Logo Skadron 8 TNI Angkatan Udara ( AU ) Gajah Terbang
Ternyata gajah itu merupakan simbol/logo dari Skadron Udara 8 yang berkedudukan di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, yang saat ini menggunakan pesawat jenis Helikopter Puma SA-330 buatan Perancis dan IPTN (PT DI) sebagai kekuatannya.
Skadron Udara 8 berdiri seiring dibentuknya Wing Operasi 004 (Wingops 004) yang membawahi Skadron 6 dengan pesawat Mi-4 dan Skadron 7 pesawat Mi-4 dan SM-1. sedangkan Skadron 8 pertama kali menggunakan pesawat jenis Mi-6 buatan USSR (Soviet). Pesawat helikopter angkut berat dengan kemampuan muat barang seberat 12.000 kg, dengan rekor muat barang mencapai 20.117 kg dan mempunyai 120 tempat duduk terpasang serta memiliki kecepatan jelajah 250 km/jam dengan jumlah awak lima orang. Helikopter Mi-6 datang ke Indonesia tahun 1960-an diangkut menggunakan kapal laut dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dalam bentuk tidak utuh. Dari Tanjung Priok diangkut ke Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Cililitan (Lanud Halim Perdanakusuma) untuk dirakit ulang dan siap diterbangkan yang dipimpin oleh Kapten Udara Atang Sendjaja.
Seiring dengan waktu dan penggunaan jam terbang serta kesulitan pengadaan suku cadang, maka semua jenis pesawat helikopter buatan Eropa Timur, akhirnya lumpuh tidak dapat dioperasikan lagi yang berujung dengan dibekukannya Skadron Udara 8.
Pada Mei 1978 TNI AU merealisasikan pengadaan pesawat SA-330 Puma buatan Perancis sebanyak enam unit untuk menggantikan pesawat-pesawat buatan Eropa Timur. Pada tahun 1980 sebanyak lima unit yang langsung diterbangkannya dari Perancis dengan rute Paris-Abu Dhabi-Islamabad-Colombo-Medan-Jakarta.
Sesuai Skep/22/V/1981 tanggal 20 Mei 1981, diambil keputusan mengaktifkan kembali Skadron 8 Angkut Berat yang lebih satu dasawarsa mengalami pembekuan dan ditunjuk Letkol Pnb Suparman menjadi Komandan Skadron. Pada tahun 1982 bertambah lagi lima pesawat SA-330 Puma buatan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), serta Februari 1985 didatangkan dua unit Puma tipe “L�? yang kemudian dimodifikasi menjadi Helikopter VIP, dengan nomor registrasi HT-3317 dan HT-3318.
Seperti halnya beberapa jenis pesawat TNI termasuk pesawat tempur dan transport, helikopter dapat diterbangkan ke berbagai pelosok tanah air, lebih-lebih helikopter yang terbang dan tugasnya tidak mengenal jenis tempat untuk didarati.
Tugas dan tanggung jawab Skadron Udara 8 adalah menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta pengoperasian unsur-unsur udara sesuai dengan fungsinya (pesawat dan awak pesawat) di dalam satuannya. Di dalam melaksanakan setiap tugas operasi Skadron Udara 8 mempunyai kemampuan berdiri sendiri secara terbatas, khususnya dalam dukungan logistik maupun pemeliharaan pesawat.
Untuk meningkatkan kualitas para penerbang dan teknisi helikopter SA-330 Puma, TNI AU mengirim para awak pesawat secara bertahap ke pabrik pembuatan helikopter Aerospatiale, Perancis.
Seiring reorganisasi TNI AU, pada tanggal 28 Maret 1985 Wingops 004 dibubarkan berdasarkan instruksi Kasau Nomor: Ins/03/III/1985 tanggal 12 Maret 1985, seluruh fasilitas dan personel Skadron Udara 8 diserahkan kepada Pangkalan Udara Atang Sendjaja diikuti juga oleh Skadron 6 dan 7. Dan dengan sendirinya Skadron Udara 6, 7 dan 8 menjadi bagian dari satuan pelaksana tugas Lanud Atang Sendjaja.
Perkembangan global mengharuskan TNI khususnya TNI AU menyempurnakan struktur organisasinya, yang setelah hampir dua windu organisasi Wing tidak ada di jajaran TNI AU, maka berdasarkan Instruksi Kasau Nomor: Ins/2/II/2000 tentang pembentukan Wing jajaran Koopsau. Mengaktifkan kembali fungsi dan organisasi Wing 004 di lingkungan Atang Sendjaja dengan nama Wing 4 yang bertugas dibidang latihan sekaligus membawahi Skadron Udara 6 dan 8 dengan Komandan Wing pertama dipercayakan kepada Kolonel Pnb Sujono.
Pada awal berdirinya Skadron Udara 8 sudah melaksanakan penerbangan VIP maupun VVIP, bahkan presiden Soekarno mempercayakan penerbangan Istana kepada Letnan Udara II Joem Soemarsono dengan menggunakan pesawat helikopter jenis Bell-47 J Ranger. Dengan semakin intensifnya penerbangan Istana maka T-58 Sikorsky dan Mi-4 dijadikan pula pesawat VIP.
Dengan semakin bertambahnya kekuatan pesawat, maka semakin banyak pula tugas-tugas yang harus dilaksanakan, baik yang bersifat operasi militer maupun non-militer. Tugas tersebut adalah melaksanakan penerbangan mendukung kegiatan Presiden dan Wakil Presiden.
Pada tahun 1984 dua unit pesawat SA-330 Puma (H-3304 dan H-3306) dipindahkan dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja ke Skadron Udara 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma beserta beberapa personel penerbang dan teknisi menjadi kekuatan penuh organik Skadron Udara 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma. Meskipun secara administratif kedua pesawat menjadi kekuatan Skadron Udara 17 VIP, tetapi dalam pelaksanaan penerbangannya apabila mendukung penerbangan VIP/VVIP Presiden maupun Wakil Presiden ditunjuk Komandan Skadron Udara 8 sebagai komandan flight dalam penerbangan tersebut.
Tahun 1992 bertambah kekuatan dengan kedatangan dua unit pesawat helikopter jenis NAS-332 Super Puma dengan nomor register H-3321 dan H-3323 yang langsung diserahkan ke Skadron Udara 17 VIP untuk mendukung kegiatan penerbangan VVIP Presiden dan Wakil Presiden.
Sesuai tugas dan fungsinya Skadron Udara 8 beserta personelnya sudah memberikan tugas dan bhaktinya kepada bangsa dan negara melalui operasi-operasi baik yang bersifat militer maupun non-militer seperti SAR, ambulans udara, olahraga, penanggulangan bencana alam, dan komando pengendali (Kodal) serta operasi-operasi lainnya yang membutuhkan kehadiran helikopter.
Artikel di kutip dari : http://www.tni.mil.id/view-4790-mengenal-skadron-udara-8-gajah-terbang.html
Logo Skadron 6 TNI Angkatan Udara ( AU )
SEKILAS TENTANG SKADRON UDARA 6
Bila kita masuk dari pintu selatan Lanud Atang Sendjaja, hanggar Skadron Udara 6 yang menghadap ke selatan akan terlihat dengan jelas dari kejauhan. Banyak yang khusus dari tempat ini. Tidak seperti umumnya hanggar pesawat di berbagai Lanud, hanggar Skadron Udara 6 terdiri dari 2 bangunan identik. Hanggar sebelah timur dikenal sebagai hanggar I, sementara bangunan sebelah barat adalah hanggar II. Hanggar II ini memang sebelumnya merupakan Skadron Udara 7 yang sejak 1987 pindah ke Lanud Suryadarma Subang. Apron depan hanggar merupakan tempat apel sehari-hari anggota Skadron dan juga daerah penyiapan pesawat sebelum terbang. Di depan hanggar Skadron Udara 6, berdiri bangunan hanggar Skadron Teknik 024 yang menghadap ke Barat.
Namun demikian, areal Skadron sendiri juga meliputi kawasan yang cukup luas. Di sebelah timur hanggar I terdapat taman buah yang berisi berbagai tanaman buah-buahan seperti nangka, durian, rambutan dan sebagainya. Buah-buahan ini sebagian besar sudah dapat dinikmati oleh anggota Skadron. Dan ditempat ini pulalah para pejabat TNI AU yang berkunjung ke Lanud meninggalkan pohon kenang-kenangan. Menuju ke belakang hanggar, terdapat petak-petak kolam ikan yang dikelola oleh tiap-tiap flight (flight adalah satuan-satuan di bawah Skadron. Di Skadron Udara 6, ada 1 Flight Latihan (Flight Lat), 3 Flight Operasi (Flight Ops A,B,C) dan 1 Flight Pemeliharaan (Flight Har) yang dipimpin oleh masing-masing Komandan Flight). Selain kolam flight, ada 1 kolam besar yang menjadi milik bersama seluruh Skadron. Di atas kolam ini berdiri mushola “Zhullah” milik Skadron Udara 6.
Di sebelah barat hanggar II terdapat bangunan shelter yang sampai buku ini disusun masih dalam tahap penyelesaian. Shelter ini mampu menampung 6 pesawat. Hanggar sendiri menaungi ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai tempat kerja para anggota Skadron. Di hanggar I ada ruang Komandan, crew room Perwira, gudang Titik Bekal, ruang kelas serta ruang Kadishar (Kepala Dinas Pemeliharaan). Di hanggar II, terdapat ruang Kadisops (Kepala Dinas Operasi), crew room anggota, koperasi dan ruang Tata Usaha Teknik (TUT). Berbagai sarana kerja umumnya ditempatkan di hanggar ini seperti tangga, towing bar (alat untuk menarik pesawat), towing car (mobil penarik pesawat) dan sebagainya.
Fasilitas untuk menyalurkan hobi juga banyak di sini. Selain kolam-kolam ikan dan taman buah tadi, ada pula fasilitas olahraga seperti lapangan badminton, tenis meja, lapangan basket dan lapangan volley-ball yang tersedia di dalam maupun di luar hanggar. Cabang-cabang olahraga itu memang cabang yang populer di Skadron di samping, tentu saja, sepakbola. Untuk bersantai, anggota Skadron biasanya duduk-duduk di belakang hanggar, berteduh di bawah pohon sambil memandangi kolam yang terbentang.
Sumber daya manusia di Skadron Udara 6 saat ini terdiri dari 47 Perwira, 60 Bintara, 18 Tamtama dan 4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditambah 4 tenaga honorer. Deretan manusia inilah yang mengawaki Skadron helikopter pertama di Indonesia ini. Mereka berasal dari berbagai sumber, berbagai latar belakang dan berbagai daerah dengan satu visi yang sama : keep the choppers flying! Sebuah visi yang hanya bisa diwujudkan dengan kesatuan tekad, semangat dan keyakinan diri serta kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Para Perwira berasal dari 4 sumber : Akademi TNI AU (AAU), Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP), Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) dan Sekolah Perwira Prajurit Karier (Sepa PK). Perwira penerbang, sebelum masuk Skadron Udara 6 harus menyelesaikan dulu pendidikan di Sekolah Penerbang (Sekbang) di Lanud Adisutjipto Yogyakarta setamatnya dari AAU. Setelah lulus Sekbang dan dijuruskan ke pesawat helikopter, mereka akan mengikuti transisi yang dikenal dengan Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Helikopter (KPTPH) di Lanud Suryadarma Subang sebanyak 35 jam terbang dengan pesawat “Soloy”. Setelah selesai, barulah mereka bergabung sesuai penjurusan ke skadron-skadron helikopter (6,7, atau 8).
Di Skadron, penerbang baru akan menjalani latihan konversi di pesawat S-58T “Twin Pac”. Jam terbangnya adalah 30 jam sebelum mereka dinyatakan sebagai Copilot. Setelah memperoleh 200 jam di Twin Pac, mereka berhak mengikuti latihan kaptensi sebanyak 30 jam sebelum disahkan sebagai Captain Pilot. Captain Pilot senior akan dikirim untuk mengikuti Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) di Yogyakarta. Setelah menjadi instruktur penerbang, mereka akan mengajar di Sekbang atau bila dibutuhkan oleh Skadron akan ditarik untuk mengajar di Skadron. Sementara ini, penerbang Super Puma (di luar yang mengikuti kursus di PT.DI) diperoleh dari para Captain Pilot Twin Pac yang dikonversikan oleh Skadron. Semua kursus yang diikuti oleh para pilot selalu didahului dengan bina kelas (ground school) dengan instruktur para JMU, specialist atau Perwira Teknik. Sementara itu, Perwira Teknik (Patek), Elektro (Palek) dan Pembekalan (Kal) berasal dari AAU, Sepa PK atau Setukpa. Untuk alumni AAU dan Sepa PK, mereka harus melalui pendidikan dasar kecabangan di Lanud Husein Sastranegara (Tek dan Kal) serta Lanud Sulaiman (Lek) sebelum ditempatkan di Skadron. Di Skadron, merekapun berhak memperoleh kualifikasi JMU dan Inspektor setelah lulus kursus yang diselenggarakan oleh Lanud ataupun Disdikau.
Untuk anggota (Bintara dan Tamtama) diperoleh dari sumber antara lain : Secaba (Sekolah Calon Bintara) Reguler, Ganesha dan Secata (Sekolah Calon Tamtama). Bintara mekanik dengan pangkat minimal Sertu dapat memperoleh kualifikasi JMU setelah lulus kursus JMU dan JMU senior berhak pula memperoleh kualifikasi Inspektor setelah lulus sekolah Inspektor. Kualifikasi-kualifikasi ini diperoleh selain dengan nilai akademis yang baik, juga dengan nilai kepribadian dan kesemaptaaan jasmani yang memenuhi syarat, karena semakin tinggi kualifikasi mereka, semakin besar pula tanggung jawab yang harus diemban.
Menjalankan roda Skadron tidak ubahnya seperti menjalankan roda rumah tangga sehari-hari. Filosofi ini kita anut karena pada dasarnya “Squadron is home. It is also a family”. Hidup sebagai sebuah keluarga, itu yang kita tuju dan apapun yang dilakukan di Skadron hari ini, semuanya harus menuju ke sana. Komandan adalah sang kepala rumah tangga, yang dibantu para stafnya untuk membina kehidupan yang harmonis setiap hari. Untuk masalah operasi dan kegiatan latihan penerbangan, Komandan dibantu oleh Kadisops Skadron. Sementara untuk masalah pemeliharaan dan penyiapan pesawat, Komandan dibantu oleh Kadishar. Hubungan Komandan dengan kedua Kadis ini adalah hubungan koordinasi staf. Komandan sendiri secara langsung (dalam hubungan komando) membawahi para Dan Flight untuk melaksanakan tugas-tugas penerbangan.
Selain tugas-tugas penerbangan dan pembinaan kemampuan penerbangan, Skadron Udara 6 juga bertanggungjawab terhadap pembinaan personel atau sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Tugas ini tidak hanya yang berkaitan dengan profesi penerbangan saja, namun juga hal-hal lain yang mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas. Sebuah sub-sistem yang dibentuk untuk masalah ini adalah Urusan Dalam (Urdal). Tugasnya mengurus masalah tata tertib, disiplin anggota Skadron, pengusulan kenaikan pangkat, pendidikan sampai masalah sehari-hari yang rutin : kebersihan, apel, fasilitas satuan dan sebagainya.
Bila kita masuk dari pintu selatan Lanud Atang Sendjaja, hanggar Skadron Udara 6 yang menghadap ke selatan akan terlihat dengan jelas dari kejauhan. Banyak yang khusus dari tempat ini. Tidak seperti umumnya hanggar pesawat di berbagai Lanud, hanggar Skadron Udara 6 terdiri dari 2 bangunan identik. Hanggar sebelah timur dikenal sebagai hanggar I, sementara bangunan sebelah barat adalah hanggar II. Hanggar II ini memang sebelumnya merupakan Skadron Udara 7 yang sejak 1987 pindah ke Lanud Suryadarma Subang. Apron depan hanggar merupakan tempat apel sehari-hari anggota Skadron dan juga daerah penyiapan pesawat sebelum terbang. Di depan hanggar Skadron Udara 6, berdiri bangunan hanggar Skadron Teknik 024 yang menghadap ke Barat.
Namun demikian, areal Skadron sendiri juga meliputi kawasan yang cukup luas. Di sebelah timur hanggar I terdapat taman buah yang berisi berbagai tanaman buah-buahan seperti nangka, durian, rambutan dan sebagainya. Buah-buahan ini sebagian besar sudah dapat dinikmati oleh anggota Skadron. Dan ditempat ini pulalah para pejabat TNI AU yang berkunjung ke Lanud meninggalkan pohon kenang-kenangan. Menuju ke belakang hanggar, terdapat petak-petak kolam ikan yang dikelola oleh tiap-tiap flight (flight adalah satuan-satuan di bawah Skadron. Di Skadron Udara 6, ada 1 Flight Latihan (Flight Lat), 3 Flight Operasi (Flight Ops A,B,C) dan 1 Flight Pemeliharaan (Flight Har) yang dipimpin oleh masing-masing Komandan Flight). Selain kolam flight, ada 1 kolam besar yang menjadi milik bersama seluruh Skadron. Di atas kolam ini berdiri mushola “Zhullah” milik Skadron Udara 6.
Di sebelah barat hanggar II terdapat bangunan shelter yang sampai buku ini disusun masih dalam tahap penyelesaian. Shelter ini mampu menampung 6 pesawat. Hanggar sendiri menaungi ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai tempat kerja para anggota Skadron. Di hanggar I ada ruang Komandan, crew room Perwira, gudang Titik Bekal, ruang kelas serta ruang Kadishar (Kepala Dinas Pemeliharaan). Di hanggar II, terdapat ruang Kadisops (Kepala Dinas Operasi), crew room anggota, koperasi dan ruang Tata Usaha Teknik (TUT). Berbagai sarana kerja umumnya ditempatkan di hanggar ini seperti tangga, towing bar (alat untuk menarik pesawat), towing car (mobil penarik pesawat) dan sebagainya.
Fasilitas untuk menyalurkan hobi juga banyak di sini. Selain kolam-kolam ikan dan taman buah tadi, ada pula fasilitas olahraga seperti lapangan badminton, tenis meja, lapangan basket dan lapangan volley-ball yang tersedia di dalam maupun di luar hanggar. Cabang-cabang olahraga itu memang cabang yang populer di Skadron di samping, tentu saja, sepakbola. Untuk bersantai, anggota Skadron biasanya duduk-duduk di belakang hanggar, berteduh di bawah pohon sambil memandangi kolam yang terbentang.
Sumber daya manusia di Skadron Udara 6 saat ini terdiri dari 47 Perwira, 60 Bintara, 18 Tamtama dan 4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditambah 4 tenaga honorer. Deretan manusia inilah yang mengawaki Skadron helikopter pertama di Indonesia ini. Mereka berasal dari berbagai sumber, berbagai latar belakang dan berbagai daerah dengan satu visi yang sama : keep the choppers flying! Sebuah visi yang hanya bisa diwujudkan dengan kesatuan tekad, semangat dan keyakinan diri serta kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Para Perwira berasal dari 4 sumber : Akademi TNI AU (AAU), Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP), Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) dan Sekolah Perwira Prajurit Karier (Sepa PK). Perwira penerbang, sebelum masuk Skadron Udara 6 harus menyelesaikan dulu pendidikan di Sekolah Penerbang (Sekbang) di Lanud Adisutjipto Yogyakarta setamatnya dari AAU. Setelah lulus Sekbang dan dijuruskan ke pesawat helikopter, mereka akan mengikuti transisi yang dikenal dengan Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Helikopter (KPTPH) di Lanud Suryadarma Subang sebanyak 35 jam terbang dengan pesawat “Soloy”. Setelah selesai, barulah mereka bergabung sesuai penjurusan ke skadron-skadron helikopter (6,7, atau 8).
Di Skadron, penerbang baru akan menjalani latihan konversi di pesawat S-58T “Twin Pac”. Jam terbangnya adalah 30 jam sebelum mereka dinyatakan sebagai Copilot. Setelah memperoleh 200 jam di Twin Pac, mereka berhak mengikuti latihan kaptensi sebanyak 30 jam sebelum disahkan sebagai Captain Pilot. Captain Pilot senior akan dikirim untuk mengikuti Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) di Yogyakarta. Setelah menjadi instruktur penerbang, mereka akan mengajar di Sekbang atau bila dibutuhkan oleh Skadron akan ditarik untuk mengajar di Skadron. Sementara ini, penerbang Super Puma (di luar yang mengikuti kursus di PT.DI) diperoleh dari para Captain Pilot Twin Pac yang dikonversikan oleh Skadron. Semua kursus yang diikuti oleh para pilot selalu didahului dengan bina kelas (ground school) dengan instruktur para JMU, specialist atau Perwira Teknik. Sementara itu, Perwira Teknik (Patek), Elektro (Palek) dan Pembekalan (Kal) berasal dari AAU, Sepa PK atau Setukpa. Untuk alumni AAU dan Sepa PK, mereka harus melalui pendidikan dasar kecabangan di Lanud Husein Sastranegara (Tek dan Kal) serta Lanud Sulaiman (Lek) sebelum ditempatkan di Skadron. Di Skadron, merekapun berhak memperoleh kualifikasi JMU dan Inspektor setelah lulus kursus yang diselenggarakan oleh Lanud ataupun Disdikau.
Untuk anggota (Bintara dan Tamtama) diperoleh dari sumber antara lain : Secaba (Sekolah Calon Bintara) Reguler, Ganesha dan Secata (Sekolah Calon Tamtama). Bintara mekanik dengan pangkat minimal Sertu dapat memperoleh kualifikasi JMU setelah lulus kursus JMU dan JMU senior berhak pula memperoleh kualifikasi Inspektor setelah lulus sekolah Inspektor. Kualifikasi-kualifikasi ini diperoleh selain dengan nilai akademis yang baik, juga dengan nilai kepribadian dan kesemaptaaan jasmani yang memenuhi syarat, karena semakin tinggi kualifikasi mereka, semakin besar pula tanggung jawab yang harus diemban.
Menjalankan roda Skadron tidak ubahnya seperti menjalankan roda rumah tangga sehari-hari. Filosofi ini kita anut karena pada dasarnya “Squadron is home. It is also a family”. Hidup sebagai sebuah keluarga, itu yang kita tuju dan apapun yang dilakukan di Skadron hari ini, semuanya harus menuju ke sana. Komandan adalah sang kepala rumah tangga, yang dibantu para stafnya untuk membina kehidupan yang harmonis setiap hari. Untuk masalah operasi dan kegiatan latihan penerbangan, Komandan dibantu oleh Kadisops Skadron. Sementara untuk masalah pemeliharaan dan penyiapan pesawat, Komandan dibantu oleh Kadishar. Hubungan Komandan dengan kedua Kadis ini adalah hubungan koordinasi staf. Komandan sendiri secara langsung (dalam hubungan komando) membawahi para Dan Flight untuk melaksanakan tugas-tugas penerbangan.
Selain tugas-tugas penerbangan dan pembinaan kemampuan penerbangan, Skadron Udara 6 juga bertanggungjawab terhadap pembinaan personel atau sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Tugas ini tidak hanya yang berkaitan dengan profesi penerbangan saja, namun juga hal-hal lain yang mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas. Sebuah sub-sistem yang dibentuk untuk masalah ini adalah Urusan Dalam (Urdal). Tugasnya mengurus masalah tata tertib, disiplin anggota Skadron, pengusulan kenaikan pangkat, pendidikan sampai masalah sehari-hari yang rutin : kebersihan, apel, fasilitas satuan dan sebagainya.
Sumber : Website Resmi TNI AU
Logo Skadron 2 TNI Angkatan Udara ( AU )
Salah satu skadron yang terbentuk saat itu adalah Skadron 2, berfungsi sebagai satuan angkut udara (air transport). Skadron ini tetap eksis sampai sekarang dan menjadi batu pijakan dalam pembentukan para penerbang skadron-skadron angkut lain di lingkungan TNI AU pada masa berikutnya. Skadron angkut berlambang “kuda terbang” ini telah memainkan perannya seiring dengan perjalanan sejarah bangsa dan kiprah TNI AU di dalamnya.
Terlahir sebagai skadron angkut pertama, memiliki pesawat cukup banyak dan modern pada masanya. Namun dengan terbatasnya penerbang untuk mengawaki, membuat skadron ini harus berjuang ekstra keras agar selalu siap menjalankan tugas, kapanpun dan dimanapun. Mulai dari mengangkut bahan makanan, obat-obatan, tumbuh-tumbuhan, hingga pasukan dengan segala perangkat kebutuhan pendukung dalam pertempuran. Pokoknya selama masih bisa masuk dalam tubuh pesawat dan tidak membahayakan keselamatan penerbang, pasti akan diterbangkan sampai ketujuan. Sampai sekarang, walaupun telah lahir skadron-skadron angkut lainnya, skadron 2 tetap menjadi monumen hidup dari bukti semangat juang, dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme dari seluruh personilnya.
Kelahiran Si Kuda Terbang.
Bila dilihat kebelakang, skadron angkut dalam lingkungan TNI AU sebenarnya dirintis dari PAU (Pangkalan Angkatan Udara) Andir (sekarang Lanud Husein Sastranegara), Bandung. Menyusul penyerahan kedaulatan RI dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka AURIS (Angkatan Udara Republik Indonesia Serikat) mendapatkan warisan pesawat terbang dalam jumlah besar dari ML (Militaire Luchtvaart), termasuk di dalamnya adalah pesawat angkut legendaries Douglas C-47 Dakota.
Berdasarkan selembar surat Perintah KSAU, tanggal 1 Agustus 1950, bernomor 0439/Pr/KSAU/50, maka dibentuklah skadron ke II sebagai skadron angkut. Alhasil sejak saat itu 1 Agustus dianggap sebagai tanggal kelahiran Skadron 2. Selain itu, keputusan ini sekaligus juga menunjuk Achting Letnan Udara I Sudarjono untuk mengkomandani skadron yang baru saja dibentuik ini. Selain tiu pembentukan skadron ke II adalah merupakan bagian dari kelanjutan proses penyerahan seluruh kekuatan udara ML dan personilnya dengan jumlah 10.000 orang kepada AURIS pada tanggal 27 Juni 1950.
Sebelum penyehatan kekuatan, AURIS hanyalah suatu organisasi perang dengan sejumlah personil bersemangat juang tinggi, beberapa pangkalan serta jumlah pesawat peninggalan bala tentara Jepang berkondisi layak terbang terbatas. Namun secara tiba-tiba dilimpahi dengan berpuluh-puluh pesawat yang terhitung modern pada jamannya seperti pesawat pengebom North American B-25 Mitchell, pesawat angkut C-47 Dakota, pemburu North America P-51 Mustang pesawat intai Auster MK-II dan pesawat ambifi Consolidated PBY-54 Catalina. Hebatnya lagi semua pesawat tersebut dalam kondisi laik terbang alias siap operasional.
Khusus untuk pesawat angkut, awalnya secara simbolis memang hanya dua unit Dakota saja yang diserahkan oleh ML. Namun lambat laun jumlah ini membengkak. Sebuah catatan melukiskan bahwa waktu itu Belanda menyerahkan 44 unit C-47A, sedang lainnya menyatakan tak lebih dari 29 pesawat saja. Namun komandan Skadron 2 pertama memberikan gambaran lebih detail lagi. Menurut Sudarjono, RI mendapatkan hibah 16 unit C-47 bekas AU Belanda ditambah 22 unit bekas pangkal AL Belanda. Tak hanya itu, sebuah DC-3 bernomor registrasi T-482 khusus diserahkan sebagai ganti rugi atas jatuhnya VT-CLA yang ditembak jatuh Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Di kemudian hari pesawat Dakota pengganti tadi lebih banyak digunakan untuk perjalanan dinas VIP, lantaran punya konfigurasi tempat duduk mirip dengan pesawat – pesawat komersial.
Penunggang Kuda Terbang di Masa Awal
Kenyataan yang dihadapi pada masa–masa awal kelahiran Skandron II adalah jumlah pesawat sangat banyak namun tidak diimbangi dengan kuantitas personil yang memadai. Masalah serupa juga dihadapi oleh satuan – satuan lainnya. Sebagai gambaran tulang punggung kekuatan, Skadron Udara II dengan basis di PAU (Pangkalan Angkatan Udara) Andir, Bandung terdiri atas 16 pesawat C-47 Dakota. Padahal jumlah awak Dakota AURI pada waktu itu masih bisa dihitung dengan jari, beberapa penerbang yang masuk dalam daftar awak pertama Skadron II pada waktu itu adalah :
1. LU I Sudarjono sekaligus sebagai Komandan Skadron
2. LU I Sutardjo Sigit
3. LU II Budiarto Iskak
4. LU II Sjamsudin Noor
Selain keempat penerbang asli bangsa Indonesia tadi, beberapa penerbang veteran PD II berkebangsaan Amerika juga ikut berperan pada masa – masa awal Skadron II. Sebagai tambahan LU II Budiarto Iskak dan LU II Sjamsudin Noor adalah termasuk lulusan pertama SPL I yang dilantik pada tanggal 18 November 1950. Namun demikian kedua penerbang tadi telah punya pengalaman mengawaki Dakota dalam misi penerbangan Garuda Indonesian Airways di Burma.
Lantaran jumlah penerbang masih sedikit, maka proses pemindahan Dakota dari PU Cililitan ke PU Andir-pun dilakukan dengan carayang cukup unik. “Seiring pesawat diterbangkan dari Jakarta tanpa Co-pilot (solo)”, jelas langkah macam ini bukanlah hal lazim pada masa itu untuk menerbangkan pesawat angkut berukuran sedang seorang diri . “Tapi apa boleh buat, kita waktu itu memang kekurangan penerbang”.
Walau kondisi jumlah personil terbatas, bukan berarti tugas-tugas operasional tak bisa dilakukan. Masih berbekal dari pengalaman Sudarjono, misi pertama yang harus di emban oleh Skandron angkut pertama TNI AU ini adalah mencetak penerbang – penerbang Dakota Baru. Hasil dari misi ini adalah lahirnya penerbang – penerbang baru ber-ranting Dakota, yaitu :
1. LU II Sri Bima
2. LU II Sudjalmo
3. LU II Abdul Mukti
4. LU II Pardjaman
Selain misi mencetak penerbang – penerbang baru, tugas kedua adalah menggelar misi penerbangan ke pangkalan – pangkalan udara di seluruh wilayah RI. Misi ini diberi nama Survey- flight, fungsi dari survery – flight adalah melihat sarana serta fasilitas di pangkalan – pangkalan udara dalam mendukung tugas operasi pesawat AURI di masa mendatang. Selain itu, dalam misi juga digelar uji pendaratan guna mengetahui kelayakan pangkalan jika digunakan dalam operasi udara, kelanjutan dari misi ini adalah untuk menggelar penerbangan pengangkutan personil dan materiil ke pangkalan – pangkalan udara di wilayah negara RI.
Dikutip dari : http://202.158.39.213/content.asp?contentid=2935
Logo Komando Armada Indonesia kawasan timur ( Koarmatim )
Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut yang lahir pada 30 Maret 1985. Komando ini bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur.
Pangkalan
Koarmatim membawahi tujuh Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) dan 2 Gugus (Guskamla dan Gupurla) yang meliputi:
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V (Lantamal V) di Surabaya
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI (Lantamal VI) di Tarakan (rencana pembangunan)
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII (Lantamal VI) di Makassar
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VIII (Lantamal VII) di Kupang
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX (Lantamal VIII) di Manado
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut X (Lantamal IX) di Ambon
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XI (Lantamal X) di Jayapura
- Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XII (Lantamal XI) di Merauke
- Gugus Tempur Laut Armada Timur (Guspurla Koarmatim) di Surabaya
- Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Guskamla Koarmatim) di Biak
Sumber Artikel : Wikipedia
Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav) 5 Serbu - Dipangga Ceta
Request logo By Novi Alim Murdani
Batalyon Kavaleri 5/Serbu atau yang sering disingkat Yonkav 5/Serbu adalah satuan militer lapis baja yang bernaung di bawah Komando Daerah Militer II/Sriwijaya dan merupakan satu-satunya batalyon kavaleri yang berdiri di daerah Sumatera Bagian Selatan
Makna dan Arti
- Segitiga artinya kekuatan yang dimiliki dan menjadi ciri khas Korps Kavaleri dengan peralatan kendaraan tempur lapis baja sebagai alat utama yang memiliki 3 kekuatan yaitu Daya Gerak, Daya Tembak, dan Daya Kejut.
- Dasar kombinasi warna merah dan kuning. Warna merah mengandung arti berani sebagai Bhayangkari Negara. Warna kuning berarti suatu kemakmuran dalam mewujudkan Negara kesatuan Republik Indonesia yang adil dan sejahtera.
- Lambang Satuan Yonkav 5/Serbu Dam II/Swj Kepala Gajah dan Tunggul Satuan Dwipangga Ceta dengan arti gajah putih yang mengandung arti secara luas keperkasaan yang ditampilkan oleh binatang gajah menunjukkan adanya kesiapan dan kemampuan yang besar yang dimiliki oleh Satuan Yonkav 5/Serbu dalam menghadapi setiap tugas, baik tugas operasi maupun tugas lain dari komando atas.
Latar Belakang (sejarah daerah atau cerita rakyat tentang lambang tersebut)
Bahwa binatang gajah banyak terdapat di pulau Sumatera dan pada binatang Gajah tersimpan kekuatan yang besar sehingga sesepuh Yonkav 5/Serbu menjadikan sebagai lambang satuan dengan pertimbangan binatang gajah mempunyai sifat lembut dan keras, bilamana dalam kehidupan bermasyarakat mengedepankan kelembutan dan keakraban serta dalam berperang bersikap keras dan garang dalam menghadapi musuh-musuh negara.Tunggul Batalyon
Bentuk
- Tunggul
- Tunggul Yonkav 5/Serbu Kodam II/Sriwijaya berbentuk persegi panjang dibuat dari bahan beludru warna hijau tua dan merah, berjumbai kuning emas dari benang sutera.
- Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan pataka Kodam II/Sriwijaya.
- Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan tunggul Yonkav 5/Serbu Kodam II/Sriwijaya dengan susunan sebagai berikut :
- Lambang Kavaleri (Tank denganTombak dan Pedang bersilang).
- Angka lima Romawi di pojok kiri atas.
- Tulisan “ Dwipangga Ceta ”.
- Mahkota/tiang. Tunggul Yonkav 5/Serbu Kodam II/Sriwijaya menggunakan Mahkota/ tiang sama dengan Mahkota/ tiang Pataka Kodam II/Sriwijaya yang terdiri dari :
- Bintang bersudut lima.
- Bunga melati berkelopak 8.
- Genggaman tangan dengan hiasan 10 kelopak melati.
- Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/sawo matang.
Ukuran Tunggul
- Panjang : 55 Cm.
- Lebar : 40 Cm.
- Panjang tiang : 225 Cm.
- Garis tengah tiang ( Ø ) : 5 Cm.
Tata Warna
- Tunggul
- Dasar kain beludru tua/ hijau rumput : Hijau
- Jumbai : Kuning emas
- Lambang Kavaleri : Perak.
- Angka lima Romawi di pojok kiri atas : Perak
- Tulisan “ Dwipangga Ceta ” : Perak.
- Mahkota Tiang
- Mahkota (Kepala tiang) dibuat dari logam kuningan emas.
- Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/ sawo matang.
- Tiang dibuat secara bersambung dengan penyambung dari logam kuning emas berbentuk Pipa.
- Tali berjumbai kuning emas dari benang Sutera.
Arti dan Makna
- Tata Warna
- Kuning : Kejayaan/ keluhuran.
- Merah : Keberanian.
- Mahkota/Tiang
- Bintang bersudut lima melambangkan Pancasila sebagai falsafah negara RI. Setiap prajurit membela dan mempertahankannya, juga diartikan sebagai lambang, simbol TNI – AD dimana terpatri lima kebulatan tekad dalam sumpah prajurit.
- Genggaman tangan dengan sepuluh kelopak melati, melambangkan bahwa dalam pelaksanaan tugas senantiasa menggenggam landasan Pancasila yang setiap saat diamalkan menggunakan dua tangan (10 Jari).
- Bunga melati berkelopak delapan, melambangkan bahwa dalam pelaksanaan tugas tetap berpegang delapan wajib TNI.
Artikel dikutip dari : http://yonkav5-kodam2.mil.id/
Logo Batalyon kavaleri ( Yonkav ) 3 / Tank Andhaka Cakti - Malang
Request logo by Novi Alim Murdani
Berikut adalah Lambang / Logo Batalyon kavaleri ( Yonkav ) 3 / Tank Andhaka Cakti yang berkedudukan di Singosari , Malang, Provinsi Jawa Timur.
Berikut adalah Lambang / Logo Batalyon kavaleri ( Yonkav ) 3 / Tank Andhaka Cakti yang berkedudukan di Singosari , Malang, Provinsi Jawa Timur.
Logo Batalyon Zeni ( Yonzeni ) 2 Marinir - Jakarta / Nirbaya Yudha Daksa Upangga
Request logo By Novi Alim Murdani
Berikut adalah lambang / Logo Batalyon Zeni ( Yonzeni ) 2 Marinir yang berkedudukan di Jakarta. Dengan Bertuliskan " Nirbaya Yudha Daksa Upangga".
Berikut adalah lambang / Logo Batalyon Zeni ( Yonzeni ) 2 Marinir yang berkedudukan di Jakarta. Dengan Bertuliskan " Nirbaya Yudha Daksa Upangga".
Logo Pasukan Marinir ( Pasmar ) 1 Raksa Nusantara Cakti - Sidoarjo Jawa Timur
Request logo By Novi Alim Murdani
Pasukan Marinir 1 atau Pasmar 1 merupakan Komando Pelaksana Utama Korps Marinir, yang meliputi wilayah timur indonesia. mako Pasmar 1 berada di Jl. A.Yani No. 1A Gedangan, Sidoarjo. Pasmar 1 diresmikan Pada Mei 2001. Saat ini Komandan Pasmar 1 adalah Brigjen TNI Mar Siswoyo Hari Santoso.
Satuan yang berada di jajaran Pasmar 1
Pasukan Marinir 1, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo
- Brigade Infanteri 1/Marinir, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo membawahi :
- Batalyon Infanteri 1/Marinir
- Batalyon Infanteri 3/Marinir
- Batalyon Infanteri 5/Marinir
- Resimen Artileri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Arhanud 1/Marinir
- Batalyon Howitzer 1/Marinir
- Batalyon Roket 1/Marinir
- Resimen Kavaleri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Tankfib 1/Marinir
- Batalyon Ranratfib 1/Marinir
- Batalyon Kapa 1/Marinir
- Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Angmor 1/Marinir
- Batalyon Komlek 1/Marinir
- Batalyon Bekpal 1/Marinir
- Batalyon Zeni 1/Marinir
- Batalyon Kesehatan 1/Marinir
- Batalyon Provos 1/Marinir
- Pangkalan Marinir Surabaya membawahi :
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan V
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IX
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan X
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XI
- Regu Pandu Tempur
- Batalyon Intai Amfibi, Pasukan khusus, Pasukan Marinir 1
Artikel di Kutip dari Wikipedia
Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 10 / Serbu - Mendagiri - Makassar
Request logo By Novi Alim Murdani
Batalyon Kavaleri 10/Serbu Kodam VII/Wirabuana adalah sebuah pasukan kavaleri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berkedudukan di Tamalanrea, berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Makassar.
Artikel dikutip dari Wikipedia
Logo Politeknik Kesehatan TNI Angkatan Udara ( AU ) Ciumbuleuit
Keberadaan Poltekes TNI AU Ciumbuleuit sekarang ini sebenarnya berawal dari adanya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) TNI AU Ciumbuleuit tahun 1984 yang berada dibawah RS TNI AU Dr. Salamun bertugas menyelenggarakan pendidikan Perawat dari lulusan SMP. Perkembangan selanjutnya bekerja sama dengan Depkes melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan juga pendidikan Bidan Tingkat Diploma I. Berdasarkan tuntutan dari organisasi profesi, masyarakat, depkes dan stake holder kesehatan yang mensyaratkan profesi keperawatan minimal D III Keperawatan, SPK TNI AU Ciumbuleuit berubah bentuk menjadi Akademi Keperawatan TNI AU Ciumbuleuit. Legalitas penyelenggaraan Akademi Keperawatan TNI AU Ciumbuleuit berdasarkan SK Pusdiknakes No. HK. 00.06.1.3.1773 tanggal 23 Juni 1999 tentang berdirinya Akper TNI AU Ciumbuleuit. Pada tahun 2003 Akper TNI AU Ciumbuleuit mendapatkan akreditasi B berdasarkan pada Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan No. HK. 00.06.2.2.504 tanggal 03 April 2003 Hal tersebut menunjukan bahwa Akper TNI AU Ciumbuleuit dinilai telah memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mempertahankan kualitas penyelenggaraan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan perawat yang betul-betul profesional dan trampil yang mampu bekerja baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam perjalanannya Akper TNI AU Ciumbuleuit berkeinginan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan dengan merubah bentuk menjadi Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit dengan penambahan Program Studi Kebidanan dan Farmasi. Hal ini direstui berdasarkan Rekomendasi Depkes RI Nomor : HK. 03.2.4.1.02113, tanggal 30 April 2007 Kebidanaan, Nomor : HK. 03.2.4.1.02112, tanggal 30 April 2007 Farmasi, sedangkan legalitas penyelenggaraan Program Studi (PS) Keperawatan, Kebidanan dan Farmasi Poltekes TNI AU Ciumbuleuit adalah “Ijin Operasional” berdasarkan SK Mendiknas nomor 157/D/O/2007 tanggal 20 Agustus 2007. Pada waktu yang bersamaan terbit keputusan Mendiknas bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berada dibawah Yayasan, maka perubahan Akper TNI AU menjadi Poltekes TNI AU Ciumbueuit diikuti dengan perubahan penyelenggara dari semula berada di bawah RS TNI AU Dr M. Salamun menjadi berada dibawah Yayasan Adi Upaya (YASAU) berdasarkan surat keputusan Nomor : skep/403/XI/2006 tanggal 8 November 2006.
Dalam perjalanannya Akper TNI AU Ciumbuleuit berkeinginan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan dengan merubah bentuk menjadi Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit dengan penambahan Program Studi Kebidanan dan Farmasi. Hal ini direstui berdasarkan Rekomendasi Depkes RI Nomor : HK. 03.2.4.1.02113, tanggal 30 April 2007 Kebidanaan, Nomor : HK. 03.2.4.1.02112, tanggal 30 April 2007 Farmasi, sedangkan legalitas penyelenggaraan Program Studi (PS) Keperawatan, Kebidanan dan Farmasi Poltekes TNI AU Ciumbuleuit adalah “Ijin Operasional” berdasarkan SK Mendiknas nomor 157/D/O/2007 tanggal 20 Agustus 2007. Pada waktu yang bersamaan terbit keputusan Mendiknas bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berada dibawah Yayasan, maka perubahan Akper TNI AU menjadi Poltekes TNI AU Ciumbueuit diikuti dengan perubahan penyelenggara dari semula berada di bawah RS TNI AU Dr M. Salamun menjadi berada dibawah Yayasan Adi Upaya (YASAU) berdasarkan surat keputusan Nomor : skep/403/XI/2006 tanggal 8 November 2006.
Logo Detasemen Provos ( Denprov ) Pasmar 2 Marinir - Widhayaka Buana Cakti
Detasemen Provos Pasmar-2 (Denprov Pasmar-2) merupakan satuan pelaksana dari Pasmar-2 yang bertanggung jawab langsung kepada Komandan Pasmar-2, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Skep Kasal Nomor : Skep/03/II/2004 tanggal 13 Februari 2004 tentang Likuidasi Brigmar BS dan Pembentukan Pasmar-2, Pembentukan Brigif-3 Marinir serta pembentukan Batalyon Infanteri 8 Marinir. Denprov Pasmar-2 di jabat oleh seorang Komandan berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) yang memimpin 29 personel dibawahnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai penegak hukum dan disiplin di lingkungan Pasmar-2.
Dalam pelaksanaan kegiatan rutin Denprov Pasmar-2 terdapat aturan-aturan serta tugas-tugas yang sudah ditentukan. Dalam hal ini adalah struktur organisasi yang merupakan susunan atau gambaran dari yang memberi perintah serta fungsi dan tugas dari pelaksanaan perintah tersebut. Dalam perjalanannya sejak tahun 2004 Denprov Pasmar-2 telah melakukan fungsi dan tugasnya dengan baik, sehingga ketertiban dan keamanan serta fungsi Kepolisian militer berjalan dengan lancar.
Kantor Detasemen Provos Pasmar-2 berada didalam Kesatrian Marinir Kwini bergabung dengan Markas Komando Pasmar-2 dan Pangkalan Marinir Jakarta beralamat di Jl. Kwini II No.6 Jakarta Pusat
Artikel dikutip dari : http://yudonoprv.blogspot.com/2011/12/sejarah-denprov-pasmar-2.html
Logo Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri ( YonKapa ) 1 Marinir
Request logo By Novi Alim Murdani
Batalyon Kapa-1 Marinir merupakan salah satu Batalyon di jajaran Resimen Kavaleri-1 Marinir. Batalyon Kapa-1 Marinir dikenal juga sebagai Batalyon "KSATRIA PERKASA"
Batalyon Kapa-1 Marinir merupakan salah satu Batalyon di jajaran Resimen Kavaleri-1 Marinir. Batalyon Kapa-1 Marinir dikenal juga sebagai Batalyon "KSATRIA PERKASA"
Logo Batalyon Provos ( Yonprov ) 2 Marinir - Wira Yudha Widhayaka
Request logo By Novi Alim Murdani
Batalyon Provos 2/Marinir atau Yonprov 2/Mar adalah satuan yang berada dibawah Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir. Mako berada di Jl. Cilandak KKO, Jakarta Selatan. Yonprov/2 Mar mempunyai Moto “Wibawa Tanguh Perkasa” Yonprov 2/Mar terdiri dari 4 Kompi:
- Kompi Albatros
- Kompi Bison
- Kompi Centarus Perkasa
- Kompi Markas
Tugas Pokok-pokok
Tugas Pokok membina dan menyiapkan kekuatan serta membina kemampuan unsur unsur Provos dalam rangka pelaksanaan tugas bantuan Provos di dalam pelaksanaan operasi amfibi, operasi oleh satuan TNI AL dan atau tugas operasi hamkam lainya. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Yonprov/2 Marinir menyelengarakan fungsi sebagai berikut :
- Menegakan hukum dan penyidikan tindak pidana di daerah operasi
- Penegakan disiplin dan tata tertib
- Membantu penyelidikan Kepolisian Militer
- Menyelengarakan pengamanan fisik material dan instansi pemerintah
- Mengatur lalu lintas kendaraan dan pasukan
- Pengurusan tawanan perang
- Pengurusan yudha kelana dan desertir
- Pengendalian penduduk dan pengungsi
Sejarah
Sebagai pasukan pendarat Batalyon Provos 2/Marinir siap mengemban tugas dalam setiap operasi dengan dukungan tugas lugas dan profesionalisme dilandasi kewibawaan yang tinggi dan tanggung jawab tanpa pamrih dan tanpa mengenal menyerah. Dengan dibentuknya Pasmar 2 sebagai komando utama (Kotama) Korps Marinir. Yang membawahi beberapa satuan setingkat Resimen ataupun Brigade yang termasuk Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir yang didalamnya terdapat 6 satuan pelaksana salah satunya adalah Batalyon Provos 2/Marinir. Dan didasarkan surat Panglima TNI Nomor B/300-08/01/Sru Tanggal 2 Maret 2004 yang ditinjak lanjuti dengan surat keputusan Kasal No. Skep/03/II/ likuidasi Brigmar – BS, pembentukan Pasmar 2 dan Brigif 3/Marinir serta
Batalyon Provos Korps Marinir didirikan berdasarkan surat Keputusan Komandan Korps Marinir No. Skep/19/II/1985 Tanggal 11 Maret 1985 tentang organisasi dan prosedur Korps Marinir. Korps Marinir selanjutnya berdasarkan keputusan Komandan Korps Marinir No. Skep/136/III/1994 Tanggal 25 Maret 1994 tentang perubahan penyebutan Satprovmar menjadi Batalyon Provos Korps Marinir. Dan terakhir sesuai dengan surat keputusan Komandan Korps Marinir No. Skep/227/III/2004 Tanggal 12 Maret 2004 sebutan Batalyon ini berubah menjadi Batalyon Provos 1/Marinir di Surabaya dan Batalyon Provos 2/Marinir di Jakarta.
Batalyon Provos Korps Marinir merupakan salah satu satuan pelaksana di ngkungan Resimen Bantuan Tempur Pasmar. Yang mempunyai tugas pokok membina dan menyiapkan kekuatan serta pembinaan kemampuan unsur Provos guna pelaksanaan tugas bantuan Provos dalam rangka pelaksanaan operasi amfibi, oleh satuan TNI AL dan operasi hamkam lainya. Provos merupakan pembantu pimpinan atau satuan dalam rangka menyelengarakan penegakan hukum, ketertipan dan disiplin. Disamping itu, Provos juga merupakan satuan pembantu Ankum dalam rangka penyelidikan perkara terhadap personil yang melakukan tindak pidana yang terjadi di dalam Markas, satuan dan kesatrian.
Sumber Kutipan : Wikipedia
Logo Batalyon Perbekalan dan Peralatan ( Yon Bekpal ) 2 Marinir - Turangga Cakti
Request logo By Novi Alim Murdani
Berikut adalah lambang / Logo Batalyon Perbekalan dan Peralatan ( YonBekpal ) 2 Marinir.
Pembagian Satuan Korps Marinir
Saat ini kekuatan Korps Marinir TNI AL terbagi menjadi 2 Pasukan Marinir (Pasmar I dan Pasmar II) yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan Perwira Tinggi Marinir Bintang Satu (Brigjen TNI Marinir). Setiap Pasmar membawahi Brigade Infanteri Marinir, Resimen Bantuan Tempur Marinir (Menbanpurmar), Resimen Artileri Marinir (Menartmar) dan Resimen Kavaleri Marinir (Menkavmar). Brigade Infanteri Marinir yang ada sekarang 3 Brigade melingkupi 9 Batalyon Infanteri Marinir.
- Pasukan Marinir 1, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo
- Brigade Infanteri 1/Marinir, berkedudukan di Sidoarjo
- Batalyon Infanteri 1/Marinir
- Batalyon Infanteri 3/Marinir
- Batalyon Infanteri 5/Marinir
- Resimen Artileri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Artileri 3/Marinir
- Batalyon Arhanud 1/Marinir
- Batalyon Howitzer 1/Marinir
- Batalyon Roket 1/Marinir
- Resimen Kavaleri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Ranratfib 1/Marinir
- Batalyon Tankfib 1/Marinir
- Batalyon Kapa 1/Marinir
- Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Angmor 1/Marinir
- Batalyon Komlek 1/Marinir
- Batalyon Bekpal 1/Marinir
- Batalyon Zeni 1/Marinir
- Batalyon Kesehatan 1/Marinir
- Batalyon Provoost 1/Marinir
- Pangkalan Marinir Surabaya membawahi :
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan V
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IX
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan X
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XI
- Pasukan Marinir 2, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan
- Brigade Infanteri 2/Marinir, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan.
- Batalyon Infanteri 2/Marinir
- Batalyon Infanteri 4/Marinir
- Batalyon Infanteri 6/Marinir
- Resimen Artileri 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Arhanud 2/Marinir
- Batalyon Howitzer 2/Marinir
- Batalyon Roket 2/Marinir
- Resimen Kavaleri 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Ranratfib 2/Marinir
- Batalyon Tankfib 2/Marinir
- Batalyon Kapa 2 Marinir
- Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Angmor 2/Marinir
- Batalyon Komlek 2/Marinir
- Batalyon Bekpal 2/Marinir
- Batalyon Zeni 1/Marinir
- Batalyon Kesehatan 2/Marinir
- Batalyon Provoost 2/Marinir
- Pangkalan Marinir Jakarta membawahi :
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan II
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan III
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IV
- Brigade Infanteri 3/Marinir, berkedudukan di Piabung, Lampung.
- Batalyon Infanteri 7/Marinir
- Batalyon Infanteri 8/Marinir
- Batalyon Infanteri 9/Marinir
- Regu Pandu Tempur
- Batalyon Intai Amfibi, Pasukan khusus Pasmar 1 Marinir
- Batalyon Intai Amfibi, Pasukan khusus Pasmar 2 Marinir
- Detasemen Jala Mengkara, Pasukan Khusus Taifib & Kopaska
- Komando Latih Marinir membawahi :
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 01/
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 02/
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 03/Grati, Pasuruan
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 04/Purboyo, Malang
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 05/Baluran, Situbondo
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 06/Antralina, Sukabumi
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 07/
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 08/
- Pusat Latihan Pendarat Amfibi & Kesiapan Tempur
- Pusat Latihan Pasukan Pendarat (Puslatpasrat)
- Pusat Latihan Pasukan Khussus (Puslatsus)
- Komando Pendidikan Marinir Kobangdikal membawahi :
- Pusat Pendidikan Infanteri Marinir
- Pusat Pendidikan Artileri Marinir
- Pusat Pendidikan Kavaleri Marinir
- Pusat Pendidikan Bantuan Tempur Marinir
Sumber kutipan : Wikipedia
Logo Resimen Kavaleri ( Menkav ) 1 / Marinir - Satya Bhakti Bajra Yudha
Request Logo by Novi Alim Murdani
Resimen Kavaleri 1/Marinir atau Menkav 1/Mar adalah salah satu Komando Pelaksana (Kolak) dari Pasukan Marinir 1 yang bermarkas di Semarung, Ujung, Surabaya dan mempunyai peran penting sebagai satuan tempur baik dalam operasi militer maupun latihan khussusnya sebagai unsur satuan pemukul dan pendarat dalam suatu operasi pendaratan.
Tugas Pokok
Tugas Pokok Resimen Kavaleri 1/Marinir, Membina kemampuan dan menyiapkan unsur unsur Kavaleri Korps Marinir guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pantai, operasi tempur dll.
Struktur
Resimen Kavaleri 1/Marinir dalam struktur organisasi dipimpin oleh seorang Perwira Menengah (Pamen) dengan pangkat Kolonel dan membawahi 3 Satuan Pelaksana (Satlak) antara lain :
- Batalyon Tank Amfibi 1 bermarkas di Karangpilang, Surabaya
- Batalyon Ranratfib 1 bermarkas di Ujung, Surabaya
- Batalyon Kapa 1 bermarkas di Ujung, Surabaya
Saat ini Menkav 1/Mar Mengoprasikan berbagai jenis Ranpur diantaranya :
- Yontankfib 1/Mar mengoperasikan :
- PT-76
- PT-76 (M)
- AMK-10 PAC 90
- BRDM-1
- Panser BTR-80A
- BMP-3F
- Yonrantankfib 1/Mar mengoperasikan :
- BTR-50
- AMX-10 P
- BVP-2
- KAAV7A1
- Yonkapa 1/Mar mengoperasikan :
- KAPA/K-61
- KAPA/PTS-10 dan PTS-10 di nobatkan sebagai kendaraan angkut amfibi terbesar milik Korps Marinir TNI AL.
Sejarah
Sebelum menjadi Resimen Kavaleri 1/Marinir, satuan ini bergabung dengan Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) sampai tahun 2000. Resimen Kavaleri 1/Marinir secara resmi berdiri berdasarkan Surat Panglima TNI No: R/22-OW 16/1/Sru Tanggal 23 Januari 2001. Tentang persetujuan pembentukan Pasmar 1, yang di tinjaklanjuti oleh keputusan Kasal No. Kep/O/III/2001 Tanggal 21 Maret 2001. Tetang Likuidasi Brigif 1 Mar, Menbanpurmar, Menbanminmar, dan Pembentukan Pasmar 1 serta Brigmar BS. dan ditetapkan tanggal, 22 Maret 2001 sebagai Hari berdirinya Resimen Kavaleri 1/Marinir.
Artikel di kutip dari Wikipedia
Logo Brigade Infanteri ( Brigif ) 1 / Marinir - Siaga Dharma Samudera
Request Logo by Novi Alim Murdani
Brigade Infanteri 1/Marinir atau Brigif 1/Mar adalah salah satu Komando Pelaksana (Kolak) dari Pasukan Marinir 1 yang bermarkas di Sidoarjo, Jawa Timur. Brigade Infanteri 1 Marinir merupakan salah satu kekuatan inti Pasukan Marinir 1 dalam mendinamisasikan tugas, fungsi dan peranannya, baik sebagai salah satu komponen pembangunan bangsa. ”Sebagai inti kekuatan pasukan pendarat Amfibi, Brigif I Mar mengemban misi pembinaan dan penggunaan kekuatan dalam bidang pembinaan Brigif I Marinir memiliki pokok membina kemampuan sebagai pasukan pendarat amfibi. Sedangkan dalam penggunaan kekuatan Brigif I Marinir bertugas melaksanakan pengamanan dalam negeri, operasi pendaratan amfibi, operasi pengamanan pantai serta pulau terluar strategis wilayah Indonesia,”.
Sejarah
Brigade Infanteri-1/Marinir lahir pada tanggal 17 Januari 1963 dengan nama awal "Pasukan Komando Armada Satu" yang berkedudukan di Surabaya dengan membawahi tiga batalyon yaitu Batalyon Infanteri-1 Marinir, Batalyon Infanteri-3 Marinir dan Batalyon Infanteri- 5 Marinir. Pada tanggal 17 Januari 1979, nama Pasukan Komando Armada Satu berubah menjadi "Brigade Infanteri-1/Marinir" dengan dasar Skep Dankormar No. Skep /14/IV/1979 tanggal 17 April 1979, lalu pada tahun 1987 Mako Brigade Infanteri-1/Marinir mulai menempati tempat baru di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Tanggal 17 Januari 2013, Brigif-1 Marinir genap berusia 50 tahun, dalam kurun waktu 50 tahun tersebut, Brigif-1 Marinir telah mengalami pergantian pejabat Komandan Brigif-1 Marinir sebanyak 27 orang, saat ini Komandan Brigif-1 Marinir dijabat oleh Kolonel Marinir Markos.
Struktur
Brigade Infanter 1/Marinir dalam struktur organisasi dipimpin oleh seorang Perwira Menengah (Pamen) dengan pangkat Kolonel dan membawahi 3 Satuan Pelaksana (Satlak) antara lain :
- Batalyon Infanteri 1/Marinir
- Batalyon Infanteri 3/Marinir
- Batalyon Infanteri 5/Marinir
Logo Pangkalan Udara ( Lanud ) TNI Angkatan Laut Juanda
Request Logo by Novi Alim Murdani
Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) yang kini telah ditingkatkan statusnya dari Dinas Penerbangan TNI-AL (Dispenerbal) adalah salah satu bagian Badan Pelaksana Pusat TNI-AL. Puspenerbal selaku Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabesal, merupakan pusat pembinaan terhadap satuan-satuan Penerbangan TNI Angkatan Laut di bidang personel maupun kesiapan unsur-unsur udara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puspenerbal mengemban fungsi penerbangan yang meliputi: Pengintaian Udara Taktis, Anti Kapal Atas Permukaan Air, Anti Kapal Selam, Pendaratan Pasukan Pendarat (Pasrat) Lintas Helikopter, dukungan Logistik Cepat, Patroli Maritim, Operasi Tempur Laut, serta penyelenggaraan fungsi pembinaan materiil Penerbangan Angkatan Laut.
Pangkalan Udara
- Lanudal Sabang (Maimun Saleh), Sabang
- Lanudal Juanda, Surabaya
- Lanudal El Tari, Kupang
- Lanudal Tanjungpinang (Raja haji Fisabilillah), Tanjung Pinang - Kepulauan Riau
- Lanudal Manado (Sam Ratulangi), Manado
- Lanudal Frans Kaisiepo, Biak
- Lanudal Matak, Kepulauan Anambas
- Lanudal Langgur, Kepulauan Kai
- Lanudal Laut Cina Selatan
- Lanudal Grati, Pasuruan
Logo Persit TNI Angkatan Udara ( AU ) Ardhya Pia Garini
Request logo by Novi Alim Murdani
Berikut adalah logo dari persatuan Istri Prajurit ( Persit ) Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) Angkatan udara ( AU ). Persit adalah sebuah organisasi sebagai wadah untuk mengembangkan cita - cita istri anggota Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) Angkatan Darat. Perjuanagn Persit Kartika Chandra Kirana laksana sinar Hyang Kartika dan Hyang Chandra yang menerangi, menghiasi angkasa dan menyinari kehidupan serta memberikan petunjuk alami kepada umat manusia. Oleh sebab itu Persit Kartika Chandra Kirana berkewajiban menempa para anggota menjadi insane yang berguna bagi keluarga dan TNI Angkatan Darat khususnya, Negara dan bangsa pada umumnya serta dalam melaksanakan tugas selalu berpedoman pada kebajikan dan kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar