jajaran Komando Pasukan Khussus TNI Angkatan Darat.
Operasi Sat-81/Gultor[sunting | sunting sumber]
Sekembalinya ke markas, prajurit tadi akan ditingkatkan kemampuannya untuk melihat kemungkinan promosi penugasan ke Satuan Sandi Yudha atau Satuan Antiteror. Untuk antiteror, pendidikan dilakukan di Satuan Latihan Sekolah Pertempuran Khusus Batujajar. Secara keseluruhan, bisa dipastikan bahwa Sat-81 terlibat di dalam setiap operasi rahasia militer yang dilakukan ABRI dan kemudian dilanjutkan oleh TNI. Adapun operasi tersebut RI di Utara, disinyalir bahwa satu peleton Sat-81 telah ditugaskan di perbatasan Kalimantan Timur untuk patroli intai jarak jauh (Long Range Recon Mission) Dikabarkan pula bahwa unsur Sat-81 telah diturunkan juga untuk mengejar Nordin M Top dan kawan kawan. Sampai saat Satuan-81 anti teror adalah salah satu perangkat BIN (Badan intelijen nasional) di dalam operasi khusus yang bersifat paramiliter.
Profil Anggota Gultor[sunting | sunting sumber]
- Pratu Inf Anumerta Purwanto
- Lettu inf Muhammad Fahri Azzam
Komandan Sat-81/Gultor[sunting | sunting sumber]
(Tanda bintang di akhir nama, menunjukkan pangkat terakhir sebagai jenderal)
- Kolonel Inf Luhut Binsar Panjaitan **** (1982 - 1990) [1]
- Kolonel Inf Zamroni ** [2]
- Letkol Inf Adel Gustimego (Kolonel Inf Anumerta, 1996)
- Kolonel Inf Lodewijk Freidrich Paulus *** (2001 - 2003)
- Kolonel Inf Daniel Ambat **
- Kolonel Inf I Made Agra Sudiantara **[3]
- Kolonel Inf Nugroho Budi W. (2009 - 2010)
- Kolonel Inf Santos Gunawan Matondang * (2010 - 2010)
- Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa (2010 - 2012)
- Kolonel Inf R. Sidharta Wisnu Graha (2012 - 2014)
- Kolonel Inf Taufik Shobri (2014 - 2015)
- Kolonel Inf Thevi Angandowo Zebua (2015 - Sekarang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar